Baik organik maupun berbayar, keduanya tetap punya hasil yang sama untuk meningkatkan visibilitas bisnis secara online. Namun, jika kamu tengah bimbang pilih mana yang lebih baik organic vs paid social media Ads, masalahnya berbeda.
Memilih satu yang terbaik akan berdampak pada strategi marketingmu secara keseluruhan. Apalagi soal anggaran, tentu fokusnya akan berbeda jika kamu memilih salah satu di antara keduanya.
Kedua strategi atau taktik ini, punya tempat tersendiri di lanskap digital marketing. Memang, banyak yang mengatakan jika jauh lebih baik untuk mengkombinasikan antara keduanya.
Meski memang sebaiknya keduanya, upaya melakukan organic vs paid social media marketing akan memakan resource yang tidak sedikit. Maka dari itu, mengambil fokus ke salah satunya sangat penting kamu lakukan.
Misalnya, dengan memberikan porsi yang lebih pada salah satu jenis Ads ini. Buat menentukannya, coba pertimbangkan hasil riset MinLup berikut:
1. Pendanaan
Pertama, perbedaan dan perbandingan dari keduanya harus MinLup mulai dari segi pendanaan.
Pemasaran secara organik, artinya melibatkan pembuatan juga posting konten di berbagai kanal sosial media.
Kemudian, ada keharusan juga untuk mengoptimalkannya agar audiens bisa menemukan konten kamu secara organik, atau alami.
Dengan kata lain, tidak ada dana yang harus kamu kucurkan untuk menempatkan konten agar terlihat oleh audiens. Paling, hanya biaya dari segi pembuatan konten saja.
Tapi, paid social media marketing akan melibatkan kucuran dana karena harus mengadakan campaign berbayar atau menggunakan sponsor agar muncul di hadapan audiens yang jadi targetmu.
Iklan atau campaign yang kamu jalankan bisa berupa apa saja, entah itu gambar, postingan blog, video, atau lainnya.
Misalnya, dalam satu case untuk produk ‘Jasa Desain’.
Jika ingin menggunakan pemasaran organik, maka bisa menerbitkan postingan di sosial media seperti ‘tips desain visual menarik’, ‘tutorial desain dari A-Z’, dan lainnya dalam bentuk video, carousel, infografik, dan jenis konten lainnya.
Sedangkan untuk pemasaran yang berbayar, yakni dengan menjalankan campaign di Facebook/Instagram Ads. Dari sana, kamu akan menargetkan setiap pemilik bisnis yang ada di basis daerah tertentu yang mungkin butuh Jasa Desain.
Jadi, perbedaan utama organic vs paid social media yakni dari segi pendanaan itu sendiri. Konten organik memang mungkin butuh bayar desainer grafis atau tools, tapi kamu hanya perlu bayar sekali saja.
Berbeda dengan taktik berbayar yang mengharuskanmu secara kontinu membayar biaya iklan.
2. Kecepatan Mendapatkan Hasil
Jika membandingkan paid marketing vs organic marketing, maka bisa kamu lihat dari segi kecepatan untuk menuai hasil.
Saat menggunakan cara atau taktik organik, maka mungkin butuh waktu beberapa bulan hingga bertahun-tahun agar kontenmu bisa naik dengan konsisten.
Ini juga berlaku baik di mesin pencari, platform streaming, ataupun di sosial media itu sendiri.
Di sisi lainnya, setiap pemasaran yang berbayar bisa memberi hasil lebih cepat. Bahkan terkadang lebih instan dan cepat daripada yang kamu harapkan.
Saat kamu menjalankan campaign yang berbayar, maka secara langsung campaign kamu akan muncul ke hadapan audiens.
Dari situ, visibilitas sudah mulai dapat, bahkan terkadang langsung dapat lead. Berbeda dengan organik. Setiap kontenmu masih harus menjadi konten relevan, skrining kualitas dengan metrik tertentu, dan sejenisnya.
Membangun dan menuai hasil pemasaran secara organik, terkadang butuh waktu cukup lama. Sebaliknya, pemasaran berbayar lebih cepat.
Jadi, dari segi kecepatan menuai hasil antara organic vs paid social media marketing, memang lebih baik yang berbayar.
3. Keberlanjutan
Sebenarnya poin organic vs paid social media satu ini juga berkaitan dengan hasil.
Walaupun pemasaran secara organik itu butuh waktu lama agar hasilnya bisa kamu peroleh, tapi hasilnya bisa bertahan lebih lama daripada yang berbayar.
Visibilitas dan juga traffic dari akun sosial media yang kontennya organik, akan berlanjut perlahan selama beberapa bulan setelah kontennya kamu posting.
Apalagi jika kamu terus memperbarui konten dengan ide segar maupun mengubah konten lama jadi yang sepenuhnya baru.
Nah, untuk pemasaran yang berbayar seperti sponsored post, maka hasilnya akan berhenti pula ketika kamu menghentikan pembayaran. Selama kamu punya budget, maka hasilnya bisa terus kamu tuai.
Tapi, jika dana sudah habis dan tak bisa lanjut membayar, maka hasilnya juga akan berhenti.
4. Tingkat Kepercayaan Pelanggan
MinLup sering menyebutnya sebagai trustability atau kepercayaan. Ini juga berbeda jika membandingkan antara keduanya.
Saat kamu melihat beberapa konten organik, maka sama seperti banyak audiens, mereka akan cenderung lebih percaya soal legitimasi dan otoritas dari pembuat kontennya.
Di Google misalnya, algoritma di sana akan membuat konten berharga dan relevan akan lebih dipercaya daripada konten bersponsor.
Coba lihat konten yang bersponsor, kemungkinan besar beberapa pengguna skeptis atasnya.
Audiens itu sudah tahu, jika kontennya merupakan sponsored post, maka mereka akan melihatnya sebagai hal yang kurang berharga.
Selain itu, jika media sosialmu telah memiliki konten organik, maka kepercayaan dari pelanggan juga semakin kuat.
Pasalnya, aktifnya media sosial, follower yang terus bertumbuh, jadi indikasi jika brand kamu telah dapat banyak kepercayaan dari para konsumen.
Saat membahas keduanya, tentu perlu ada kesimpulan untuk memberi bahan pertimbangan keputusanmu.
Dari MinLup sendiri, tentu mengkombinasikan antara keduanya jadi strategi terbaik untuk kamu kerjakan.
Jadi, bukan malah membandingkan organic vs paid social media marketing. Tapi, justru dengan menggabungkan dua strategi ini.
Mengapa? Tentu agar perkembangan dari bisnismu sendiri di sosial media bisa lebih baik.
Pemasaran berbayar kamu jalankan untuk mendapatkan lebih banyak hasil secara lebih cepat. Kemudian, di waktu yang sama kamu juga memproduksi konten-konten organik untuk keberlanjutan bisnis yang lebih baik.
Selain itu, konten organik masih perlu kamu produksi karena pelanggan akan lebih percaya pada brand yang sosial medianya aktif terisi.
Menjalankan salah satunya, tentu bisa kita simulasikan.
Jika menjalankan marketing berbayar saja, hasilnya instan, tapi tidak mendukung keberlanjutan. Apalagi ketika ada konsumen yang cek sosial mediamu dan ternyata tak ada isinya. Mereka bisa balik badan dan urung memilih bisnismu.
Organik saja, tentu kurang optimal karena bisnismu lebih lama tumbuh dan mungkin, tak ada hasil untuk operasional dan kebutuhan lain. Pasalnya, hasil yang diperoleh dengan cara organik butuh waktu yang lama.
Mengkombinasikan kedua jenis pemasaran ini, bisa membawa hasil optimal. Biar makin bagus, pakai juga Template Social Media Plan by Ngalup.
Berguna buat bikin konten organik dan paid marketing karena ada data realtime yang terus diperbaharui, ada KPI Tracker, dan ada fitur penjadwalan juga. Gunakan sekarang!
FAQ
Apakah bisa menggunakan hanya salah satunya?
Bisa, tapi hasilnya tak terlalu optimal. Paid marketing saja, bikin hasil jangka panjang kurang baik. Organic marketing saja, membuat hasil lama untuk kamu raih.
Mana yang terbaik antara keduanya?
Sama-sama baik tergantung tujuan utama antara hasil instan atau jangka panjang.
Kenapa harus menggunakan keduanya?
Demi keberlanjutan dan hasil langsung yang lebih terasa untuk bisnismu.