Psikologi Marketing: Pengertian, Penerapan dan Strateginya

Photo of author
Written By ngalup

Artikel ini telah diterbitkan oleh
Ngalup Collaborative Network.

Dalam dunia pemasaran, ada istilah psikologi marketing. Sederhananya, ini adalah pemahaman atas motif dari seseorang atau tindakan pasar ketika melihat suatu produk dan jasa. 

Salah satu penerapan yang paling populernya adalah soal warna. Tahu McDonald’s dan Burger King? 

TEMPLATE SOCIAL MEDIA All in One Siap Pakai!
TERBATAS!
SALE UPTO 50% off
Langsung DAPAT UNTUNG BANYAK:
  • Rahasia Content Guide
  • Content Calendar Paling Simpel
  • Kunci Copywriting Social Media
  • Template Report Keren
  • Panduan Brand Guideline
  • Social Media Content Plan dan Rahasianya
  • 99+ Viral Hooks

Kalau tahu, mengapa kira-kira keduanya menggunakan warna merah pada logo yang dipakai? 

Pertanyaan ini bisa kamu jawab dari segi psikologis: warna merah itu warna yang mencolok dan mampu menarik perhatian. 

Meski mudah untuk case ini, tapi psikologi dalam marketing lebih dari sekadar penerapan warna mencolok. Ingin tahu lebih soal psikologi konsumen dan marketing? Cek sini. 

Apa Itu Psikologi Marketing

Pertama, MinLup bakal bahas dari segi definisi lebih dulu. 

Jadi, psikologi marketing merupakan pengintegrasian dari ilmu psikologi dan perilaku manusia pada kegiatan atau aktivitas pemasaran. 

Penerapannya punya satu tujuan yang pragmatis yakni penjualan yang maksimal. 

Secara singkat, strategi ini berupa pendekatan yang mampu mempengaruhi psikis dari konsumen dan membuatnya tertarik memakai produk maupun jasa yang brand atau perusahaan tawarkan. 

Jadi, bisa dibilang jika ini hanya salah satu dari sekian banyak strategi yang ada dalam dunia marketing. Apakah efektif? Seperti apa penerapannya? MinLup bakal bahas lebih lanjut. 

Penerapan Psikologi Marketing

Dalam penerapannya, terdapat beberapa prinsip yang selalu dipegang. Di antara prinsip yang ada, memang memiliki alasan psikologis. Berikut ini prinsip-prinsipnya: 

1. Prinsip Scarcity

Pertama, ada prinsip scarcity atau kelangkaan. Biasanya, penerapan marketing yang berpadu dengan psikologi yakni dengan penawaran terbatas. 

Biasanya brand atau perusahaan akan menginformasikan jika stok produknya sudah hampir habis. 

Dengan prinsip ini, maka ada alasan psikologis yang membuat konsumen berpikir jika produknya nampak lebih berharga. Selain itu, juga menganggap produk atau jasa lebih sukar untuk mereka peroleh. 

2. Social Proof

Prinsip psikologi marketing adalah untuk mempengaruhi sisi psikologis dari audiens atau konsumen agar mereka melakukan keputusan pembelian yang menguntungkan. 

Salah satu contoh penerapannya yakni dengan prinsip social proof atau bukti sosial. Cara ini sangat mudah karena hanya perlu menunjukkan ulasan konsumen, testimoni, maupun tingkat pembelian. 

Penerapannya dalam marketing memang efektif karena banyak konsumen yang biasanya ikut tindakan orang lain terutama saat mereka punya banyak keraguan. 

3. Priming Effect

Dalam penerapannya, priming effect akan memakai gambar, kata-kata, hingga warna yang mampu mempengaruhi keputusan konsumen. 

Penggunaan warna mencolok dari kedua perusahaan makanan cepat saji di awal, merupakan penerapan prinsip satu ini. 

4. Prinsip Reciprocity

Kemudian, prinsip selanjutnya adalah reciprocity atau timbal balik. Dalam penerapannya, perusahaan akan memberikan suatu hal dengan gratis. 

Contohnya sampel dari produk, diskon khusus, atau e-book yang menarik. Pernah dapat sampel untuk produk-produk kosmetik di mall? Itu adalah contoh penerapan prinsip timbal balik. 

5. Prinsip Anchoring

Sebutan lain untuk konsep atau prinsip psikologi marketing satu ini adalah efek kekinian. 

Maksudnya adalah dengan mengirimkan informasi agar konsumen mampu mengingat sesuatu yang mereka lihat dan terima. 

Biasanya dengan cara mengirim email promosi atau special offer sesaat setelah konsumen berkunjung ke website atau memasukkan produk ke keranjang belanja. 

6. Prinsip Exclusivity

Siapa yang tak suka jika suatu barang itu eksklusif? Dengan memanfaatkan prinsip ini, biasanya perusahaan menawarkan sesuatu secara eksklusif. 

Tapi, bukan untuk semua konsumennya. Melainkan hanya pada anggota maupun pelanggan tertentu. 

Alasan psikologis di baliknya adalah manusia cenderung sangat tertarik pada suatu hal yang khusus atau langka. 

Eksklusivitas mampu memicu emosi dan kesan jika konsumen, merupakan bagian dari suatu kelompok yang istimewa. 

7. Emotional Triggers

Selanjutnya adalah emotional triggers atau pemicu emosional. Penerapannya akan memakai gambar atau cerita yang bisa menggugah emosi. 

Entah emosi seperti kebahagiaan, empati, bahkan ketakutan. Pernah nonton iklan keluarga bahagia ketika memakai produk tertentu? Itu adalah penerapan dari prinsip emotional triggers. 

Alasan di baliknya karena emosi memainkan peran atas setiap pengambilan keputusan calon konsumen. 

Lalu, mereka akan lebih mengingat merk yang terhubung dengan respon emosional tertentu. 

8. Prinsip Familiarity

Kemudian, ada prinsip lain yakni familiarity atau keakraban. Penerapannya bisa kamu lihat dalam penggunaan pesan serta tema yang konsisten. 

Contohnya pemakaian slogan maupun jingle yang sama dalam berbagai kanal iklan. 

Alasan psikologisnya karena konsumen biasanya memilih merk yang lebih akrab dengan mereka. 

Nantinya, perasaan yang muncul adalah lebih nyaman serta percaya diri atas suatu pilihan. 

9. Psychological Pricing

Dari segi penetapan harga, brand dan perusahaan juga tidak sembarangan. Misalnya, mereka sering menetapkan harga dengan angka ganjil daripada langsung membulatkannya. 

Dari segi psikologis, konsumen akan melihat harga yang ganjil sebagai sesuatu yang lebih murah dan lebih baik. 

Padahal perbedaannya sangat kecil. Tapi, ini juga efektif untuk mempengaruhi keputusan dari konsumen. 

Selain itu, masih ada penerapan strategi lain untuk prinsip ini seperti decoy effect dan sejenisnya. 

Strategi untuk Optimalisasi Psikologi Marketing

Sebenarnya, dari segi penerapan pun kamu sudah bisa memahami strategi seperti apa yang banyak dipakai dalam psikologi marketing. Tapi, jika mau strategi terbaiknya bisa cek sini: 

1. Bikin Kesan ‘FOMO’ atas Produk yang Kamu Jual 

Istilah ini memang populer di media sosial yang dalam bahasa Indonesia adalah ‘Perasaan Takut Ketinggalan’. 

Jika kamu ingin membuat produkmu semakin banyak terjual, maka salah satu caranya bisa dengan memanfaatkan ungkapan populer dari budaya konsumtif ini.

Misalnya, coba untuk memakai kata-kata ‘Limited Edition’, atau “Penawaran Khusus”, dan sejenisnya. 

Dengan memberi informasi kalau konsumen hanya bisa dapat produk di waktu terbatas, maka mereka bisa jadi langsung checkout produk kamu di waktu itu juga. 

2. Memakai Teknik Resiprokal

Kemudian, MinLup nyaranin buat coba teknik resiprokal. Dengan teknik ini, konsumen bakal terdorong secara sadar maupun tidak buat balikin sesuatu. 

Pernah dapat tawaran sampel gratis, kan? Setelah itu, kamu pasti ngerasa punya kewajiban buat beli produknya setelah dapat sampel gratisnya. 

Itu namanya teknik resiprokal. Contohnya jelas banyak. Seperti program trial gratis untuk software atau pemberian hadiah pada pembeli saat mereka belanja produkmu. 

3. Berikan Bukti Sosial

Tunjukkan suatu hal yang membuat banyak calon konsumen semakin percaya pada produk atau jasamu. 

Salah satu strateginya, bisa dengan memberi bukti sosial. Contohnya, membahas rating yang bisnismu dapat di Google, testimoni dari happy customer, dan sejenisnya. 

Bikin Psikologi Marketing Makin Efektif dengan Ini!

template social media strategy

Mau nerapin teknik ini dan ingin hasilnya lebih efektif? Langsung gabungin dengan Template Social Media Plan by Ngalup

Sudah ada fitur-fitur yang bikin medsos bisnismu jadi rapi plus beragam template untuk efektivitas pekerjaanmu. 

Misalnya, ada KPI Tracker hingga Customer Journey Map Template untuk tahu kapan momen paling tepat mempengaruhi psikologi dari pelanggan. Mau? Klik linknya sekarang!

FAQ

Apa itu psychology marketing? 

Penerapan dari berbagai prinsip psikologi guna mempengaruhi perilaku konsumen dan efektif untuk campaign marketing. 

Mengapa penerapannya penting dalam bisnis? 

Pasalnya, penerapan strategi ini bisa membantumu memahami motivasi di balik keputusan konsumen. 

Strategi mana yang paling efektif? 

Semuanya efektif, tergantung dengan ketepatan momen penerapannya. Gunakan template by Ngalup untuk tahu momen terbaiknya!

Template Social Media
All in One
Siap Pakai!
  • Rahasia Content Guide
  • Content Calendar Paling Simpel
  • Kunci Copywriting Social Media
  • Template Report Keren
  • Panduan Brand Guideline Social Media
  • Content Plan dan Rahasianya
Template Social Media
All in One
Siap Pakai!
  • Rahasia Content Guide
  • Content Calendar Paling Simpel
  • Kunci Copywriting Social Media
  • Template Report Keren
  • Panduan Brand Guideline Social Media
  • Content Plan dan Rahasianya
Template Social Media
All in One
Siap Pakai!
  • Rahasia Content Guide
  • Content Calendar Paling Simpel
  • Kunci Copywriting Social Media
  • Template Report Keren
  • Panduan Brand Guideline Social Media
  • Content Plan dan Rahasianya