Hai! Sedang mencari cara membuat content pillar? MinLup bakal jelasin semuanya dengan sederhana agar lebih mudah dimengerti.
Buat yang sudah lama berkecimpung dalam produksi konten, udah nggak asing dong ya dengan content pillar?
Tapi, buat yang baru aja belajar udah jadi kewajiban buat paham soal istilah ini. Soalnya penting, pake banget!
Kenapa? Content pillar itu ibarat satu kolam yang isinya hampir semua jenis ikan. Jadi, yang dibutuhin oleh calon pelanggan/target audiens semuanya ada.
Maka dari itu, tahu metode buat riset, nentuin tema, judul, dan isi dalam content pillar menjadi faktor penting siapa saja yang ingin mengembangkan brand atau bisnisnya.
Apa Sih Fungsi dari Content Pillar?
Konten pilar itu identik sama konten panjang yang komprehensif. Intinya hampir semua yang audiens butuhkan itu tersedia. Buat apa sih bikin konten sepanjang dan selengkap itu? Jawabannya bisa kamu temuin di sini:
- Traffic website akan mengalami peningkatan
- Ranking dari konten bakal bagus di mesin pencarian
- Readability konten jauh lebih baik
- Bisa jadi rujukan atau referensi dari semua konten
- Metode marketing yang affordable
- Konten tetap relevan kapan saja audiens/target kamu membacanya
- Memberikan informasi yang padat kepada audiens/pengunjung/calon pelanggan
Jenis Content Pillar
Sebenarnya, ini juga masuk kok dalam cara membuat content pillar. Hanya saja, MinLup lebih dulu menjelaskannya karena butuh bagian khusus atas jenis konten pilar. Yup, konten ini punya banyak jenis. Ini penjelasannya:
- Functional content: sangat berkaitan erat dengan konten informasi lengkap soal produk, jasa, atau layanan yang kamu punya.
- Creative content: konten yang pembuatannya pakai gaya casual, santai, dan tidak kaku/baku.
- Educative content: biasanya menampilkan fakta, infografis menarik, serta konten yang isinya berisikan pembelajaran atas sesuatu.
- Agile content: isinya berupa isu yang tengah ramai jadi perbincangan. Biasanya jadi metode jitu jika ingin meningkatkan leads dan traffic.
Cara Membuat Content Pillar
Udah tahu kan fungsi dan jenisnya? Kalau udah, tentuin dulu deh jenis mana yang relevan dengan bisnis atau usahamu. Jika punya waktu dan sumber daya lebih, kamu bisa kok memilih memproduksi semua jenis konten pilar.
Setelah nentuin, baru deh pahami langkah atau cara membuat content pillar di sini:
1. Tentuin Dulu Audiensnya
Yap, data speak louder than everything kalau kata banyak praktisi di bisnis dan pemasaran. Ini bisa menjadi acuan jika kamu mau bikin konten pilar.
Harus kenal dulu ke audiensmu. Apakah mereka orang dengan range usia 25 – 34 tahun? Bagaimana latar pendidikan orang-orang yang menikmati kontenmu? Apa sih konten yang paling baik kinerjanya?
Pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan membantumu dalam proses pembuatan konten pilar karena kamu bisa menentukan jenis kontennya, gaya penyampaian, pembahasan, dan semua yang ada dalam konten pilar.
2. Pikirkan Tentang Gambaran Besar
MinLup kurang setuju jika pembuatan konten hanya berdasarkan keyword atau kata kunci. Padahal, jauh lebih penting jika memikirkan gambaran besar soal tema yang kamu ambil.
Jika kamu punya blog bisnis misalnya, maka gambaran besarnya tentu untuk memberi pemahaman pada semua audiens mengenai bisnis. Bisa soal pengertian dari ahlinya, perkembangan dari bisnis, dan semua yang berkaitan.
Kata kunci memberimu sesuatu yang spesifik, tapi di samping itu sering melupakan gambaran besar yang benar-benar dibutuhkan dalam konten pilar.
Maka dari itu, MinLup menyarankan cara membuat content pillar yakni dengan menengok gambaran besar dari bisnis yang tengah kamu jalankan.
3. Riset Keyword Hanya Sebagai Pendukung
Yup, bukan berarti riset keyword atau kata kunci tidak penting sama sekali. Salah. Tetapi, riset ini bisa kamu lakukan sebagai pendukung dari gambaran besar konten pilar yang akan kamu produksi.
Riset keyword ini cuma berperan menyediakan seperti long tail keyword maupun frasa yang berkaitan dengan gambaran besar konten pillar. Buat apa? Tentu saja agar traffic bisa maksimal.
4. Bikin Outline
Gambaran besar itu seperti bubble yang berhamburan dan tidak beraturan. Maka, kamu harus bikin ‘ruangan’ untuk tidak membuatnya beterbangan ke mana-mana.
Bagaimana caranya? Bikin outline. Ini adalah tempat di mana kamu menentukan garis batas pembahasan dalam konten pillar.
Misalnya, dalam artikel bisnis kamu tidak akan membahas bagaimana suatu unicorn bisa tumbuh dari yang awalnya mulai dari garasi rumah saja. No, terlalu melebar.
Penting banget dalam tahap pembuatan agar informasi dalam konten pilar lebih padat dan informatif.
5. Mulai Drafting!
Apalagi langkah lain setelah melakukan empat poin di atas? Eksekusi. Langsung saja eksekusi dalam proses drafting atau penyusunan konten pilar itu sendiri.
Nah, dalam drafting ini ada juga caranya. Biar lebih detail, MinLup bakal sediain cara buat drafting yang bener.
Tips Menerapkan Content Pillar yang Benar
Pembuatan content pillar, sebaiknya memperhatikan metode dari Content Marketing Institute ini:
1. Head Term Harus Luas
Masuk juga sebagai tips, penentuan head term menjadi hal yang wajib untuk kamu lakukan.
Head term ini adalah topik paling umum. Sederhananya, tema utama yang ingin kamu eksekusi.
Nah, untuk head term yang kamu pakai juga harus luas. Paling tidak terdiri dari satu sampai dengan tiga kata.
Misalnya nih, ‘tips bisnis’, ‘cara sukses’, ‘bisnis startup’, dan sejenisnya.
2. Mencari Core Topic untuk Memperjelas Head Term
Konten pilar adalah serangkaian informasi yang tersusun dengan struktur yang saling mendukung satu sama lain.
Maka, kamu harus mencari pendukung dari head term. Inilah yang disebut dengan core topic.
Bedanya dengan head term, jumlah kata core topic ada 4 sampai dengan 6 kata. Kalau kaitannya dengan pada head term sebelumnya, kamu bisa menentukan core topic seperti:
- “Cara sukses di usia muda”
- “Tips memulai bisnis startup”
- “Tips bisnis agar untung”
Ini contoh head topic sederhana, buat yang mau lebih kompleks silakan riset sendiri, ya!
3. Merangkai Sub Topic
Cara membuat content pillar terakhir tentu saja dengan merajut semua yang telah kamu siapkan di atas.
Kamu harus menentukan format dan topik spesifik atas konten yang diproduksi. Soal format dan sub topic, mirip dengan long tail keyword kalau dalam SEO.
Silakan cari frasa yang sesuai, kalimat-kalimat yang saling berkaitan, dan kata-kata yang berkaitan dengan topik utama tadi.
Contoh Content Pillar
Penasaran dengan contohnya? Bisa cek format ini:
Itu contoh jika ingin lebih mudah menentukan content pillar. Kamu juga bisa melihat contoh lain seperti artikel yang isinya begitu lengkap dan komprehensif. Biasanya ditandai dengan panjang artikelnya.
Nggak mau ribet? Aman aja. Sekarang udah ada kok Template Social Media by Ngalup yang bakal bantu kamu! Fiturnya banyak, seperti:
- Social Media Content Guide
- Social Media Calendar
- Influencer Media Kit
- Social Media Report
- KPI Tracker
- Customer Journey Map
FAQ
Content pillar ada apa aja?
Bisa postingan di sosial media, artikel di blog, e-book, podcast, dan infografis.
Apa tujuan content pillar?
Sebagai pegangan agar seluruh konten yang dibuat tidak selalu berubah.
Apa yang dimaksud pilar konten?
Topik utama dari bisnismu yang rutin kamu publish di situs atau sosial media.