Product Market Fit: Tahapan, Manfaat, dan Indikator Keberhasilannya

Photo of author
Written By ngalup

Artikel ini telah diterbitkan oleh
Ngalup Collaborative Network.

Sebuah bisnis tidak hanya bisa dikatakan berhasil saja ketika sudah memenuhi target penjualan. Produk atau jasa yang secara tidak langsung “dijual” atau direkomendasikan oleh banyak orang juga bisa menjadi salah satu faktor keberhasilan. Namun untuk bisa mendapatkan hal tersebut kamu harus melalui tahapan berupa product market fit. Agar lebih paham mengenai apa itu product market fit dan beberapa informasi penting di dalamnya, maka kamu bisa menyimak artikel berikut.

Definisi

Product market fit ini bisa digambarkan sebagai sebuah skenario atau cara dimana konsumen bisa melakukan pembelian, menggunakan produk atau layanannya hingga membagikan atau memberitahu orang lain mengenai produk tersebut dengan jumlah yang cukup besar. Hal tersebut pastinya bisa membantu untuk meningkatkan penjualan serta pertumbuhan dari sebuah perusahaan.

Konsep atau cara ini dikembangkan oleh Marc Andreessen dari Amerika Serikat. Menurutnya, konsep ini merupakan kondisi pada saat bisnis sudah ada di pasar dan sudah memilih sasaran pelanggan yang tepat dengan produk yang ditawarkan. Salah satu contoh ketika product market fit ini berhasil adalah ketika pelanggan secara tidak langsung menjadi sales person untuk produk kamu. Hal tersebut bisa didapatkan jika pelanggan sudah mendapatkan value dari penggunaan produk kamu. Sehingga ia dengan berani menawarkannya pada orang lain atau konsumen baru.

Pentingkah Product Market Fit?

Adanya product market fit ini dirasa cukup penting bagi perusahaan terutama startup, mengapa? Hal ini karena kamu tidak akan tahu apakah produk yang digunakan tersebut bisa membantu mengatasi masalah yang diperlukan di pasar. Ketika kamu tidak melakukan product market fit, maka kemungkinan kamu akan tetap menjalankan atau melakukan penjualan produk tanpa tahu apakah produk atau layanan tersebut memang dibutuhkan atau tidak. Secara langsung hal ini sudah pasti bisa menyebabkan kerugian karena kamu secara terus mengeluarkan uang namun tidak terlalu menghasilkan laba.

Tahapan Dalam Melaksanakan Product Market Fit

1.  Tentukan target pasar

Pertama yang harus kamu lakukan adalah dengan menentukan target pasar yang sesuai dengan produk atau layanan yang kamu berikan. Sebuah produk atau layanan bisa berhasil adalah ketika target pasar atau pelanggan sudah disasar dengan tepat. Untuk mengetahui target pasar yang sesuai atau tepat, maka perlu dilakukan dengan cara segmentasi pasar.

2.      Identifikasi kebutuhan dari pelanggan

Dalam membangun sebuah produk, perlu dibuat berdasarkan kebutuhan pengguna. Apakah produk tersebut sudah bisa memenuhi kebutuhan pelanggan atau belum. Nantinya pelanggan akan menentukan apakah produk tersebut bermanfaat atau tidak untuk mereka.

3.      Menentukan value proposition sebuah produk

Value proposition ini merupakan sebuah rencana kamu bagaimana sebuah produk atau layanan bisa membantu memenuhi kebutuhan pelanggan secara lebih baik dibandingkan dengan produk yang sudah ada atau kompetitor dari produkmu. Selai itu value proposition juga berguna untuk memberikan ciri khas yang bisa menjadi branding dari produkmu agar lebih mudah diingat oleh pengguna. Kamu juga perlu memfokuskan mengenai beberapa hal saja yang bisa memberikan dampak besar untuk pelanggan.

4.      Merancang MVP

MVP merupakan minimum viable product atau prototipe yang bisa dibuat sesuai dengan produk yang ingin dipasarkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah produk yang ingin dipasarkan tersebut bisa bekerja secara langsung untuk pelanggan. Agar tidak menghabiskan terlalu banyak waktu ketika mengembangkannya, maka kamu bisa lebih berfokus pada nilai utama yang ingin ditawarkan saja.

5.      Membuat MVP

Kembangkan MVP sesuai dengan bentuk yang bisa diterima pelanggan. Selain itu juga sesuai dengan value proposition dan fitur yang menjawab kebutuhan penggunanya. Biasanya bentuk sederhana tersebut bisa dalam hal desain produk dengan tampilan user experience yang sesuai dengan value proposition.

6.      Melakukan uji coba

Ketika MVP sudah selesai dibuat, maka tahapan yang terakhir adalah melakukan uji coba. Uji coba ini dilakukan pada pengguna atau pelanggan yang sudah sesuai dengan target pasar. Dalam melakukan uji coba, hal yang penting adalah bisa mendapatkan umpan balik dari pelanggan mengenai prototipe tersebut.

Cara Mengukur Keberhasilan 

Setelah kamu melakukan tahapan tersebut, maka perlu diketahui juga bagaimana cara untuk mengukur keberhasilan tahapannya.

1.  Net promoter score (NPS)

Untuk mengetahui apakah produk yang sudah diluncurkan tersebut bisa memberikan hasil yang sesuai, maka bisa diukur dari kepuasan pelanggan atau net promoter score. NPS ini akan membantu untuk mengetahui feedback dari pelanggan mengenai produk yang sudah kamu luncurkan. NPS ini juga bisa membantu untuk mengetahui seberapa tinggi minat dari pelanggan tersebut dalam merekomendasikan produk kepada orang lain.source:www.eleken.co

Jika nilai dari NPSnya cukup rendah, maka perlu adanya identifikasi dan solusi untuk meningkatkannya. Biasanya nilai NPS sebuah perusahaan yang sudah berhasil dalam menjalankan product market fit sekitar 50.

2.      Churn rate dan retention rate

Kedua hal ini adalah metrik yang digunakan untuk membantu mengukur bisnis kamu apakah sudah mencapai product market fit atau belum. Jika semakin tinggi angka churn rate maka tingkat kepuasan pelanggan justru semakin rendah. Sedangkan jika tingkat retention rate cukup tinggi, maka tingkat kepuasan pelanggan juga akan baik. Retention rate ini juga sama halnya dengan ukuran berapa orang yang tetap menggunakan produk tersebut setelah pemakaian pertama. Untuk churn rate, biasanya acuan standar yang digunakan sekitar 5%. Akan tetapi hal ini tetap bergantung pada jenis bisnis yang dijalankan.

3.      CLV atau customer lifetime value

Metrik yang satu ini berguna untuk menunjukkan rata-rata keuntungan yang bisa didapatkan dari satu pelanggan ketika menggunakan produk kamu. Jadi, ketika seorang pelanggan menggunakan produkmu dengan jangka waktu cukup lama, maka keuntungannya juga lebih besar.

4.      Bounce rate

Bounce rate ini merupakan ukuran yang menentukan apakah sebuah produk tersebut sudah sesuai atau cocok dengan produk atau pasar dari bisnis yang sedang dijalankan. Dalam kata lain, tingkat bounce tinggi berarti pengguna meninggalkan produk kamu tanpa melakukan interaksi apapun lagi. Tingkat bounce yang ideal, setidaknya ada dibawah 60%.

5. Growth Rate

Beberapa orang mungkin akan percaya jika bisnis yang sedang dijalankan bisa mengalami pertumbuhan, maka sudah bisa dikatakan sukses atau berada di jalur yang tepat. Akan tetapi perlu dipahami juga bahwa apa yang bisa menyebabkan pertumbuhan tersebut. Jika pertumbuhannya dikarenakan investasi pemasaran, maka product market fit yang dilakukan belum bisa dikatakan berhasil.

Source gambar utama: Pixabay, unsplash, freepik

Menyusun product market fit memang harus banyak validasi. Mau tahu berita bisnis lainnya, Baca Malang Posco Media!