Istilah etika mungkin kamu hanya mengidentikkannya dengan bagaimana bersikap terhadap sesama manusia. Padahal dalam penerapannya, etika juga berlaku dalam dunia bisnis. Etika bisnis adalah salah satu hal yang berpengaruh besar bagi kesuksesan bisnis tersebut. Bagaimana bisa? Memangnya seperti apa itu etika bisnis?
Pengertian Etika Bisnis Secara Umum
Dari segi definisi etika bisnis merupakan bagaimana kamu menjaga hubungan dengan berbagai pihak lewat metode bisnis yang kamu jalankan. Dengan demikian dalam hal ini etika bisnis adalah berperan sebagai prinsip atau pedoman yang seharusnya menjadi pondasi kebijakan bisnismu.
Prinsip inilah yang diharapkan dapat menjaga hubungan mulai dari lingkup karyawan, manajemen, sampai pihak luar dapat terjalin profesional dan harmonis. Jadi konsep etika bisnis di sini berusaha mencegah seminimal mungkin masalah seperti KKN, diskriminasi, dan penyimpangan lainnya.
Tidak kalah pentingnya, etika bisnis adalah juga menjaga agar karyawan tetap bekerja secara profesional dan perusahaan tetap terkelola dengan baik. Pengelolaan yang baik di sini tidak hanya soal meraih omzet sebanyak-banyaknya tapi juga menyangkut tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sosial
Semakin ke sini, etika bisnis semakin dipandang penting. Ini terbukti dari sudah banyak negara yang sampai membuat etika bisnis tersebut memiliki kekuatan hukum. Caranya dengan menuangkannya ke dalam peraturan perundang-undangan yang sah.
Harapannya, lewat peraturan yang kuat tersebut mampu menjadi pengawas agar pengusaha tidak sembarangan dalam mengeluarkan suatu kebijakan.
Berikut adalah rumusan mengenai etika bisnis berdasarkan pemaparan beberapa ahli :
Sumarni menjelaskan bahwa etika bisnis adalah menitikberatkan pada seberapa benar dan jujur suatu perusahaan dalam mengoperasikan aktivitas bisnisnya
Menurut Muslich, etika bisnis adalah suatu wawasan untuk mampu mengelola bisnis secara ideal yang mengacu pada nilai-nilai moral yang luhur.
Terlepas dari penyataan pembahasan sebelumnya yang menyatakan bahwa etika bisnis telah berevolusi menjadi UU, Bertens memiliki pandangan lain soal ini.
Beliau memberikan statement bahwa etika bisnis adalah sebuah standar yang bahkan tingkatannya melampaui segala UU yang tertulis. Alasannya karena etika bisnis menyentuh wilayah abu-abu yang belum diatur dalam UU tersebut.
Lebih lanjut, Bertens kemudian membuat suatu perumusan etika bisnis dari 3 sudut pandang yaitu :
- Mengacu pada nilai-nilai moral kemanusiaan
- Mengacu pada sistem ekonomi yang berimbang. Mampu meraih keuntungan tapi tetap memanusiakan setiap tenaga kerja yang terlibat di dalamnya.
- Mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku khususnya yang secara langsung mengatur perusahaan dalam kaitannya dengan ketenagakerjaan dan lingkungan.
Etika bisnis adalah aplikasi secara nyata dari etika yang berlaku secara umum dalam masyarakat. Etika tersebutlah yang berperan sebagai kompas moral bagi setiap individu dalam melakukan bisnisnya.
Dari kacamata Hill dan Jones, etika bisnis adalah pada dasarnya berfungsi seperti aturan yang memampukan untuk membedakan mana yang benar dengan yang salah. Oleh karenanya, bagi orang yang memegang tampuk kepemimpinan harus benar-benar menguasainya.
Apapun keputusan yang pemimpin ambil pada masalah yang sekompleks apapun, tetap harus berpadanan dengan etika bisnis .
Steade dkk. bersepakat mendefinisikan etika bisnis adalah sebagai landasan bagi perusahaan dalam melakukan decision making.
Teori Etika Bisnis
Dari berbagai pemaparan definisi itulah timbul berbagai teori yang merumuskan etika bisnis secara lebih mendalam yang meliputi :
- Teori Keutamaan
Pada teori pertama ini memaknai etika bisnis adalah sebagai acuan utama dalam menilai seorang individu dari perilakunya. Jika perilakunya baik maka kemungkinan besar wataknya secara umum juga baik.
- Teori Hak
Sementara teori hak mengkaji etika bisnis adalah dari ada tidaknya penghormatan terhadap hak-hak orang lain. Jadi dalam menjalankan bisnis, perusahaan tidak boleh mengambil keputusan yang sampai merampas hak orang lain.
- Teori Deontologi
Teori deontologi dalam etika bisnis adalah berbicara mengenai pentingnya seorang karyawan benar-benar profesional dalam melakukan pekerjaannya. Karyawan tersebut harus mampu melaksanakan tugas yang diberikan sesuai job desknya dengan baik.
Misalkan Anda memegang posisi sebagai supervisor produksi di suatu pabrik yang harus mengawasi kinerja operator dan mesin. Anda wajib mengerjakan tugas tersebut sebaik-baiknya.
- Teori Teleologi
Istilah teleologi berasal dari kata serapan dari Bahasa Yunani yaitu telos. Kata ini artinya apa yang menjadi tujuan atau titik akhir.
Dalam konteks etika bisnis adalah berhasil tidaknya etika ini kamu terapkan dalam bisnis tergantung bagaimana hasil akhirnya. Apakah berhasil tercipta keseimbangan antara profit dengan tanggung jawab sosial.
Baca juga: Jenis, Contoh dan Perbedaan Wiraswasta Adalah
Tujuan Etika Bisnis
Melihat realita yang terjadi memang seolah-olah menunjukkan bahwa bisnis yang didasarkan dengan menghalalkan segala cara lebih cepat suksesnya. Bahkan sampai ada ungkapan dalam Bahasa Jawa “Jujur Ajur, Mbujuk Mujur” yang artinya jujur hancur, berbohong beruntung. Jadi buat apa harus patuh pada “kekangan” etika bisnis?
Kamu tidak boleh lupa juga pada kenyataan bahwa banyak juga pengusaha nakal yang ketahuan belangnya lalu mendapat hukuman yang setimpal. Entah itu masuk menjadi tahanan KPK, mendapatkan denda, sampai harus merelakan usahanya disita.
Sebagai manusia yang sudah dewasa secara pikiran jangan hanya fokus pada enak yang sesaat tapi juga pikirkan jangka panjangnya. Oleh karena itulah daripada bermain api dan terbakar, lebih baik patuhi saja etika bisnis. Pada dasarnya etika tersebut memiliki tujuan yang baik untuk :
- Menyadarkan para pengusaha agar jangan cepat tergiur dengan keuntungan dari cara bisnis yang tidak etis. Jangan sampai mereka menyesal kena batunya nanti karena tidak hanya berurusan dengan hukum tapi juga merusak hubungan dengan orang lain. Orang yang kamu rugikan bisa jadi akan berbalik membuatmu menderita.
- Menjadi pagar pembatas yang jelas bagi para pengusaha agar tetap berjalan sesuai dengan koridornya. Tidak tergoda dengan segala bentuk kecurangan.
Manfaat Etika Bisnis
Dari penjelasan mengenai peran etika bisnis adalah demikian, seharusnya kini kamu tidak lagi menyepelekannya. Apalagi akan ada banyak sekali manfaat yang akan kamu terima jika berpegang pada etika ini dengan konsisten yaitu :
1. Membentuk Brand Perusahaan yang Positif di Mata Orang Luar
Kamu harus ingat baik-baik bahwa dalam bisnis tidak semata soal penjualan tapi juga citra perusahaan. Mungkin kamu berhasil membuat konsumen membeli produk ataupun setuju pada ketetapan harga dengan segala tipu daya.
Sayangnya dengan melakukan itu, citra usahamu akan jadi jelek. Konsumen yang kamu rugikan akan menceritakan kebobrokanmu kepada kenalan-kenalannya. Di samping kehilangan konsumen potensial, bisa jadi akan terjadi tuntutan yang lebih serius jika semakin banyak orang yang kamu rugikan.
2. Memupuk Rasa Saling Percaya
Bagaimana mungkin terjadi kerja sama bisnis yang menguntungkan jika salah satu pihak atau bahkan kedua belah pihak saling berprasangka buruk?
Inilah yang terjadi jika kamu sudah mendapatkan cap sebagai orang yang tidak punya etika dalam berbisnis. Jangankan konsumen, sesama pengusaha pun tidak akan sudi bekerja sama.
Inilah mengapa etika bisnis adalah penting untuk mewujudkan rasa aman dan nyaman dalam melaksanakan kegiatan ekonomi. Dari rasa aman dan nyaman itulah kemudian akan timbul rasa percaya untuk terus berhubungan secara harmonis. Kamu akan jauh lebih mudah bernegosiasi dengan orang yang memang percaya dengan kamu.
Baca juga: Begini Cara Untuk Membangun Networking Bisnis Untuk Para Pebisnis
Prinsip Etika Bisnis
Bagaimana? Apakah sekarang kamu sudah paham etika bisnis adalah begitu krusial bagi kehidupan berbisnis? Ingatlah hukum tabur tuai, kalau bisnismu menjadi batu sandungan bagi orang lain maka bersiaplah hanya masalah waktu, kamu juga akan terpeleset.
Maka dari itu mari mulai sekarang wujudkan etika bisnis lewat prinsip-prinsip ini :
Honesty (Kejujuran )
Camkan baik-baik ya, promosi tidak sama dengan misinformasi. Dalam promosi, kamu menyatakan apa saja nilai plus pada produkmu dan bagaimana itu dapat mengatasi masalah konsumen.
Jika kamu sampai menjanjikan hal yang muluk -muluk tentang sesuatu yang tidak ada dalam produk, itu sudah masuk ranah misinformasi. Kamu telah membohongi konsumenmu sendiri.
Oleh karenanya ceritakanlah apa adanya secara terus terang tidak hanya kelebihan tapi juga kekurangan produkmu. Percayalah konsumen akan jauh lebih menghargai itu.
Nilai kejujuran yang sama juga berlaku dalam hubunganmu dengan partner bisnismu.
Integrity (Integritas )
Integritas dalam etika bisnis adalah menunjukkan seberapa cocok visi dan misi yang kamu canangkan dengan kenyataannya di lapangan. Bukan hanya soal pencitraan tapi benar-benar tertanam dengan kuat dan menjadi karakter dari setiap tenaga kerja yang berkecimpung di situ.
Dalam hal inilah tanggung jawab dari perusahaan akan terlihat, apakah mampu memberikan pedoman yang baik atau tidak.
Loyality (Loyalitas )
Pada faktanya memang berpegang teguh pada etika bisnis adalah sangat tidak mudah. Banyaknya godaan dari kanan dan kiri mengiming-imingi dengan keuntungan yang susah untuk ditolak.
Di sinilah tantangannya, apakah kamu dapat bertahan pada idealisme yang baik tersebut atau pada akhirnya runtuh juga.
Good Decision Making (Pengambilan Keputusan yang Benar )
Setiap pengambilan keputusan pada taraf manajemen manapun, mulai dari level tinggi sampai rendah harus satu suara dengan etika bisnis. Sekali ada yang menyimpang maka akan merusak sistem dalam perusahaan itu sendiri.
Equality ( Kesamaan )
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan ekonomi harus adil baik itu kepada karyawan maupun kepada konsumen. Tidak boleh hanya karena adanya kepentingan orang dalam membuat hanya golongan itu saja yang mendapatkan privilege.
Keep The Natural Resources (Menjaga Sumber Daya Alam)
Sumber daya alam yang tersedia dengan limpahnya bukan menjadi alasan kamu dapat mengeksploitasi seenak jidat. Ada jenis sumber daya alam yang suatu saat akan habis seperti minyak bumi sehingga tidak boleh digunakan berlebihan.
Demikian pula dengan jenis sumber daya alam yang sifatnya unlimited seperti air, dan udara yang harus kamu jaga dengan baik agar tidak tercemar. Pencemaran dalam jangka waktu lama tidak hanya akan merusak kehidupanmu tapi juga generasi-generasi selanjutnya.
Contoh Etika Bisnis
Membicarakan soal etika bisnis dalam perusahaan, jangan kamu bayangkan yang terlalu berat. Misalnya sampai membongkar kasus suap-menyuap dan korupsi dalam perusahaan. Banyak contoh yang lebih sederhana untuk menerapkan etika bisnis yang baik :
- Jujur dalam menerangkan spesifikasi produk yang kamu jual kepada konsumen.
- Transparan dalam menjelaskan kondisi perusahaanmu kepada investor. Jauhkan pikiran untuk sampai memanipulasi laporan finansial untuk menarik minat investor.
- Jangan pernah sekalipun membocorkan rahasia perusahaan meskipun kamu sudah bukan lagi karyawan di situ.
- Ada ataupun tidak ada atasan yang mengawasi, kamu harus tetap produktif dalam menyelesaikan semua tugas dengan baik.
- Professional tidak hanya terlihat dari cara bekerja tapi juga cara berpenampilan. Bagaimana kamu menjaga penampilan agar tetap enak dipandang menunjukkan rasa hormatmu kepada perusahaan.
- Membiasakan diri untuk selalu senyum, sapa, dan salam dalam pekerjaan baik itu kepada rekan kerja, atasan, dan klien. Selain kamu akan dipandang sebagai orang sopan, setidaknya melakukan itu juga mampu mencairkan suasana.
- Selalu menghadiri pertemuan dengan pihak internal maupun eksternal tepat waktu atau bahkan lebih baik sebelum waktu yang ditetapkan.
Bayangkan saja, kamu ada pertemuan membahas kerja sama bernilai milyaran rupiah tapi batal begitu saja karena kamu terlambat. Klien akan menganggap kamu tidak kompeten karena waktu saja tidak kamu hargai, apalagi orang lain.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Pada Pelaksanaan Etika Bisnis
Sejatinya banyak orang yang menyadari beretika tidaknya perbuatan yang mereka lakukan dalam bisnis. Sayang seribu sayang, mereka hanya tahu tapi tidak menerapkannya dalam kehidupan. Kira-kira mengapa bisa demikian? Inilah faktor-faktor yang menyebabkannya :
Melihat banyaknya pelanggaran etika yang terjadi antara perusahaan dan stakeholder memunculkan asumsi bahwa ada hal-hal yang mempengaruhi etika bisnis, berikut ini beberapa di antaranya:
- Kerasnya kompetisi bisnis yang harus dihadapi, jika sampai kalah maka berpotensi memberikan kerugian yang besar bagi perusahaan.
- Adanya perubahan yang mendadak pada kondisi perekonomian pada saat itu. Misalnya akibat pandemi Covid-19 yang menyebabkan banyak perusahaan gulung tikar sebagai akibat pembatasan sosial berskala besar.
- Kebijakan dari manajemen yang berada pada level atas. Kamu berusaha berpegang pada etika tapi atasanmu tidak peduli soal itu maka akan susah juga. Dia jauh lebih punya wewenang daripada kamu.
- Masih minimnya pengetahuan tentang etika itu sendiri.
Jadi kalau kamu mau bisnismu sukses maka etika bisnis adalah mutlak harus tertancap dengan kuat dalam sistem kerjanya. Tantangan dan godaan pasti akan datang menerpa tapi percayalah semua akan indah pada waktunya jika kamu teguh berbisnis dengan etika.