Cara Menghadapi Bonus Demografi untuk Generasi Millenial!

Photo of author
Written By ngalup

Artikel ini telah diterbitkan oleh
Ngalup Collaborative Network.

0
()

Seiring bergantinya tahun, dunia memiliki perkembangan yang berbeda beda. Mulai dari teknologi bahkan sampai sosial budaya. Hal ini menjadi alasan mengapa di setiap tahunnya akan memiliki generasi yang memiliki karakteristik berbeda beda. Mulai dari generasi yang minim teknologi, sampai generasi millenial yang sangat bergantung dengan teknologi.

Apa Sih Bonus Demografi itu ?

Bonus demografi adalah suatu fenomena dimana warga berusia produktif lebih banyak dibanding berusia non produktif. Menurut sumber, usia produktif yaitu 15-64 tahun. Lalu untuk usia non produktif ialah dibawah 15 tahun dan diatas 64 tahun. Era bonus demografi ditandai dengan ledakan penduduk usia kerja. Bonus demografi terjadi karena dua faktor. Pertama, angka kematian bayi menurun. Sehingga bayi yang tetap hidup hingga dewasa meningkat. Yang kedua, angka kelahiran total menurun sehingga usia non produktif yang berusia dibawah 15 tahun pun turun.

Bonus demografi memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya jika bonus demografi berhasil dilewati, Indonesia akan bertumbuh dalam sektor ekonomi maupun pembangunan. dengan begitu warga menjadi sejahtera dan makmur. Namun jika bonus demografi gagal dilalui, dampak negatif yang didapat adalah semakin banyaknya angka pengangguran. Hal ini dikarenakan semakin banyak penduduk usia produktif, semakin ketat juga persaingan dalam dunia kerja. Jadi, angka penduduk berusia produktif yang tinggi akan sia-sia jika tanpa skill, pengalaman yang cukup .

Mungkin kamu sudah sering mendengar kata “Gen Millenial”. Namun sebenarnya tak hanya generasi millenial, masih banyak lagi yang harus kamu ketahui. Ini dia generasi-generasi yang dikelompokkan berdasarkan tahun kelahirannya masing masing!

Generasi Baby Boomers

Generasi Baby Boomers bisa dibilang generasi yang paling tua yang lahir di tahun 1946-1960. Ada juga sumber yang mengatakan generasi ini lahir sampai dengan tahun 1964. Intinya ciri ciri para baby boomers biasanya berumur 57-75 tahun. Menurut sumber, istilah nama baby boom tercipta karena pasca perang dunia kedua amerika baru menikmati kemakmuran dan kembali melanjutkan kehidupan. Hal ini menyebabkan “baby boom”, banyak bayi yang terlahir karena keadaan telah makmur.

Generasi baby boomers dikenal dengan pekerja keras. Hal itu dikarenakan para baby boomers lahir di zaman yang belum modern, minim lapangan dan teknologi. Dengan begitu pada era baby boomers memiliki persaingan yang ketat dan biasanya generasi ini memiliki sifat cukup kompetitif. 

Generasi X

Generasi X lahir di tahun 1965 sampai 1979/80. Diperkirakan para generasi X biasanya memiliki rentang umur 41-56 tahun. Menurut sumber, generasi x memiliki penurunan angka kelahiran yang signifikan dibanding generasi sebelumnya, baby boomers. Mencari pekerjaan adalah sebuah tantangan besar di era generasi X. Hidup mereka saat itu tidak mudah karena adanya krisis ekonomi. Di Indonesia, generasi X dibesarkan dalam suasana politik yang panas di era pemerintahan orde baru. Begitu juga dalam lingkar internasional, mereka menyaksikan banyak konflik mulai dari Perang Vietnam, jatuhnya Tembok Berlin, serta usainya perang dingin. 

Di era generasi X, masih jarang adanya teknologi. Koran, majalah, radio, menjadi teman akrab para generasi X di masanya. Generasi ini juga mulai mengenal TV, Handphone, Video Game yang masih sederhana. Banyak yang mengatakan generasi X adalah pribadi yang mandiri, rajin, disiplin karena kondisi atau situasi yang mereka alami di era 65-80’ dan juga karena orang tuanya (baby boomers) yang terkenal pekerja keras,

Generasi Y (millenial)

Ya, generasi yang kerap dikenal dengan generasi millenial. Generasi millenial lahir pada tahun 1981 sampai dengan 1994. Rentang umur generasi di 25-40 tahun. Di era generasi Y, perkembangan teknologi cukup pesat. Teknologi internet juga mulai meledak di era generasi Y. 

Tidak seperti generasi sebelumnya krisis ekonomi dan penuh konflik menjadi tayangan mereka di setiap harinya, generasi Y dimanjakan dengan handphone sampai laptop yang semakin canggih di tiap tahunnya. Oleh karena itu banyak yang menganggap generasi Y lebih malas dibanding generasi sebelumnya. Maraknya sosial media membuat generasi Y menjadi narsis. Namun di samping itu, generasi Y dikenal lebih kreatif karena banyaknya dukungan teknologi yang bisa mereka gunakan.

Generasi Z 

Generasi selanjutnya setelah generasi Y atau biasa dikenal generasi millenial adalah generasi Z yang lahir di tahun 1997 sampai dengan 2012. Perkembangan teknologi di era ini lebih pesat dari generasi sebelumnya. Banyak dari mereka dibesarkan oleh smartphone, tablet, laptop. Generasi ini mulai ketergantungan teknologi, salah satunya sosial media. Kelompok ini menjadikan sosial media mulai dari sebagai hiburan sampai lahan mereka untuk menggali penghasilan. Seperti online shop yang mulai bertebaran dimana-mana, influencer muda, youtuber, dan masih banyak lagi. Generasi ini tidak pernah menjalani kehidupan dengan tidak adanya teknologi sehingga sering dikenal dengan i-gen.

Generasi Alpha

Selanjutnya adalah generasi Alpha. Generasi ini dimulai dari tahun 2012-2025. Generasi ini lahir dengan teknologi yang paling canggih di antara generasi lainnya. Internet adalah sebuah makanan pokok untuk generasi Alpha. Tidak heran, di setiap tahunnya teknologi semakin berkembang. Bahkan tidak setiap tahun, melainkan di setiap bulan nya generasi Alpha menyaksikan perkembangan teknologi yang cukup pesat. Mulai dari Smart TV, Google Home, sampai ke jaringan 5G. Anak-anak Alpha akan tumbuh dengan gadget. Mereka tidak bisa hidup tanpa adanya smartphone. 

Generasi ini tidak menyaksikan perang besar apapun seperti di generasi sebelumnya. Namun sayangnya, generasi Alpha mengalami sebuah pandemi yang bernama Covid-19 sampai saat ini. Hal itu membuat pembelajaran menjadi termediasi dengan daring, yang mengakibatkan anak-anak Alpha kurang bersosialisasi satu sama lain. Tetapi karena adanya pandemi, generasi Alpha semakin rekat dengan teknologi. Dengan begitu mereka lebih mahir dalam teknologi meski di usia dini dibanding generasi sebelumnya. 

Dapat disimpulkan di setiap bergantinya tahun, dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan menyebabkan adanya bonus demografi. Bonus demografi juga disebabkan oleh peningkatan usia produktif di suatu negara. Fenomena ini bisa menjadi benefit sekaligus tantangan dalam dunia kerja. Yuk kita kupas lebih dalam apa itu bonus demografi!

Cara Menghadapi Sekaligus Memanfaatkannya untuk para millenial!

Salah satu cara menghadapi sekaligus memanfaatkan bonus demografi adalah dengan meningkatkan skill, pengalaman para penduduk berusia produktif. Hal ini bisa dilakukan mulai dari diri sendiri. Kamu dapat mengasah hard skill maupun soft skill kamu dengan berbagai cara. Mulai dari mengikuti bootcamp yang tersedia, atau mengikuti beberapa program internship yang bisa kamu coba. Kamu bisa menyesuaikan hard skill yang dibutuhkan dunia kerja dengan passion kamu. Selain hard skill, kamu bisa meningkatkan soft skill seperti leadership, kreativitas, dan masih banyak lagi. Biasanya soft skill didapatkan di pengalaman kerja. Maka dari itu kamu bisa mencoba banyak program internship di luar sana. 

Jika hard skill maupun soft skill sudah kamu kuasai, kamu dapat menghadapi persaingan lapangan kerja yang ketat dengan mudah. Jika setiap masyarakat usia produktif melakukan hal yang sama, maka akan terciptalah penduduk yang produktif. Tidak hanya usia yang produktif, tetapi diikuti dengan produktivitas kerja. 

Jadi gimana para sohibul ngalup? Penting bukan mengasah skill agar survive dari bonus demografi. Mau tahu berita bisnis lainnya, Baca Malang Posco Media!

Source gambar utama: Pixabay, Unsplash, Freepik

Apakah Konten ini Bermanfaat untukmu?

Berikan Rating untuk Konten ini

Average rating / 5. Vote count: