ngalup.co – Bisnis di dunia digital yang ingin tetap relevan dan memahami keinginan pelanggan perlu lebih dari sekadar menjual produk. Dengan social listening akan jadi salah satu cara efektif untuk bisnis.
Tapi, apa sih sebenarnya Social Listening itu, dan kenapa setiap bisnis harus menggunakannya? Yuk, simak artikel ini dari awal hingga akhir ya! Pokoknya jangan sampai di skip satu kalimat pun!
Social Listening adalah proses memantau, menganalisism dan mencoba memahami obrolan yang ada di social media, forum, dan lainnya. Gampangnya, kayak jadi “detektif digital” buat bisnis-mu.
So, nyari tahu apa aja sih obrolan orang-orang tentang topik tertentu, merek kamu, atau bahkan industri tempat kamu bergerak. Seru kan?
Misalnya, ada pelanggan lagi ngomongin produk baru kamu di Twitter. Dengan Social Listening, bisa tahu gimana reaksi mereka, suka nggak sih sama fitur barunya?
Atau malah mereka komplain soal hal-hal kecil padahal nggak kepikiran sebelumnya? Semua ini bisa jadi masukan penting.
Misal ada orang bertanya-tanya, “Emang Social Listening segitu pentingnya, ya?” Jawaban MinLup akan “iya banget!” Kayak senjata rahasia buat bisnis tuh bisa berkembang. Ini manfaatnya:
1. Paham Banget Sama Pelanggan
Bikin paham kalau pelanggan bicarain tentang produk atau layanan-mu, bahkan sebelum mereka kasih feedback resmi. Mau tahu mereka suka apa? Atau justru kesal karena ada fitur nggak sesuai harapan?
Semua itu bisa ditangkap dari obrolan mereka. Ini kayak dapet “curhatan” langsung, tanpa perlu mereka ngomong ke kamu duluan.
2. Tahu Trend Sebelum Orang Lain
Trend di social media itu cepet banget berubah. Hari ini bisa viral, besok udah basi. Bisa selalu update yang lagi rame dan dibahas audiens-mu.
3. Meningkatkan Loyalitas Pelanggan
Bayangin kalau pelanggan-mu lagi komplain di media sosial terus kamu tanggepin dengan cepat. Mereka pasti merasa dihargai, kan?
Ini bikin kamu bisa “hadir” di tengah obrolan pelanggan, baik saat mereka butuh bantuan atau sekadar pengen apresiasi. Juga bisa ningkatin loyalitas mereka ke merek bisnis-mu.
4. Jadi Punya Peluang Baru
Kadang, pelanggan sendiri loh senantiasa akan kasih ide buat inovasi. Jadi, bisa menangkap insight ini. Di sini bisa mulai dari social media listening.
Social media listening adalah salah satu cara analisis audiens lewat platform media sosial. Karena ini adalah salah satu cara paling efektif.
Misalnya, ada banyak orang akan bilang mereka butuh fitur tambahan di aplikasi. Nah, ide itu bisa langsung dieksekusi biar bisnis tuh jadi makin relate di mata pelanggan.
5. Research Kompetitor
Nggak cuma buat dengerin obrolan soal bisnis ya, tapi juga tentang kompetitor. Jadi bisa tahu deh, mulai dari kelebihan, keluhan pelanggan, atau bahkan kesalahan mereka buat. Dari situ, belajar dan bikin strategi lebih matang, okay?
1. Volume Percakapan (Volume of Mentions)
Volume percakapan menunjukkan seberapa sering merek atau kata kunci tertentu disebut di media sosial atau platform online lainnya. Semakin besar volumenya, artinya banyak perhatian tertuju ke bisnis kamu.
Kalau tiba-tiba ada lonjakan volume, itu bisa jadi sinyal kalau ada sesuatu yang viral, entah itu kampanye sukses atau krisis yang harus segera ditangani.
2. Sentimen (Sentiment Analysis)
Perlu tahu mood audiens? Analisis sentimen ini bakal ngasih tau gambaran apakah percakapan tentang merek kamu cenderung positif, negatif, atau netral.
Kalau sentimen negatif mendominasi, itu sinyal buat segera bertindak, misalnya memperbaiki layanan atau merespons keluhan pelanggan.
3. Topic Analysis
Apakah pelanggan sering ngomongin fitur tertentu? Atau mereka lebih suka diskusi soal layanan pelanggan? Analisis ini bakal bantu ngefokusin audiens, juga bisa jadiin solusi.
Share of Voice menunjukkan seberapa besar “suara” merek-mu dibandingkan dengan kompetitor di dunia digital. Makin tinggi SOV, makin kuat posisi merek-mu di pasar.
Kalau ada 1.000 percakapan tentang industri-mu dan 300 di antaranya tentang merek kamu, artinya Share of Voice kamu 30%.
5. Engagement Rate
Jangan lupa lihat seberapa besar interaksi audiens dengan konten atau obrolan terkait dengan merek-mu. Apakah mereka cuma mention merek, atau mereka juga nge-like, komen, atau share?
Engagement tinggi biasanya menunjukkan bahwa audiens bener-bener tertarik.
6. Reach dan Impressions
Ini juga termasuk contoh social media listening. Reach merupakan sebuah jumlah total orang yang melihat percakapan atau konten terkait dengan merek.
Sementara itu, impressions adalah seberapa sering konten tersebut muncul di feed audiens (bisa muncul berkali-kali ke orang sama).
7. Responsiveness
Harus cepat dan efektif merespons percakapan relevan maupun relate. Penting banget nih, terutama kalau ada isu atau keluhan pelanggan perlu ditangani.
8. Influencer Mentions
Cari tahu siapa aja yang sering menyebut merek-mu. Kalau ternyata ada influencer atau tokoh terkenal sering ngomongin produk atau layanan-mu, ini bisa jadi peluang buat kerja sama lebih lanjut.
Social Listening bukan cuma soal “dengerin”, tapi juga memanfaatkan data untuk keputusan cerdas. Berikut strategi ini bisa kamu terapkan:
- Tentukan Tujuan
Pastikan mau capai apa, misal meningkatkan kepuasan pelanggan, viral di suatu trend, atau mempelajari kompetitor. Tujuan jelas tuh bikin proses lebih fokus. - Pilih Tools agar Mempermudah
Gunakan tools seperti Hootsuite Insights, Brandwatch, atau Mention sesuai kebutuhan dan anggaran bisnis untuk memantau percakapan dengan efektif. - Pantau Keyword & Hashtag
Lacak nama merek, produk, hashtag kampanye, atau nama kompetitor untuk mendapatkan insight relevan. - Analisis Kompetitor
Pelajari kekuatan dan kelemahan kompetitor dari percakapan online mereka, lalu gunakan untuk memperbaiki strategi bisnis. - Fokus pada Sentimen
Pantau sentimen (positif, negatif, netral) untuk memahami emosi audiens dan segera atasi masalah jika sentimen negatif meningkat. - Tanggapi dengan Cepat
Respon cepat pada keluhan atau mention bisa meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas. - Cari Influencer
Identifikasi orang berpengaruh sehingga sering menyebut merek untuk peluang kolaborasi. - Gunakan untuk Konten
Manfaatkan topik obrolan audiens sebagai inspirasi konten yang relevan dan menarik. - Evaluasi Hasil
Pantau metrik seperti volume, sentimen, atau engagement, dan sesuaikan strategi jika diperlukan. - Siaga Krisis
Social Listening bisa mendeteksi masalah lebih awal. Tangani percakapan negatif dengan langkah cepat dan tepat.
Dengan memahami perbedaan antara Social Media Listening dan Monitoring, bisa lebih efektif dalam membangun strategi digital sesuai kebutuhan bisnis. Jangan sampai strategi media sosial kamu nggak terarah! Dapatkan Template Social Media Plan hanya di Ngalup.co untuk membantu menyusun strategi yang lebih terorganisir dan tepat sasaran.
FAQ
Social Media Listening fokus pada analisis percakapan untuk memahami sentimen, tren, dan insight strategis jangka panjang. Sementara itu, Social Media Monitoring lebih pada memantau sebutan, komentar, atau aktivitas secara real-time untuk respons cepat terhadap pelanggan.
Mengapa kita perlu mendengarkan sosial?
Karena ini membantu untuk memahami apa yang dikatakan audiens tentang produk atau jasa dan merek secara keseluruhan.
Apa yang dimaksud dengan listening dalam dunia penjualan?
Informasi seputar produk, brand, kompetitor, dan trend akan diolah dan dianalisis pastinya untuk menentukan strategi lanjutan suatu bisnis ingin berkembang.