Cara mudah menyusun keuangan dalam bisnis dijelaskan oleh Muhammad Arie Wibowo, Billing & Accounting Officer Beon Intermedia. Materi ini disampaikan dalam mentoring Empower Academy. Selengkapnya, baca artikel ini sampai selesai.
Permasalahan Keuangan UMKM
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) sering menghadapi berbagai permasalahan keuangan yang dapat menghambat pertumbuhan dan keberlangsungan usaha mereka. Salah satu masalah utama adalah kurangnya pencatatan transaksi.
Banyak pelaku UMKM yang tidak melakukan pencatatan keuangan secara sistematis, sehingga sulit untuk mengetahui arus kas masuk dan keluar. Tanpa pencatatan yang baik, mereka tidak dapat memantau performa keuangan bisnis secara akurat, yang bisa berujung pada keputusan yang salah dalam pengelolaan sumber daya.
Hal ini mengakibatkan ketidakmampuan untuk mengevaluasi profitabilitas usaha atau mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah campurnya uang pribadi dan uang bisnis. Banyak pengusaha UMKM yang tidak memisahkan keuangan pribadi dari keuangan usaha. Praktik ini dapat menyebabkan kebingungan dalam pengelolaan keuangan, di mana mereka sulit menentukan berapa banyak uang yang sebenarnya diinvestasikan dalam bisnis dan berapa banyak yang digunakan untuk keperluan pribadi.
Akibatnya, pengusaha mungkin tidak menyadari seberapa besar biaya operasional sebenarnya dan berapa banyak yang mereka peroleh dari bisnis. Campuran ini juga menyulitkan dalam melakukan perencanaan keuangan yang efektif dan berpotensi mengakibatkan masalah pajak di kemudian hari.
Tidak melakukan evaluasi keuangan secara rutin juga menjadi tantangan bagi banyak UMKM. Tanpa evaluasi, pelaku usaha tidak dapat menilai kesehatan keuangan bisnis mereka dan cenderung mengabaikan potensi masalah yang mungkin muncul.
Evaluasi keuangan yang rutin penting untuk mengidentifikasi pola pengeluaran, menilai efektivitas strategi pemasaran, dan memahami di mana pengeluaran dapat dikurangi. Tanpa evaluasi, pengusaha berisiko terus melakukan kesalahan yang sama, yang dapat mengakibatkan kerugian jangka panjang.
Ketiga masalah ini—kurangnya pencatatan, campurnya keuangan pribadi dan bisnis, serta minimnya evaluasi keuangan—saling berkaitan dan dapat memperburuk kondisi keuangan UMKM.
Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi pelaku UMKM untuk mulai menerapkan sistem pencatatan yang baik, memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, serta melakukan evaluasi keuangan secara berkala.
Dengan langkah-langkah ini, mereka dapat mengelola keuangan lebih efektif, meningkatkan profitabilitas, dan menjaga keberlangsungan usaha mereka.
Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah dokumen yang mencerminkan kondisi keuangan dan kinerja suatu entitas, seperti perusahaan atau organisasi. Ada beberapa jenis laporan keuangan yang umum digunakan, dan masing-masing memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda.
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi, juga dikenal sebagai laporan pendapatan, menunjukkan pendapatan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini menggambarkan kinerja operasional perusahaan dengan menghitung selisih antara total pendapatan dan total pengeluaran.
Jika pendapatan lebih besar daripada pengeluaran, perusahaan menghasilkan laba; sebaliknya, jika pengeluaran lebih besar, perusahaan mengalami kerugian. Laporan laba rugi penting bagi manajemen dan investor untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan mengambil keputusan yang tepat.
Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan, yang sering disebut sebagai neraca, memberikan gambaran tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.
Laporan ini terdiri dari tiga bagian utama: aset (sumber daya yang dimiliki perusahaan), kewajiban (utang dan tanggung jawab perusahaan), dan ekuitas (nilai yang dimiliki pemilik setelah dikurangi kewajiban). Neraca membantu pemangku kepentingan memahami kesehatan keuangan perusahaan dan kapasitasnya untuk memenuhi kewajiban keuangan.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menunjukkan aliran kas masuk dan keluar dari perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini dibagi menjadi tiga kategori: arus kas dari aktivitas operasi (kas yang dihasilkan dari kegiatan utama bisnis), arus kas dari aktivitas investasi (kas yang digunakan untuk membeli atau menjual aset jangka panjang), dan arus kas dari aktivitas pendanaan (kas yang berasal dari pinjaman atau investasi pemilik).
Laporan arus kas penting untuk mengevaluasi likuiditas perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan dalam ekuitas pemilik selama periode tertentu. Laporan ini mencakup informasi tentang laba ditahan, kontribusi pemilik, dan distribusi dividen.
Dengan menganalisis laporan ini, pemangku kepentingan dapat memahami bagaimana keputusan manajerial dan kinerja perusahaan mempengaruhi nilai pemilik dan kepemilikan ekuitas di dalam perusahaan.
Secara keseluruhan, keempat jenis laporan keuangan ini saling melengkapi dan memberikan gambaran menyeluruh tentang kinerja dan kesehatan keuangan perusahaan.
Dengan memahami laporan-laporan ini, manajemen, investor, dan pemangku kepentingan lainnya dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi.
Artikel tersebut merupakan ringkasan keuangan dalam bisnis. Ikuti tips bisnis kami lainnya, yah!