Setiap perusahaan harus memiliki skill komunikasi berkelanjutan. Brand harus memiliki teknik komunikasi berkelanjutan agar dapat membangun hubungan jangka panjang dengan audiens, menjaga loyalitas pelanggan, dan memperkuat citra merek.
Dengan komunikasi yang konsisten, brand dapat terus menyampaikan nilai, visi, dan inovasi mereka kepada pelanggan.
Teknik komunikasi berkelanjutan juga memungkinkan brand untuk merespons tren pasar, menjawab kebutuhan pelanggan secara real-time, serta menciptakan keterlibatan yang lebih mendalam.
Selain itu, brand yang aktif berkomunikasi secara berkelanjutan dapat mempertahankan relevansi di tengah persaingan dan membangun kepercayaan yang lebih kuat dalam jangka panjang.
Materi ini menjadi suatu pembahasan menarik dalam World Public Relations Forum (WPRF) 2024 di Bali. Selengkapnya baca artikel ini sampai selesai.
Pedoman Komunikasi Berkelanjutan
Menerapkan komunikasi keberlanjutan yang efektif membutuhkan transparansi, konsistensi, dan tindakan nyata. Setiap organisasi harus berkomitmen untuk membangun kepercayaan dengan pemangku kepentingan melalui komunikasi yang jelas dan bertanggung jawab.
Berikut adalah sepuluh pedoman utama dalam komunikasi keberlanjutan:
1. Autentik, Jujur dan Bertanggung Jawab
Dalam mengkomunikasikan pesan, harus sesuai pada fakta dan nilai inti perusahaan. Sehingga, organisasi perlu menghindari klaim berlebihan atau manipulatif yang dapat merusak kredibilitas jangka panjang.
Kejujuran dalam komunikasi menciptakan hubungan yang lebih kuat dengan konsumen dan mitra bisnis.
2. Konsistensi Dengan Etika dan Budaya Perusahaan
Organisasi harus memastikan bahwa strategi komunikasi selaras dengan etika dan budaya yang mereka junjung. Sebab, konsistensi ini membantu membangun identitas merek yang kuat. Sekaligus, memastikan bahwa semua pemangku kepentingan menerima pesan yang seragam tanpa adanya kontradiksi.
3. Hubungan yang Responsif
Komunikasi bukan hanya tentang menyampaikan pesan tetapi juga mendengarkan. Dalam hal ini, organisasi harus secara aktif merespons umpan balik dari pelanggan, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dengan membangun interaksi dua arah, perusahaan dapat memahami kebutuhan masyarakat dan meningkatkan pendekatan keberlanjutannya.
4. Informasi yang Jujur dan Transparan
Transparansi adalah kunci dalam komunikasi keberlanjutan. Organisasi harus membuka informasi yang relevan tentang dampak lingkungan dan sosial dari operasi mereka.
Dengan demikian, masyarakat dapat menilai komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan secara objektif.
5. Klaim Berkelanjutan Dengan Bukti
Setiap klaim terkait keberlanjutan harus memiliki dasar yang kuat. Setiap perusahaan perlu menyediakan data dan penelitian yang mendukung pernyataan agar masyarakat tidak berpikir hanya sekadar strategi pemasaran atau formalitas saja.
Kesimpulannya, tanpa bukti yang jelas, komunikasi keberlanjutan bisa kehilangan kepercayaan publik.
6. Hindari Greenwashing
Perusahaan tidak boleh membuat klaim yang tidak sesuai dengan kenyataan hanya demi terlihat ramah lingkungan.
Menghindari greenwashing sangat penting untuk membangun reputasi yang baik dan memastikan bahwa setiap inisiatif keberlanjutan benar-benar memberikan dampak positif.
7. Gunakan Bahasa yang Jelas
Semua orang harus saling memahami teknik dan komunikasi berkelanjutan. Organisasi perlu menggunakan bahasa yang jelas dan mudah memahami pesan, tanpa kesalahpahaman atau ambiguitas. Kesimpulannya, harus ada komunikasi yang terstruktur dalam menyampaikan sebuah pesan. Tujuannya, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
8. Informasi yang Kredibel
Media memainkan peran penting dalam menyebarluaskan pesan keberlanjutan. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa setiap informasi yang mereka berikan kepada media adalah akurat, berdasarkan fakta, dan dapat diverifikasi untuk menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan.
9. Komunikasi Berkelanjutan dan Pendidikan
Organisasi harus mengambil peran aktif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang keberlanjutan. Program edukasi dan kampanye yang mendukung dapat membantu membangun budaya keberlanjutan yang lebih luas dan berdampak jangka panjang.
10. Tegaskan Dengan Tindakan Nyata
Komitmen terhadap keberlanjutan tidak cukup hanya dalam kata-kata; organisasi harus membuktikannya dengan tindakan nyata.
Melalui kebijakan internal yang konkret dan keterlibatan aktif dalam proyek keberlanjutan, perusahaan dapat menunjukkan komitmen mereka secara langsung kepada publik.
Dengan mengikuti sepuluh pedoman ini, organisasi dapat menciptakan komunikasi keberlanjutan yang efektif, membangun kepercayaan publik, serta berkontribusi pada masa depan yang lebih baik bagi lingkungan dan masyarakat.
Sustainability dan Greenwashing
Keberlanjutan menjadi perhatian utama bagi banyak perusahaan, tetapi dalam praktiknya, beberapa organisasi justru terjebak dalam praktik greenwashing.
Greenwashing terjadi ketika perusahaan melebih-lebihkan atau memanipulasi klaim keberlanjutan mereka untuk meningkatkan citra tanpa melakukan perubahan nyata yang berdampak positif.
1. Elemen Penting Komunikasi Berkelanjutan
Perusahaan harus membangun komunikasi keberlanjutan yang didasarkan pada transparansi, akuntabilitas, dan keterlibatan aktif dengan pemangku kepentingan. Keaslian dan komunikasi yang bertanggung jawab sangat penting untuk menciptakan kepercayaan.
Selain itu, komunikasi etis memastikan bahwa pesan yang disampaikan mencerminkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan, bukan sekadar strategi pemasaran.
2. Peran PR Dalam Komunikasi Berkelanjutan
Divisi hubungan masyarakat (PR) memiliki peran penting dalam memastikan bahwa komunikasi keberlanjutan tidak hanya menjadi alat promosi. Perusahaan harus menghindari klaim yang terlalu umum atau tidak jelas serta mengutamakan komitmen yang nyata.
Alih-alih hanya menyampaikan cerita yang menguntungkan, organisasi perlu menghadirkan pandangan yang holistik tentang upaya mereka. Mengurangi penekanan pada aspek kosmetik dan lebih fokus pada akuntabilitas akan meningkatkan kredibilitas. Transparansi yang konsisten, keaslian dalam penyampaian, serta kolaborasi dengan pihak eksternal dapat memperkuat upaya keberlanjutan yang dijalankan.
3. Tantangan Dalam Mewujudkan Komunikasi Berkelanjutan
Perusahaan menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai keberlanjutan. Salah satunya adalah kesenjangan keterampilan, yang menghambat implementasi strategi berkelanjutan secara efektif.
Selain itu, keseimbangan antara fokus jangka pendek dan jangka panjang sering menjadi dilema, karena banyak perusahaan lebih mengutamakan keuntungan cepat dibandingkan investasi dalam keberlanjutan jangka panjang.
Kendala lainnya mencakup kesulitan menyeimbangkan profitabilitas dengan tujuan keberlanjutan, kurangnya regulasi yang jelas dan konsisten, serta tantangan dalam rantai pasok berkelanjutan.
Selain itu, perubahan preferensi konsumen menuntut perusahaan untuk terus beradaptasi. Keterlibatan karyawan dan budaya perusahaan juga memainkan peran besar dalam menentukan kesuksesan inisiatif keberlanjutan. Investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D) menjadi kunci utama untuk menciptakan inovasi yang benar-benar berdampak.
4. Dampak negatif Greenwashing
Ketika perusahaan melakukan greenwashing, dampaknya bisa sangat merugikan. Kepercayaan konsumen menurun drastis karena mereka merasa tertipu oleh klaim palsu.
Selain itu, reputasi perusahaan bisa tercoreng, menyebabkan penurunan loyalitas pelanggan. Risiko hukum dan regulasi juga meningkat karena otoritas semakin ketat dalam mengawasi klaim keberlanjutan yang tidak terbukti.
Akibatnya, upaya keberlanjutan yang sebenarnya menjadi lemah dan kehilangan kredibilitas di mata publik.
Keberlanjutan harus didasarkan pada tindakan nyata, bukan sekadar janji atau strategi pemasaran. Perusahaan perlu berkomitmen pada transparansi, akuntabilitas, dan inovasi yang berkelanjutan.
Dengan membangun komunikasi yang autentik dan menghindari greenwashing, organisasi dapat berkontribusi secara positif bagi lingkungan sekaligus mempertahankan kepercayaan masyarakat.
Artikel tersebut merupakan ringkasan Komunikasi berkelanjutan dalam kegiatan World Public Relations Forum (WPRF) 2024. Selamat mencoba!