Ideasi yang membutuhkan durasi berminggu-minggu dapat kamu sederhanakan dengan metode yang satu ini. Kamu tidak lagi perlu merumuskan strategi atau langkah kerja secara rumit yang memakan banyak waktu. Berkembangnya teknologi memudahkan kita untuk merumuskan langkah kerja secara lebih efisien. Terutama untuk kamu yang bekerja di perusahaan startup. Kemudahan tersebut bernama design sprint. Untuk beberapa orang istilah tersebut mungkin akan terdengar asing. Jadi berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui mengenai design sprint.
Definisi
Design sprint ini adalah metodologi atau metode praktis yang digunakan untuk memvalidasi ide berdasarkan desain, uji coba, prototipe, dan kolaborasi. Uniknya hal ini dilakukan hanya dalam jangka waktu 5 hari saja dengan 5 langkah kerja. Dalam jangka waktu 5 hari tersebut, anggota tim akan saling berdiskusi untuk mendapatkan gagasan yang kemudian akan digunakan untuk pelaksanaan proyek bisnis. Cara ini awalnya dikembangkan oleh Jake Knapp dari Google Venture di tahun 2010.
Metode ini dirasa cukup cepat dan yang murah untuk membantu dalam mengukur strategi bisnis yang akan dilakukan pada konsumen. Metode ini juga dirasa lebih efektif dan terstruktur yang bisa dilakukan jika dibandingkan menggunakan metode konvensional.
Manfaat Design Sprint
Ada banyak sekali manfaat yang bisa kamu dapatkan ketika menggunakan design sprint untuk kebutuhan bisnis, seperti:
1. Hasilnya lebih efektif dan cepat
Pada kondisi yang seperti ini, semuanya dituntut untuk bisa bergerak dengan cepat. Baik untuk perusahaan juga diminta untuk dengan cepat mengatasi masalah yang ada namun tetap seefisien mungkin. Hal ini bisa menjadi keuntungan untuk perusahaan rintisan atau startup dimana birokrasi masih belum terlalu rumit. Jadi dengan penggunaan design sprint akan membantu untuk menemukan permasalahan dan mencari solusinya dengan lebih cepat dan mudah.
2. Resikonya yang lebih minim
Design sprint ini akan membantu untuk menghasilkan ide bisnis yang mampu memangkas biaya pengeluaran, sehingga resiko pembengkakan biaya bisa dipangkas sejak awal. Hal ini karena ide bisnis yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu berbulan-bulan, kini bisa diselesaikan dalam waktu 5 hari saja dengan pembahasan yang lengkap dan rinci dari hasil diskusi seluruh tim.
Selain itu, design sprint juga mengurangi resiko ketidakcocokan produk atau supply demand yang kurang seimbang dengan validasi market. Ketika kamu sudah semakin cepat dalam membuat prototype maka akan semakin cepat juga untuk dilakukan validasi pada klien, investor, atau stakeholder lainnya. Metode ini juga lebih memungkinkan kamu untuk bisa menghasilkan ide dengan lebih cepat namun juga bisa gagal lebih cepat. Melakukan testing dengan user sebelum dijalankan akan membantu mengurangi resiko produk atau layanan yang tidak berhasil di pasaran.
3. Kolaborasi dari berbagai perspektif
Penggunaan design sprint akan memungkinkan untuk mendorong terjadinya kolaborasi dari berbagai orang dengan kemampuan yang berbeda-beda. Karena tim yang berperan akan diambil dari berbagai divisi yang punya pertimbangan dan perspektifnya masing-masing. Hal ini dikarenakan kamu bisa memacu kreativitas dan berpikir di luar kebiasaan dan membandingkan perspektif yang ada. Metode ini juga bisa menjadi cara untuk melakukan brainstorming dengan lebih efektif jika dibandingkan yang dilakukan dengan terpisah
Peran yang Dibutuhkan:
Ketika ingin membuat design sprint, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah peran dari masing-masing anggota yang terlibat.
1. Sprint master
Pertama ada team leader. Team leader ini selanjutnya akan dinamakan dengan sprint master. Sprint master ini wajib hadir pada setiap diskusi yang berlangsung. Sprint master tidak harus berasal dari CEO atau manajer asalkan memiliki kemampuan untuk memimpin sebuah tim. Dalam hal ini seorang sprint master harus memiliki kemampuan berupa sikap adil, rasa tanggung jawab, memahami permasalahan yang sedang dibahas, bisa mengambil keputusan dan hal-hal yang berhubungan dengan kepemimpinan lainnya.
2. Fasilitator
Fasilitator ini akan bekerja sebagai time keeper yang bertugas untuk mengawasi jalannya diskusi dan memastikan setiap orang menjalankan bagiannya dengan baik.
3. Marketing expert
Kemudian juga dibutuhkan seseorang yang ahli atau setidaknya tahu dan paham mengenai dunia pemasaran yang berhubungan dengan produk atau jasa yang akan dijual.
4. Customer service
Seseorang yang selalu berkomunikasi atau berhubungan dengan pelanggan sehingga mereka akan tahu mengenai siapa saja target pasar yang tepat.
5. Design expert
Seseorang yang mendesain produk dan yang akan membantu dalam merealisasikan dalam bentuk visual agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
6. Tech expert
Seseorang yang paham mengenai hal yang dibutuhkan perusahaan berkaitan dengan teknologi.
7. Financial expert
Seseorang yang bisa menjelaskan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dan berapa banyak biaya yang bisa didapatkan oleh perusahaan tersebut dari hasil penjualan.
Tahapan Design Sprint
Dalam pelaksanaannya, setidaknya dibutuhkan 3 orang ketika melaksanakan diskusi. Hal ini juga sesuai dengan tujuannya untuk pertukaran gagasan. Sprint master tersebut akan bertanggung jawab untuk menentukan keputusan pada gagasan atau ide yang sudah diberikan. Setelah itu barulah kamu bisa mengikuti 5 tahapannya seperti berikut:
1. Understanding (memahami)
Pada hari pertama adalah tahapan understanding atau memahami semua masalah yang ada pada proyek tersebut. Komponen yang perlu diperhatikan seperti tujuan bisnis, kebutuhan pengguna, stakeholder, hingga batas atau kapasitas yang bisa dijangkau. Setiap anggota yang melaksanakan design sprint tersebut harus mengerti tentang apa yang sedang dikerjakan. Selain itu juga diharapkan hasilnya bisa memberikan sesuatu yang berguna, baik untuk user atau klien. Para peserta diskusi juga harus tahu mengenai siapa saja stakeholder mereka. Tujuan dari tahapan yang pertama ini adalah untuk mencari tahu kemampuan apa yang tersedia yang sejalan dengan produk dan mendapatkan pemahaman lebih dalam mengenai klien, latar belakang bisnis dan pasar.
Ada beberapa teknik yang bisa dikembangkan pada tahapan pertama ini seperti:
– Melakukan wawancara pada customer yang ada di kantor atau yang di luar kantor. Tujuannya untuk lebih tahu mengenai permasalahan yang sedang dihadapi dengan lebih rinci.
– Membuat focus group discussion dengan customer dimana kamu berusaha untuk memahami masalah dan kebutuhan mereka yang selama ini dihadapi. Selain itu juga membuat focus group dengan customer service perusahaan.
– Melakukan survey yang bertujuan untuk memahami konteks teknologi, masalah, dan juga kebutuhan dari orang-orang tersebut.
– Melakukan analisis masalah dari berbagai macam tools yang bertujuan memahami masalah secara kualitatif atau kuantitatif.
2. Diverge (mengembangkan)
Pada tahapan ini, semua peserta akan memberikan gagasan atau ide sebanyak mungkin dalam limitasi waktu tertentu. Durasi yang ideal untuk mengumpulkan ide bergantung pada konteks bahasan dan kapasitas tim yang terlibat, namun umumnya setiap pertanyaan atau pembahasan diberi batas 1-3 menit untuk mengumpulkan ide. Setiap individu akan memberikan solusi mengenai masalah yang sudah ditemukan dihari pertama. Rancangan atau solusi tersebut akan dituliskan pada sebuah kertas atau sticky note yang ditempelkan pada papan. Rancangan tersebut masih dalam bentuk rancangan kasar yang bertujuan agar lebih mudah untuk dipahami. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk melakukan brainstorming dan berdiskusi mengenai customer journey atau funneling.
3. Decide (memutuskan)
Setelah semua ide yang didapatkan sudah dikumpulkan pada tahapan sebelumnya, selanjutnya adalah melakukan tahapan ketiga di hari ketiga, yaitu memutuskan. Pada tahapan ini semua peserta akan berdiskusi untuk saling menentukan ide terbaik yang sudah dikumpulkan. Ide yang sudah didapatkan tersebut akan diproyeksikan juga pada proyek bisnis yang sedang akan dijalankan. Ide tersebut nantinya akan diputuskan melalui voting atau pengambilan suara.
4. Create prototype (membuat prototipe)
Di Hari keempat, kamu akan diminta untuk mengembangkan prototipe yang bisa diujikan dengan pengguna atau customer. Ada beberapa alat yang bisa digunakan untuk membuat prototipe tersebut seperti Figma, Sketch, Keynote, Balsamiq atau beberapa alat lainnya. Dalam hal ini, desainer lah yang akan berkontribusi lebih dalam membuat prototype.
5. Validate (validasi)
Di Hari terakhir, prototipe yang sudah dibuat akan diuji dan dinilai oleh user. Pengujian ini termasuk dalam tahapan yang penting jadi juga harus dilakukan oleh user yang tepat. User tersebut harus memiliki wawasan dan juga keahlian terkait dengan produk yang hendak diluncurkan. Jika belum mampu menjangkau pengguna yang sesuai dengan target, kamu bisa menguji pada rekan di luar tim yang punya pengalaman atau behavior yang mirip dengan target customer.
Alat Yang Dibutuhkan
Ketika pelaksanaan design sprint tersebut, membutuhkan beberapa alat yang digunakan untuk menunjang tahapannya agar berjalan dengan lancar dan bisa tetap dipahami dengan detail dan sepraktis mungkin. Nah, apa saja peralatan yang dibutuhkan?
– Sticky notes, kertas dengan berbagai warna yang digunakan untuk menuliskan ide atau gagasan dan ditempelkan pada papan.
– Voting dot sticker, stiker warna-warni yang digunakan sebagai penanda pada saat voting.
– Alat tulis dan catatan
– Papan tulis, marker dan penghapus
– Adobe XD dan Visma XD Toolkit, untuk kebutuhan membuat prototipe
Untuk melakukan design sprint secara daring kamu juga bisa menggunakan beberapa tools digital dibawah ini sebagai pengganti alat-alat di atas:
- Miro
- Figma
- Trello
- Sketch
- Balsamiq
- Mural
- Google product (Google Slide, Google Docs, dan Jamboard)
Jika kamu ingin tahu lebih dalam mengenai penerapan design sprint, kamu bisa baca Malang Posco Media!
Source gambar utama: Pixabay, Unsplash, Freepik