Dalam menilai kredibilitas seorang content creator , audiens akan menilai salah satunya dari bagaimana ia menyajikan konten. Jika konten yang dibahas topiknya tidak fokus pada branding, bagaimana audiens tertarik untuk mencari tahu lebih lanjut ? Oleh karenanya supaya hal itu tidak terjadi, kamu perlu belajar tentang content pillar.
Content pillar itu seperti apa memangnya ? Kalau kamu mau tahu , artikel ini akan membantu menjelaskannya sampai kamu mengerti dalam beberapa poin pembahasan berikut:
Pengertian Content Pillar
Demandjump mendefinisikan content pillar adalah konten yang berfungsi sebagai artikel pokok yang akan dipakai untuk menjelaskan suatu topik dalam cakupan pembahasan secara umum.
Nantinya artikel pokok tersebut akan dikembangkan lagi menjadi artikel-artikel pendukung yang masih akan membahas topik yang sama namun lebih mendetail. Dengan kerangka yang seperti itulah mengapa artikel yang berperan sebagai konten pilar jumlah katanya lebih banyak, biasanya dibuat dalam 3.000 kata.
Sementara rata-rata jumlah kata dalam artikel pendukung adalah 2.000 kata dan bisa lebih sedikit daripada itu tergantung dari seberapa spesifik pembahasan topiknya. Kerangka contoh content pillar dan pengembangannya dalam artikel pendukung dapat kamu lihat penggambarannya dari semrush ini :
Tidak berhenti sampai pada pengembangan topik, konten pilar juga berperan untuk merumuskan kerangka strategi yang lain seperti :
- Pemakaian kata kunci seperti apa yang paling tepat untuk artikel-artikel pendukung
- Memperkirakan pertanyaan apa saja yang kemungkinan akan muncul dari audiens untuk lebih memahami suatu topik
- Bagaimana menghubungkan antara artikel yang satu dengan yang lain secara runtut. Dengan demikian audiens akan merasa terbantu karena dapat menemukan segala jenis informasi yang mereka butuhkan dalam satu spot saja.Di samping itu juga mempermudah mereka menemukan informasi yang diinginkan.
Dalam istilah yang lebih simple, content pillar merupakan segala jenis tema besar yang dihimpun sesuai dengan apa yang audiens sukai. Inilah yang membuat konten pilar dapat membuat penulisan konten jadi lebih terarah karena koridornya sudah jelas yaitu sesuai selera audiens.
Memang biasanya penerapan konten pilar lebih banyak untuk artikel dalam website maupun media sosial. Namun perlu kamu tahu bahwa esensi konsep dari konten pilar dapat kamu terapkan untuk konten yang berbentuk video maupun gambar sekalipun.
Jenis-Jenis Content Pillar
Content pillar terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan tujuan pembuatannya yaitu :
Marketing Content Pillar
Sesuai dengan namanya, konten pilar yang satu ini memiliki tujuan agar audiens tertarik untuk membeli produk barang atau jasa yang vendor jual.
Vendor harus dapat meyakinkan bahwa fitur-fitur yang terdapat dalam produk mampu membantu audiens menyelesaikan masalahnya lebih efisien. Harus meyakinkan supaya audiens tersugesti bahwa memang produk tersebut lebih bagus daripada produk kompetitor yang sejenis.
Contohnya adalah dari konten promosi yang XiaoMi lakukan dalam akun instagramnya seperti ini :
Recreational Content Pillar
Konten pilar berikut mempunyai tujuan utama menciptakan senyuman atau tertawa baik itu lewat video maupun gambar meme yang lucu. Contohnya dapat kamu lihat dari content pillar instagram berikut :
Konten meme dari netflix di atas dapat tetap menghibur tanpa keluar dari identitas brand karena masih memakai cuplikan film yang ada dalam platform tersebut.
Educative Content Pillar
Dari survei yang dilakukan oleh Forbes menyatakan bahwa 96% benci yang namanya iklan di mana isinya cuma fokus berjualan saja. Demikian pula jika konten pilar yang kamu buat isinya cuma hard selling. Audiens sudah pasti tidak akan tertarik karena menganggapnya sebagai iklan.
Untuk itulah kontenmu juga harus ada nilai gizinya, mampu memberikan nilai edukasi yang menambah wawasan dari audiens. Khususnya wawasan terhadap produk yang kamu jual. Jadi di sini kamu hanya berbagi ilmu, tidak menawarkan produk sama sekali.
Sebagai contohnya bisa kamu lihat dari akun instagram kampung Inggris. Mereka tidak sekedar promosi kelas tapi juga memberikan edukasi mengenai kosakata Bahasa Inggris.
Trending Content Pillar
Maksud dari konten pilar yang terakhir ini adalah mengangkat sesuatu kejadian yang sedang viral, menjadi bahan perbincangan netizen. Namun tidak sebatas itu saja, topik yang dapat kamu angkat juga termasuk pada hari-hari besar yang dirayakan. Misalnya hari raya natal, tahun baru, lebaran, dll.
Cara Membuat Content Pillar
Selanjutnya kita akan masuk ke dalam inti pembahasan yaitu mengenai content pillar strategy. Seperti ini tahapan perumusannya :
Mengerti Dengan Baik Selera Audiens
Sebagaimana pertimbangan dalam pembuatan konten pada umumnya, menentukan tema yang tepat dalam content pillar, harus kamu sesuaikan dengan selera audiens.
Dengan demikian dari awalnya kamu wajib sudah paham dulu produk yang kamu jual itu cocoknya untuk segmentasi konsumen yang mana. Baik itu segmentasi dari segi usia, jenis kelamin, profesi, latar belakang pendidikan, profesi, dll. Bisa dibilang dalam tahap ini, kamu mencari seperti apa konsumen yang ideal bagi bisnismu.
Kamu dapat melakukan riset ini dengan menyebarkan kuesioner lewat bantuan google form untuk disebarluaskan kepada konsumen-konsumen yang pernah bertransaksi denganmu. Dari hasilnya nanti kamu dapat melihat bagaimana selera mereka berdasarkan respon yang diberikan terhadap pertanyaan.
Kamu bisa belajar lebih dalam dalam menentukan target audiens yang tepat di kursus Social Media Specialist dari Practiclass Ngalup.
Selain cara di atas, masih ada metode survei lain yang lebih mudah untuk kamu lakukan yaitu memakai kata kunci google. Kamu ketikkan tentang produk jualanmu dalam kolom pencarian lalu lihat pada bagian penelusuran terkait yang terletak di bagian paling bawah halaman.
Misal kamu membuka usaha kursus SEO, lalu apabila kamu ketikkan kata kunci “kelas SEO” maka akan muncul pencarian terkait sebagai berikut :
- kursus seo bersertifikat
- kursus seo online gratis
- kursus seo terbaik
- kursus seo offline
- kursus seo indonesia
- bootcamp seo
- belajar seo
- kursus seo jakarta
Berarti kurang lebihnya selera audiens dalam mencari informasi soal kelas SEO, kamu harus menyertakan kata kunci tambahan sesuai pencarian terkait.
Hal yang sama dapat kamu terapkan dalam instagram untuk menemukan hashtag apa yang populer di sana. Kamu klik pada tombol kaca pembesar lalu masukkan kata kunci yang ingin diriset misalnya “kelas SEO”. Kemudian lihat pada bagian hashtag
Selalu Up To Date Dengan Tren
Kamu tentu sudah tahu bahwa selera konsumen bisa berubah-ubah sesuai dengan tren. Oleh karenanya riset tidak bisa berhenti hanya cuma sekali, kamu harus melakukannya berulang-ulang sesuai dengan perubahan yang terjadi.
Oleh karenanya seorang vendor wajib hukumnya peka dengan situasi sekitar, jangan pernah merasa puas dengan apa yang sudah kamu capai.
Hal tersebut ditegaskan oleh mantan direktur marketing pertamina dalam bukunya “ Think Like There Is No Box”. Ia menjelaskan sekali saja terlena maka suatu bisnis akan tergilas dengan perubahan karena dianggap sudah ketinggalan zaman.
Menganalisis Para Pesaing
Salah satu faktor menentukan sukses tidaknya suatu content pillar adalah keunikan pembahasan topiknya dibanding konten-konten lain. Kamu tidak dapat mengharapkan kontenmu dapat menarik audiens kalau pembawaanya sama saja dengan kompetitor.
Berdasarkan masalah itu, melakukan analisis pada kompetitor juga merupakan hal yang krusial. Identifikasi lebih lanjut seperti apa kelebihan dan kekurangan mereka dalam membawakan konten.
Kelebihan mereka dapat kamu terapkan dan kekurangannya dijadikan referensi untuk memberikan nilai tambah kepada kontenmu sendiri.
Evaluasi Performa Secara Berkala
Tidak semua content pillar yang telah kamu posting akan mendapatkan respon sebagaimana yang kamu harapkan. Bisa jadi jumlah audiens yang kamu inginkan tidak mencapai target atau ternyata audiens yang datang tidak sesuai karakteristik segmen yang telah kamu riset.
Oleh karenanya jangan malas untuk mengevaluasi secara rutin performa konten-kontenmu secara menyeluruh. Semakin cepat kamu menemukan sumber masalah maka akan semakin cepat pula menemukan solusi yang tepat.
Menata Rapi Link Content Pillar Dengan Konten Pendukung
Sebagaimana yang sudah disebutkan, adanya konten pilar yang dikembangkan ke dalam konten-konten yang lebih spesifik agar audiens dapat menemukan semuanya. Tidak perlu pindah ke website atau akun media sosial lain, all in one sudah kamu berikan kepada mereka.
Untuk mendukung fungsi itulah, kamu harus menyusun tata letak dari kontenmu secara rapi agar mempermudah audiens dalam mencari informasi yang mereka butuhkan.
Jadi di sini pastikan urutannya sudah jelas mulai dari yang paling umum sampai paling spesifik . Tujuannya agar audiens awam sekalipun dapat mengikuti alur berpikirmu dengan cepat.
Mendistribusikan dan Mempromosikan Content Pillar
Kualitas isi konten yang bagus tentu saja harus diimbangi dengan publikasi yang bagus pula. Percuma saja bukan sudah susah-susah membuat konten dengan effort yang tinggi tapi audiens yang tahu cuma sedikit ?
Maka dari itu, segera promosikan konten-kontenmu ke dalam beberapa platform berikut :
- Media Sosial
- E-mail Broadcast
- Bekerja sama dengan influencer
Mengapa Perusahaan Perlu Membuat Konten Pilar?
Memang kalau kamu lihat dari penjelasan yang sudah-sudah, membuat content pillar terasa merepotkan terutama pada artikel.
Bayangkan harus membuat tulisan sejumlah 3.000 kata, sudah tentu akan tidak mudah. Namun terlepas dengan segala kendala itu,keberadaannya cukup penting. Inilah alasan pentingnya content pillar tersebut :
Membuat Perancangan Konten Lebih Terukur
Bagi kamu yang pernah terlibat dalam dunia kepenulisan tentu pernah merasakan bingung bukan harus menulis apa karena tidak ada ide? Bahkan mungkin ironisnya kamu juga bingung merancang content plan untuk beberapa waktu ke depan karena kehabisan topik?
Di sinilah content pillar hadir membantu masalah-masalah itu sebagai guideline agar kamu dapat menentukan pengembangan konten mau dibawa ke mana. Dengan tujuan yang sudah jelas maka juga akan turut mempermudah kamu dalam melakukan riset konten.
Mampu Menarik Target Audiens yang Diinginkan
Salah satu poin dalam cara membuat konten pilar adalah meriset sesuai dengan karakteristik audiens yang cocok dengan produk yang kamu jual. Tentu pernyataan tersebut tidak perlu disangkal lagi kebenarannya karena vendor yang benar pasti akan berfokus pada audiens, buka pada idealisme sendiri.
Content pillar yang disusun dengan baik sesuai selera audiens seharusnya akan mampu menarik mereka untuk mencari tahu lebih lanjut. Strukturnya sudah kamu persiapkan dengan rapi sehingga mereka benar-benar tertarik mempelajari konten tersebut secara mendalam.
Memaksimalkan SEO
Bagi kamu yang memakai website sebagai konten promosi pasti mengerti betapa pentingnya bisa berada di halaman pertama google. Seorang ahli SEO terkemuka, Neil Patel menyatakan 75% orang hanya mencari informasi pada halaman pertama google.
Oleh karenanya bila mampu berada di halaman tersebut, peluang website mendapatkan klik akan semakin besar. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut, tidaklah mudah karena website-mu itu harus dapat penilaian yang bagus dari SEO pada berbagai aspek.
Salah satu aspek tersebut adalah pada seberapa rapi struktur website yang telah dibuat tersebut. Bagaimana pembuatnya menata sedemikian rupa sehingga audiens tidak sampai mengalami kebingungan saat mengaksesnya.
Bukankah parameter penilaian tersebut cocok dengan manfaat content pillar untuk merancang konten yang lebih terukur? Tidak sampai di situ saja, kerapian konten juga akan mempengaruhi aspek penilaian lain yaitu seberapa betah audiens bertahan dalam website.
Audiens yang tidak nyaman berlama-lama dalam website akibat navigasi informasi yang acak-acakan akan meningkatkan bounce rate. Sebuah ukuran yang menunjukkan persentase orang yang langsung meninggalkan website tanpa mencari tahu lebih lanjut.
Menaikkan Peluang Terjadinya Pembelian
Berkat content pillar yang mampu menata konten, mengakses suatu website akan menjadi semakin nyaman. Apalagi dengan kemudahan lain untuk mempelajari berbagai informasi cukup dari 1 sumber. Jika konten pilarmu dapat mengeluarkan keoptimalan tersebut, audiens akan semakin percaya pada kompetensimu.
Audiens yang sudah terpupuk rasa percayanya, akan semakin mudah untuk kamu ajak membeli produk jualanmu. Ayo mulai buat content pillar-mu sendiri, meskipun rumit tapi sepadan dengan manfaatnya yang besar buat bisnismu.