Dalam era digitalisasi, Gen Z banyak yang ingin meniti karir UI/UX Designer. Hal ini dibahas dalam program ION bersama Hilga Damayanti, UI/UX Designer Jagoan Hosting.
Selengkapnya, baca artikel ini.
Bedanya UI/UX Designer
UI (User Interface) designer dan UX (User Experience) designer memiliki peran yang berbeda namun saling terkait dalam pengembangan produk digital. UI designer fokus pada aspek visual dan interaktif dari sebuah produk, seperti tata letak, warna, tipografi, ikon, dan elemen visual lainnya untuk memastikan tampilan yang menarik dan konsisten.
Mereka bertanggung jawab untuk merancang antarmuka yang estetis dan intuitif. Sementara itu, UX designer lebih memperhatikan keseluruhan pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk. Mereka melakukan riset pengguna, membuat wireframes, dan prototipe untuk menguji alur dan kegunaan produk.
Tugas utama mereka adalah memastikan produk mudah digunakan, efisien, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Singkatnya, UI designer bekerja pada “kulit” produk, sedangkan UX designer fokus pada “kerangka dan fungsionalitas” produk.
Tips Develop Produk Dengan UI/UX
Front-end dan back-end development mengikuti desain UI/UX, namun desain UI/UX juga mempertimbangkan batasan dan kemampuan teknologi yang digunakan oleh front-end dan back-end.
Proses ini dimulai dengan UX designer yang merancang alur pengguna dan pengalaman keseluruhan, kemudian UI designer yang mengembangkan elemen visual berdasarkan rancangan UX tersebut.
Setelah desain UI/UX selesai, front-end developer mengimplementasikan desain tersebut menjadi antarmuka pengguna yang dapat diakses dan digunakan, sementara back-end developer mengembangkan logika dan fungsi di balik layar untuk mendukung interaksi pengguna.
Meskipun desain UI/UX memimpin arah pengembangan, kolaborasi erat antara desainer dan developer diperlukan untuk memastikan bahwa desain yang dihasilkan dapat diimplementasikan secara teknis dan berfungsi dengan baik.
Punya Kreativitas Tinggi
Sebagai pemula yang ingin belajar UI design, beberapa kesulitan yang mungkin dirasakan termasuk memahami prinsip desain dasar seperti teori warna, tipografi, dan tata letak, serta keterampilan teknis dalam menggunakan alat desain seperti Adobe XD, Sketch, atau Figma. Kurangnya pengalaman dan portofolio yang solid juga bisa menjadi tantangan.
Namun, kreativitas bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan dalam UI design. Pemahaman tentang prinsip desain, kemampuan untuk memecahkan masalah, dan perhatian terhadap detail sama pentingnya.
Banyak aspek UI design yang dapat dipelajari dan ditingkatkan melalui latihan, studi kasus, dan feedback dari komunitas desain. Oleh karena itu, meskipun seseorang mungkin merasa kurang kreatif, dengan dedikasi dan kemauan untuk belajar, mereka masih bisa menjadi UI designer yang sukses.
Untuk menjadi UI/UX designer yang sukses, mulailah dengan memahami dasar-dasar desain dan prinsip-prinsip pengalaman pengguna. Pelajari alat-alat desain populer seperti Figma, Sketch, atau Adobe XD untuk menguasai keterampilan teknis yang diperlukan.
Perbanyak latihan dengan membuat proyek-proyek kecil, seperti mendesain ulang aplikasi atau situs web yang sudah ada. Ikuti kursus online dan baca buku atau artikel terkait UI/UX untuk memperluas pengetahuan.
Aktif dalam komunitas desain untuk mendapatkan feedback, berkolaborasi, dan belajar dari desainer lain. Jangan ragu untuk meminta umpan balik dan terus memperbaiki portofolio. Selalu berfokus pada kebutuhan pengguna, lakukan riset pengguna, dan uji desain untuk memastikan bahwa solusi yang dibuat tidak hanya menarik secara visual tetapi juga fungsional dan mudah digunakan.
Artikel tersebut merupakan ringkasan karir UI/UX Designer. Ikuti selalu kegiatan kami.