4 Rekomendasi AI Pendukung Manajemen Risiko di Era Digital

Photo of author
Written By ngalup

Artikel ini telah diterbitkan oleh
Ngalup Collaborative Network.

Highlights
  • Manajemen risiko di era digital membantu perusahaan mengenali, menganalisis dan mengendalikan risiko dengan lebih cepat dan akurat.
  • Risiko yang perlu dikelola beragam, misalnya operasional, kepatuhan hingga teknologi, dan memerlukan proses mitigasi yang sistematis.
  • Ai mendukung pengelolaan risiko lewat analisis data hingga prediksi tren, serta rekomendasi aplikasi seperti OneTrust dan Anaconda.

    Di era digital, manajemen risiko menjadi penting bagi perusahaan dan profesional untuk menghadapi ketidakpastian dan dinamika bisnis. Karena, banyak perusahaan kesulitan menangani data yang melimpah dan risiko yang sulit diprediksi.

    Oleh karena itu, kecerdasan buatan (AI) menjadi alat bantu dalam mengatasi masalah ini, dengan analisis data lebih cepat, prediksi risiko lebih akurat dan pengambilan keputusan yang lebih strategis.

    Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu manajemen risiko di era digital, jenis-jenis resikonya, prosesnya, serta peran AI dan rekomendasi AI terbaik untuk mendukung pengelolaan risiko.

    Apa Itu Manajemen Risiko di Era Digital?

    Manajemen risiko adalah proses aktif untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan berbagai risiko keuangan, hukum, strategis, hingga keamanan yang dihadapi perusahaan.

    Namun, di tengah perkembangan teknologi, risiko bisnis kini semakin kompleks, mulai dari ancaman siber, kebocoran data, hingga tingginya ketergantungan pada sistem digital.

    Oleh karena itu, tujuan manajemen risiko adalah mengantisipasi berbagai ancaman tersebut sekaligus mengurangi dampak potensialnya terhadap bisnis maupun usaha.

    Jenis-Jenis Risiko yang Perlu Dikelola

    Dalam praktiknya, perusahaan perlu mengelola berbagai jenis risiko secara sistematis agar aktivitas bisnis tetap berjalan stabil. Berikut jenis-jenis risiko yang perlu dikelola dalam pengelolaan risiko di era digital, yaitu:

    • Risiko keuangan: mencakup perubahan kondisi pasar, suku bunga, nilai tukar, serta faktor ekonomi lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis.
    • Risiko operasional: mencakup ancaman internal (kesalahan manusia, teknologi dan sistem gagal) dan eksternal (bencana alam atau geopolitik tidak stabil).
    • Risiko keamanan siber: berkaitan dengan pelanggaran data, serangan siber upaya phishing, serta akses tidak sah ke sistem atau informasi perusahaan.
    • Risiko strategis: timbul ketika perusahaan mengambil keputusan bisnis yang kurang efektif atau lambat merespon perkembangan teknologi.
    • Risiko kepatuhan: terjadi saat perusahaan tidak mematuhi hukum, peraturan, dan standar yang berlaku.
    • Risiko reputasi: muncul ketika citra perusahaan menurun akibat publisitas negatif atau ketidakpuasan pelanggan.

    Proses Manajemen Risiko di Era Digital

    Setelah mengenali jenis-jenis risiko, perusahaan perlu menerapkan proses pengelolaan risiko agar setiap potensi masalah dapat ditangani secara sistematis dan terukur. Adapun proses tersebut meliputi:

    • Pada tahap awal, perusahaan melakukan identifikasi risiko dengan memetakan potensi ancaman terhadap operasional dan sumber daya manusia.
    • Selanjutnya, melakukan penilaian risiko untuk menganalisis tingkat kemungkinan dan dampak dari setiap risiko.
    • Berdasarkan hasil tersebut, perusahaan menentukan prioritas risiko, baik yang tergolong rendah maupun tinggi.
    • Kemudian, perusahaan menerapkan mitigasi risiko melalui strategi pengendalian yang sesuai.
    • Terakhir, akan dilakukan pemantauan risiko sebagai proses berkelanjutan terhadap perubahan kondisi dan teknologi.

    Peran Kecerdasan Buatan dalam Manajemen Risiko

    Kecerdasan buatan (AI) berperan penting dalam pengelolaan risiko dengan meningkatkan akurasi analisis dan mempercepat pengambilan keputusan. Selain itu, AI juga dapat membuka peluang pertumbuhan yang lebih terukur.

    Berikut beberapa peran utama AI dalam mendukung pengelolaan ini:

    1. Analisis Data Tidak Terstruktur

    AI memanfaatkan pemrosesan bahasa alami NLP (Natural Language Processing) untuk membaca dan menganalisis dokumen, tabel, spreadsheet, hingga transkrip. Misalnya, dapat membantu agen layanan pelanggan memahami kebutuhan penelepon secara real-time.

    2. Analisis Prediktif Berbasis Data Historis

    AI menggunakan model pembelajaran mesin untuk mengekstrak tren, pola, dan perilaku yang berguna dalam memprediksi potensi risiko di masa depan. Contohnya, lembaga keuangan atau perusahaan asuransi memanfaatkan AI untuk mendeteksi anomali dan pola transaksi mencurigakan.

    3. Integrasi Data dari Berbagai Sumber

    AI membantu tim risiko dan penjaminan mutu dengan mengumpulkan serta mengolah data dari sumber internal maupun eksternal secara terpusat. Misalnya, e-commerce menggabungkan data transaksi dan perilaku pengguna untuk memantau operasional.

    4. Pengembangan Program Audit Berbasis AI

    Perusahaan dapat memanfaatkan LLM (Large Language Models), contohnya ChatGBT atau Microsoft Copilot untuk menyusun dan mengembangkan program audit secara lebih adaptif.

    5. Keamanan Siber

    Perusahaan dapat menggunakan AI untuk meningkatkan keamanan operasional. Misalnya, sistem berbasis AI dapat memantau lalu lintas jaringan untuk potensi ancaman atau mengenali jenis malware baru.

    Rekomendasi AI Pendukung Manajemen Risiko

    Berikut beberapa aplikasi atau platform yang bisa membantu menerapkan AI secara praktis dalam mengelola risiko, yaitu:

    1. OneTrust

    Platform ini dirancang untuk tata kelola AI dan kepatuhan privasi, serta membantu mencegah penyalahgunaan data. OneTrust fokus pada risiko pihak ketiga, tata kelola data, privasi, dan etika.

    Keunggulan:

    • Antarmuka pengguna mudah dipahami.
    • Fitur untuk mengukur dan menindaklanjuti risiko.

    Tantangan:

    • Proses penerapan tergolong kompleks.

    2. Anaconda

    Anaconda merupakan platform open-source berbasis Python dan R untuk data science dan machine learning. Platform ini memudahkan manajemen paket serta penyebaran proyek AI dengan fitur, contohnya Anaconda Navigator dan Conda.

    Kelebihan:

    • Instalasi cepat dan mudah karena ada paket pra-instal dan navigator GUI.
    • Memfasilitasi kolaborasi melalui Anaconda Cloud.

    Tantangan:

    • File instalasi cukup besar.

    3. Vanta

    Vanta membantu startup mengelola keamanan dan kepatuhan, termasuk SOC 2, ISO 270001, GDPR. Platform ini juga menghemat waktu dan sumber daya seiring pertumbuhan bisnis.

    Keunggulan:

    • Mengotomatisasi tugas untuk efisiensi waktu.
    • Memperluas keamanan dan kepatuhan seiring skala bisnis.

    Tantangan: 

    • Rentan terhadap potensi risiko keamanan siber atau manipulasi sistem.
    • Memerlukan tenaga professional.

    4. Document Crunch

    Document Crunch dirancang untuk industri konstruksi. Platform ini memfokuskan analisis pada informasi penting dan potensi risiko, misalnya dokumen kontrak, spesifikasi dan RFP (Request for Proposal).

    Keunggulan:

    • Analisis dokumen lebih relevan dan akurat.
    • Mempercepat peninjauan sambil menjaga standar.

    Tantangan:

    • Tidak cocok untuk industri lain.
    • Kinerja bergantung pada kualitas data input dan kemampuan AI.

    FAQ

    Apa saja tantangan dalam pengelolaan risiko?

    Tantangan utama meliputi meningkatnya pengeluaran awal, kebutuhan untuk memperkuat tata kelola risiko, serta mencapai kesepakatan mengenai tingkat keparahan risiko dan cara penanganannya.

    Apa perbedaan antara manajemen risiko AI dan tata kelola AI?

    Tata kelola AI menetapkan kebijakan dan struktur untuk memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab. Sementara itu, manajemen risiko AI fokus pada penilaian praktis dan mitigasi risiko spesifik yang terkait dengan penggunaan AI. 

    Siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan risiko di suatu perusahaan?

    Biasanya tanggung jawab dipegang oleh tim risiko, kepatuhan dan ilmu data dengan dukungan dari pemangku kepentingan di bidang privasi, hukum dan teknik.

    Dorong Daya Saing Profesional Digital Lewat Sertifikasi Manajemen Risiko

    Ditengah perubahan dunia kerja digital yang cepat, peningkatan kompetensi menjadi hal penting bagi profesional. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mengikuti sertifikasi manajemen risiko.

    Sertifikasi manajemen membantu profesional digital lebih siap menghadapi tantangan kerja yang terus berubah. Dengan pemahaman risiko yang baik, kamu jadi lebih percaya diri dalam mengambil keputusan dan mengelola potensi masalah sejak awal.

    Oleh karena itu, jika kamu ingin belajar lebih jauh tentang pengelolaan risiko dan pengembangan skill digital. Kunjungi Ngalup.co sebagai referensi insight, artikel, dan program yang relevan untuk masa depanmu.