Startup atau perusahaan rintisan, sekarang sudah mulai banyak berkembang khususnya di Indonesia. Perusahaan ini sudah banyak muncul dengan berbagai macam sektor yang berbeda dengan kebutuhan yang berbeda juga. Adanya pandemi saat ini tidak membuat jumlah startup yang menurun, justru mulai banyak bermunculan startup baru dengan bidang atau sektor yang menyesuaikan dengan kondisi saat ini.
Walaupun mungkin ada beberapa sektor startup yang dirasa cukup lemah, namun menurut Ketua Asosiasi Modal Ventura, Jefri R Sirait mengatakan bahwa ada beberapa sektor perusahaan rintisan yang saat ini justru mulai banyak diincar investor karena beberapa kontribusinya saat pandemi. Selain itu, sektor tersebut juga dirasa lebih mampu untuk bertahan pada saat pandemi. Mau tau sektor startup apa saja yang justru banyak diincar investor pada saat pandemi? Berikut daftarnya.
Sektor Startup Yang Mampu Bertahan Saat Pandemi
1. Health-tech (kesehatan)
Sektor pertama yang dirasa mampu untuk bertahan adalah dari sektor kesehatan. Adanya pandemi seperti ini akan sangat meningkatkan kesempatan bagi startup dengan sektor kesehatan atau health-tech untuk tetap bertahan dan mendapatkan modal ventura. Pembatasan sosial lebih memungkinkan masyarakat untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan kesehatan secara online. Kamu tidak perlu datang secara langsung ke rumah sakit, namun sudah bisa mendapatkan pelayanan dokter sampai membeli obat secara online. Kemudahan seperti inilah yang memang sangat dibutuhkan pada saat pandemi.
Banyaknya kebutuhan untuk penggunaan layanan informasi atau kesehatan secara online, memungkinkan untuk startup health-tech menjadi incaran investor. Bahkan sejak adanya pandemi, peningkatan perusahaan rintisan tersebut semakin tinggi menjadi beberapa kali lipat. Hal ini jika dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi.Seperti yang dikutip dari Startup Ranking dimana jumlah startup di Indonesia sampai tahun 2021 ini ada sekitar 2.219 perusahaan. Beberapa contoh perusahaan rintisan di bidang kesehatan yang berkembang di Indonesia seperti, Halodoc yang didirikan oleh Jonathan Sudharta, Alodokter, Klikdokter, Dokter.id, HelloSehat dan banyak lagi.
2. Edu-tech (pendidikan)
Selain bidang kesehatan, bidang pendidikan juga menjadi salah satu bidang yang cukup memiliki dampak yang signifikan karena adanya pandemi. Adanya pandemi ini membuat semua orang berusaha agar bisa mendapatkan pendidikan walau tidak bisa secara langsung datang ke kelas. Hampir semua tingkat pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi, memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara virtual atau daring. Hal inilah yang memungkinkan startup dengan sektor edu-tech memiliki kesempatan atau peluang yang besar untuk lebih berkembang.
Para guru dan juga siswa mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan keadaan tersebut, dengan cara belajar menggunakan berbagai macam perangkat pendidikan yang tersedia. Bahkan sebuah penelitian menyatakan bahwa ada sekitar 55% pelajar di Indonesia yang lulus sekolah masih kekurangan skill untuk memasuki dunia kerja. Disisi lain, perusahaan rintisan juga sedang berlomba untuk memberikan banyak informasi hingga platform yang bisa digunakan untuk menunjang kebutuhan pendidikan. Beberapa contoh startup edutech yang berkembang di Indonesia seperti Ruangguru yang didirikan oleh Belva Devara dan Iman Usman, Quipper, Zenius, Arkademy, HarukaEdu, IndonesiaX, RevoU dan lain sebagainya.
3. Fintech (teknologi finansial)
Sektor startup yang juga banyak berkembang adalah bagian finansial atau keuangan (dibandingkan). Salah satu buktinya adalah China yang menjadi negara dengan pasar ritel e-commerce terbesar dan termaju di dunia. Sektor ini diprediksi menjadi sektor yang cukup tinggi di masa pandemi seperti ini. masyarakat masih banyak juga yang belum tersentuh oleh pelayanan keuangan. Adanya pandemi seperti ini juga membuat hampir semua jenis pembayaran menjadi digital. Dengan begitu juga yang menyebabkan kesempatan pada perusahaan sektor keuangan untuk mengembangkan berbagai macam produknya. Beberapa contoh perusahaan rintisan dengan sektor keuangan seperti Ovo, Dana, Go-Pay, Akulaku, LinkAja dan lain sebagainya.
4. E-Commerce
Ketika pandemi hampir semua orang akan lebih memilih untuk berbelanja atau melakukan transaksi secara online. Salah satunya dengan menggunakan e-commerce atau toko online yang banyak berkembang. Saat ini banyaknya e-commerce bisa menjadi angin segar untuk orang-orang yang membutuhkan barang tanpa harus secara langsung membelinya di toko offline. Sekarang, hanya dengan menggunakan handphone saja, sudah bisa menunjang kebutuhan untuk mendapatkan barang-barang tersebut. E-commerce ini bahkan sudah seperti supermarket masa depan dimana kamu tidak perlu lagi repot jika ingin berbelanja. Hal ini juga yang membuat para investor yakin akan pertumbuhan startup di sektor ini karena tingkat permintaan yang tetap tinggi dikala pandemi. Tokopedia yang didirikan oleh William Tanuwijaya, Bukalapak, Shopee, Lazada dan lainnya adalah salah satu contoh perusahaan rintisan yang bekerja di bidang logistik.
5. Logistik & Ride Hailing
Semakin berkembangnya perusahaan rintisan di bidang e-commerce membuat perusahaan yang juga mengalami peningkatan atau tetap memiliki dampak bagus selama pandemi adalah logistik. Saat ini sudah banyak investor yang mulai tertarik untuk menanamkan modalnya pada berbagai perusahaan logistik yang dinilai menjanjikan. Hal ini karena sebanding dengan peningkatan belanja secara online yang membuat permintaan layanan untuk pengiriman barang juga semakin meningkat. JNE yang didirikan oleh Johari Zein, JNT, NinjaXpress, Si Cepat dan lainnya adalah contoh dari perusahaan rintisan yang bergerak dibidang logistik.
6. Agritech (pertanian)
Indonesia termasuk dalam negara dengan sebagian populasinya bekerja sebagai petani. Bahkan menurut data yang ada, kurang lebih sekitar 37, 77 juta penduduk Indonesia bekerja sebagai petani yang mana lebih besar daripada sektor bisnisnya. Hal inilah yang menjadikan salah satu faktor yang membuat beberapa perusahaan rintisan mengembangkan bisnisnya di bidang pertanian.
Beberapa perusahaan rintisan di bidang ini akan memberikan informasi seputar harga produk-produk pertanian. Bahkan perusahaan rintisan ini juga bisa memberikan sumber informasi bagi para petani untuk mengembangkan atau mencari solusi terkait dengan masalah pertanian dan lainnya. Sayurbox yang didirikan oleh Amanda Susanti, iGrow, Karsa, Eragano, Habibi Garden, TaniHub, dan beberapa jenis lainnya merupakan contoh dari perusahaan rintisan yang berkembang di sektor pertanian.
7. New retail
Sektor startup terakhir yang diprediksi akan banyak diincar oleh investor adalah dari bidang retail. Saat ini banyak perusahaan retail yang mulai mencoba untuk menyesuaikan dengan teknologi. Tujuannya sudah pasti untuk mempermudah bisnis dalam mencapai keuntungan dan menjangkau konsumen yang lebih luas. Secara konsepnya adalah dengan menggunakan beberapa fitur yang sudah pernah diterapkan pada e-commerce sampai ritel secara konvensional.
Bisnis retail ini cukup terdampak dengan adanya pandemi. Hal ini karena kebanyakan industri ini menggunakan metode penjualan secara offline daripada online. Namun dengan adanya sektor ini, diharapkan bisa memberikan sebuah inovasi dan hal yang menjanjikan untuk kamu yang ingin memulai bisnis pada saat pandemi. Beberapa contoh startup dibidang new retail ini seperti Hijup yang didirikan oleh Diajeng Lestari, BerryBenka, Zalora, Bhineka, dan lain sebagainya.
Pandemi memang cukup memberikan dampak yang signifikan dalam berbagai sektor startup yang berkembang di Indonesia. Namun, masih ada beberapa startup yang dirasa tetap bisa memberikan kontribusi bagus pada saat pandemi ini. Pengen tahu informasi tentang perusahaan startup? Baca Malang Posco Media, untuk tahu berita bisnis lainnya!
Source gambar utama: Pixabay, unsplash, freepik