Tidak dapat dipungkiri kalau promosi di media sosial secara alami tidaklah mudah. Alami maksudnya di sini, kontenmu dapat dilihat sebanyak mungkin audiens tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Cara seperti ini butuh proses yang lama sehingga sebaiknya kamu pertimbangkan untuk memakai social media advertising.
Kira-kira apa ya hubungannya social media advertising dengan biaya yang dikeluarkan untuk promosi? Kalau kamu mau tahu jawabannya maka baca sampai habis artikel berikut yang akan memberikan penjelasan lengkap soal :
- Pengertian social media advertising
- Social media advertising strategy
- Social media advertising platform
Sproutsocial mendefinisikan social media advertising adalah segala jenis iklan berbayar yang vendor pasang pada berbagai jenis media sosial. Fitur ini memungkinkan kamu dapat mempromosikan jualan dengan lebih jitu.
Alasannya karena kamu diberikan keleluasaan mengatur algoritma media sosial sesuai dengan minat, demografi, dan perilaku segmen konsumen yang kamu targetkan.Tidak hanya itu, konten iklanmu akan lebih konsisten ditampilkan hingga menjangkau audiens yang bahkan belum jadi follower.
Berbeda dengan promosi alami tanpa memakai social media ads, peluang kontenmu dilihat oleh non-follower jauh lebih kecil. Bisa dibilang lebih banyak tergantung pada keberuntungan.
Sebenarnya memang masih memungkinkan meraih kesuksesan dari promosi secara alami. Namun seperti yang sudah paragraf pembuka sebutkan, proses untuk meraup banyak audiensnya akan sangat lama. Apalagi ditambah dengan semakin ketatnya persaingan, sukar kalau kamu mau bersaing dengan cuma mengandalkan promosi alami.
Bisa jadi kompetitor sudah memakai promosi berbayar sehingga konten mereka jadi lebih terekspos daripada kontenmu sendiri. Akibatnya konsumen malah lebih aware pada brand kompetitor dan akhirnya penjualan mereka juga lebih tinggi. Masa kamu ingin mengalami hal seperti itu?
Inilah mengapa sebaiknya kamu mulai mempertimbangkan memakai social media advertising. Tidak perlu khawatir masalah harga karena relatif terjangkau. Kamu dapat atur sendiri nominalnya sesuai dengan durasi penayangan iklan yang telah kamu tentukan.
Social media advertising memang banyak nilai plusnya namun bukan berarti kalau kamu pakai fitur tersebut, dalam 1 malam jualanmu langsung laris manis. Tetap ada optimasi strategi yang harus kamu lakukan yaitu :
Memahami Target Konsumen Sebaik Mungkin
Fitur ads memungkinkan kamu memberikan komando kepada algoritma untuk mengarahkan konten promosi kepada konsumen sesuai spesifikasi yang kamu tentukan. Dengan demikian kamu harus mengerti dulu konsumen dengan karakteristik seperti apa yang cocok dengan produk jualanmu.
Sebagai contoh karakteristik konsumen yang harus kamu kenali seperti apa yang mereka suka dan tidak suka, usia berapa, profesi, dan jenis kelaminnya. Apabila sudah paham ini dengan baik maka kamu dapat membuat konten dengan lebih akurat dari segi isi maupun cara penyampaiannya.
Tidak lupa juga kamu perlu mengenali di media sosial mana target konsumenmu biasanya berselancar. Sebagus apapun konten tapi kalau ternyata pangsa pasarnya bukan di media sosial tersebut, tetap tidak akan ada yang tertarik melihat.
Mengerti Tujuan Kontenmu Mau Ke Mana
Konten promosi tidak selalu soal konversi ke penjualan tapi ada yang untuk meningkatkan awareness terhadap brand. Di samping itu ada juga konten yang dibuat demi menaikkan engagement.
Setiap media sosial memiliki kelebihannya sendiri-sendiri pada masing-masing tujuan tersebut. Dengan demikian, mengerti tujuan konten akan mempermudah kamu memilih akan beriklan di media sosial yang mana.
Membuat Konten yang Bagus
Sia-sia algoritma media sosial sudah menyebarkan iklanmu secara lebih luas tapi ternyata waktu dilihat konsumen, tidak menarik sama sekali. Sama saja kamu dengan buang-buang waktu dan uang.
Oleh karenanya pastikan, kualitas konten yang kamu iklankan benar-benar powerful. Tulisan, gambar, maupun video di situ mampu memberikan kesan yang mendalam sehingga konsumen tertarik mencari tahu lebih lanjut.
Pembahasan terakhir ini akan memperinci kecocokan beberapa jenis social media advertising dengan spesifikasi konsumen dan tujuan konten dibuat. Harapannya dengan begitu akan membantu kamu mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam hal pemilihan platform yang sesuai. Berikut penjelasannya :
Iklan Facebook
Membuka pembahasan pertama dalam contoh social media advertising ada iklan facebook. Iklan facebook bisa dibilang cukup lengkap karena cocok digunakan untuk segala macam tujuan konten baik itu awareness, engagement, maupun konversi.
Sementara dari segi kecocokan konsumen, facebook lebih tepat untuk produk yang menargetkan kaum milenial. Golongan tersebutlah yang lebih mendominasi, sebagaimana yang ditampilkan oleh hootsuite dalam grafik berikut :
Iklan Instagram
Instagram sudah diakuisisi facebook sejak tahun 2012 silam sehingga tidak mengherankan kalau cocok dengan tujuan konten yang sama seperti facebook. Namun dengan pembawaan instagram yang lebih modern mampu mencakup segmen konsumen yang lebih luas tidak hanya milenial tapi juga gen-z.
Bahkan di sini persentase gen-z yang memakai instagram unggul tipis dari milenials. Jadi cocok buat kamu yang berjualan produk-produk yang kekinian dengan jenis social media tools yang satu ini
Semakin enaknya lagi instagram juga telah memiliki fitur sebagai akun bisnis. Di sini program akan menyediakan berbagai data terkait metrik performa dari masing-masing konten. Kamu jadi lebih mudah mengevaluasi apakah konten iklan berbayar tersebut sudah sesuai dengan tujuan yang kamu tentukan.
Iklan TikTok
Jika membicarakan media sosial yang populer tentu tidak lengkap kalau membicarakan TikTok. Animo penggunanya di Indonesia terbukti sangat besar menempati urutan kedua dunia berdasarkan survei dataindonesia.id . Jumlah tersebut hanya berselisih 3,5 juta jiwa dari Amerika Serikat sebagai pemuncak klasemen.
Berdasarkan potensi engagement-nya yang sangat besar tersebut, sangat disayangkan kalau kamu tidak membuat social media advertising di sini. Tidak perlu cemas kalau tujuan konten Anda mencari konversi karena iklan tiktok disokong dengan fitur lain seperti tiktok affiliate.
Apalagi jika target konsumenmu adalah anak-anak muda khususnya gen-z, wajib sekali promosi iklan di sini. Penghuni mayoritas TikTok adalah golongan tersebut
Iklan YouTube
Apabila tujuan kontenmu cenderung mengarah kepada awareness dan engagement maka social media advertising di YouTube layak masuk pertimbangan. Tercatat oleh dataindonesia.id , pengguna YouTube di Indonesia ada kurang lebih 139 juta jiwa sehingga prospeknya juga tidak kalah menjanjikan
Dari grafik ini memang menunjukkan YouTube dikuasai kaum milenial terutama laki-laki. Tapi dapat kamu lihat perbedaan persentase dengan rentang umur yang lebih tua masih relatif tidak terlalu jauh. Jadi bagi kamu yang menargetkan konsumen bukan anak muda, sebaiknya beriklan di sini.
Jangan khawatir kalau kamu belum puas dengan materi social media advertising pada artikel ini. MinLup persembahkan kepada kamu Kursus Social Media Specialist, kamu akan dibimbing sampai bisa menguasai ilmu menjadi social media specialist. Kualitasnya tidak perlu kamu ragukan karena pematerinya sudah sangat berpengalaman.