MBKM Polinema membuka peluang luas bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus dan mengasah keterampilan langsung di dunia industri.
Program ini untuk menciptakan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga siap kerja dan berdaya saing tinggi.
Melalui berbagai skema seperti magang, studi independen, dan kampus mengajar,
Polinema membekali mahasiswa dengan pengalaman nyata yang relevan dengan kebutuhan dunia profesional.
Mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu, tetapi juga jaringan dan pemahaman langsung tentang dinamika kerja sesungguhnya.
Dengan semangat Merdeka Belajar, MBKM Polinema menjadi jembatan strategis antara dunia pendidikan dan industri.
Tentang MBKM Polinema
MBKM Polinema hadir sebagai jawaban atas tantangan besar dalam bidang kewirausahaan.
Berdasarkan data terbaru, rasio entrepreneur di Indonesia baru mencapai 3,1 persen dari total populasi, atau sekitar 8,06 juta orang.
Angka ini masih jauh dari ideal. Untuk menjadi negara maju, membutuhkan minimal 14 persen pelaku usaha dari seluruh penduduk.
Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia masih perlu mendorong lebih banyak generasi muda untuk terjun ke dunia bisnis.
Perbandingan dengan negara tetangga, rasio wirausaha Indonesia juga tertinggal. Singapura telah mencapai angka 7 persen,
sementara Malaysia berada di angka 5 persen.
Namun, ada harapan besar. Data menunjukkan bahwa 36 persen anak muda Indonesia dan 88 persen Gen Z tertarik menjadi entrepreneur.
Bahkan, 34 persen sudah memulai usaha sendiri. Kondisi ini menunjukkan potensi besar yang belum sepenuhnya terfasilitasi.
Maka dari itu, MBKM Polinema menggagas program inkubator kewirausahaan untuk mengisi kekosongan tersebut dan menciptakan generasi baru pelaku usaha yang siap bersaing.
Pendekatan Praktis
Program inkubator Polinema melalui skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bertujuan memberikan wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnis mereka.
Tidak hanya berfokus pada teori, program ini menggunakan pendekatan praktis agar mahasiswa bisa belajar langsung dari pengalaman.
Mereka tidak hanya memahami dunia usaha, tapi juga langsung terlibat dalam proses pembentukan dan pengembangan bisnis mereka sendiri.
Agar pelaksanaan program berjalan dengan optimal dan terukur, MBKM Polinema menetapkan sejumlah indikator sebagai panduan.
Tiga indikator utama untuk mengukur keberhasilan program antara lain:
Peluang wirausaha
Sejauh mana mahasiswa mampu melihat peluang bisnis yang relevan dan berdampak nyata.
Kegiatan mentoring
Adanya pendampingan yang intensif dari mentor profesional, baik dari kalangan akademisi maupun praktisi industri.
Project-based learning
Mahasiswa mengerjakan proyek riil, bukan sekadar teori, agar proses pembelajaran lebih aplikatif dan berdampak langsung.
Tahapan Program MBKM Polinema
Terdapat tiga tahapan inti yang saling terintegrasi dalam Program Inkubator Polinema
Setiap tahapan didesain untuk membangun kemampuan mahasiswa secara bertahap dan mendalam.
1. Pemaparan Materi
Tahapan pertama berfokus pada pemberian materi dasar tentang kewirausahaan.
Mahasiswa akan mempelajari cara mengidentifikasi peluang bisnis, menyusun model bisnis, memahami kebutuhan pasar, dan menyusun strategi pemasaran.
Materi disampaikan oleh dosen serta praktisi berpengalaman yang telah sukses membangun usaha.
Sesi ini juga akan membuka wawasan mahasiswa tentang tantangan dan peluang dalam membangun bisnis sejak dini.
2. Prototyping
Setelah memahami dasar-dasar kewirausahaan, mahasiswa diajak untuk langsung mengembangkan produk atau jasa dalam bentuk prototipe.
Proses ini melatih kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan penyelesaian masalah secara konkret.
Mahasiswa akan membentuk tim, menyusun ide, dan mengubahnya menjadi produk awal yang bisa diuji coba.
Tahapan ini menjadi titik awal penting dalam proses validasi ide bisnis yang mereka miliki.
3. Pitching Session
Pada tahap akhir, mahasiswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil prototipe mereka di hadapan panel mentor, praktisi, dan calon investor.
Melalui sesi pitching ini, mahasiswa dilatih untuk menyampaikan nilai bisnis, keunikan produk, dan strategi pengembangan secara singkat, jelas, dan menarik.
Selain melatih kemampuan komunikasi, sesi ini juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan dukungan lanjutan dari pihak eksternal.
Dengan dukungan mentor profesional dan pendekatan project-based learning, mahasiswa tidak hanya belajar, tapi juga membangun.
Inisiatif ini diharapkan mampu mempercepat peningkatan jumlah entrepreneur di Indonesia dan mempersempit gap dengan negara-negara tetangga.
Artikel tersebut merupakan ulasan mengenai program MBKM Polinema. Untuk mengetahui informasi dan program kami lainnya, klik disini.