Mahasiswa menonjolkan keunggulan usahanya dalam Final pitching MBKM Polinema. Mereka melakukan presentasi ini setelah mengikuti berbagai tahapan. Mulai dari pemaparan materi, mentoring, prototyping hingga go to market.
Selengkapnya, baca artikel ini sampai selesai.
Rangkaian Program
Rasio kewirausahaan nasional Indonesia saat ini masih sebesar 3,47 persen, jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dengan rasio 8,6 persen serta Malaysia dan Thailand yang sudah di atas 4 persen.
Padahal, untuk menjadi negara maju pada 2045, Indonesia membutuhkan minimal 4 persen dari populasi penduduknya menjadi wirausaha.
Menyadari hal ini, pemerintah telah mendukung upaya peningkatan kewirausahaan melalui Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2022-2024.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menegaskan bahwa pada 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu dari empat kekuatan ekonomi besar dunia. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi muda untuk menjadi entrepreneur.
Dalam pandangannya, pola pikir mahasiswa harus diubah dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Hal ini sejalan dengan survei yang menunjukkan bahwa 72 persen mahasiswa di Asia Tenggara ingin menjadi pengusaha.
Setiap tahun, terdapat 3,5 juta lulusan pendidikan yang bersaing untuk memasuki dunia kerja, namun hanya 2 juta yang dapat terserap, menyisakan 1,5 juta lulusan tanpa pekerjaan.
Untuk mendukung misi peningkatan rasio kewirausahaan menuju Indonesia Emas 2045, Jurusan Teknik Informasi (JTI) POLINEMA menginisiasi program MBKM Student Entrepreneurship.
Program ini bertujuan untuk memberdayakan dan membimbing potensi muda dengan semangat merealisasikan ide-ide kreatif guna mengisi gap kewirausahaan di Indonesia serta menciptakan entrepreneur baru.
Program ini dirancang dengan kerangka meliputi peluang wirausaha, mentoring mahasiswa oleh praktisi industri, dan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning).
Tahapannya terdiri dari pemaparan materi, mentoring prototipe go-to-market, hingga sesi final pitching.
Program ini menghasilkan berbagai output strategis seperti pembentukan tim dengan peran Hustler, Hipster, dan Hacker; penciptaan Minimum Viable Product (MVP) yang tervalidasi; hingga pengujian MVP di pasar untuk mencapai pendapatan awal (first revenue). Upaya ini menjadi langkah konkret dalam mendukung pencapaian visi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi besar dunia pada 2045.
Final Pitching
Final pitching yang dilakukan mahasiswa dalam program MBKM di POLINEMA merupakan tahapan penting dalam proses pembentukan wirausaha muda. Kegiatan ini bertujuan untuk menguji Minimum Viable Product (MVP) yang telah mereka kembangkan selama program.
Pada tahap ini, mahasiswa mempresentasikan ide bisnis mereka di hadapan panel mentor, praktisi industri, dan pemangku kepentingan lainnya. Melalui presentasi ini, mereka menunjukkan hasil validasi pasar, strategi go-to-market, serta potensi produk atau layanan dalam menciptakan solusi yang relevan bagi konsumen.
Final pitching menjadi momen krusial untuk menghubungkan produk dengan pasar. Mahasiswa tidak hanya berkompetisi, tetapi juga mendapatkan umpan balik dari para ahli untuk memperbaiki strategi bisnis mereka.
Fokus utamanya adalah memastikan bahwa MVP yang mereka buat dapat diterima oleh pasar, sekaligus menghasilkan pendapatan awal (first revenue). Pendekatan ini memberikan pengalaman nyata tentang dinamika dunia usaha, mulai dari membaca kebutuhan pasar hingga mengeksekusi strategi pemasaran yang efektif.
Tahapan ini juga membantu mahasiswa memahami pentingnya komunikasi yang jelas, keberanian mengambil risiko, dan inovasi berkelanjutan.
Dengan demikian, final pitching tidak hanya menjadi penutup program, tetapi juga pijakan awal bagi mahasiswa untuk berkembang menjadi wirausaha yang kompeten dan siap bersaing dalam dunia bisnis nyata.
Artikel tersebut merupakan ringkasan Final pitching MBKM Polinema. Ingin tahu tips dan trik lainnya, ikuti selalu event kami dan baca artikel kami lainnya, yah!