Marketing merupakan salah satu ilmu yang perkembangannya cukup pesat. Tak heran, jika saat ini ada cukup banyak strategi yang bisa kamu pilih dan gunakan. Salah satu contohnya adalah storytelling marketing.
Pernah dengar pemecahan masalah dari sepasang suami-istri yang debat tentang kurangnya interior dalam kamar tidur dari IKEA? Atau kebahagiaan dan semangat yang tersebar dengan sekaleng Coca Cola?
Keduanya adalah contoh dari penerapan storytelling dalam marketing. Menarik? Sudah pasti. Efeknya? Tentu sangat besar terutama dalam menggaet pelanggan secara emosional. Biar lebih jelas, nih MinLup beri tahu lebih detail di sini.
Apa Itu Storytelling Marketing?
Pertanyaan mendasar, storytelling marketing itu apa sih? Buat yang belum tahu, ini adalah teknik marketing dengan mengembangkan cerita.
Pembahasannya bervariasi, mulai dari kisah-kisah kecil hingga dongeng yang jadi terkenal kembali yang merupakan bagian dari promosi suatu brand.
Konsepnya mirip dengan strategi umum marketing. Hanya saja, pesan dari suatu brand tersampaikan dalam bentuk story atau cerita.
Jadi, brand tidak hanya hadir sebagai sesuatu yang tiba-tiba saja ada dan menjelaskan bahwa produsennya hanya ingin dapat keuntungan semata.
No, lebih dari itu. Brand akan menjelaskan bagaimana mereka lahir, apa yang bisa mereka selesaikan dalam hidup setiap pelanggan, hingga apa dampak dari brand saat pelanggan pilih sebagai bagian dari hidup mereka.
Teknik pemasaran ini, menjadi ‘angin baru’ di tengah kakunya kalimat dan frasa pemasaran yang begitu membosankan. Contohnya, “Grab it Fast, Buruan, Terbaik, Terlengkap,” dan sebagainya.
Penting nggak? Banget. Forbes aja udah jelasin bahwa dengan teknik ini memungkinkan brand menciptakan ikatan emosional antara produk dan juga pelanggan.
Tujuan Storytelling Marketing
Setiap strategi marketing sudah pasti punya tujuan. Tak sekadar agar brand kamu lebih terkenal. Melainkan, lebih dari itu. Berikut ini tujuan dari storytelling marketing:
1. Membangun Ikatan Emosional dengan Pelanggan
Pertama, metode pemasaran ini akan membuat serta membangun ikatan emosional yang kuat dengan pelanggan.
Kimberly Whitler yang menulis di Forbes, mengatakan bahkan bercerita jadi pengalaman dasar manusia yang bisa menyatukan orang-orang dan bisa mendorong terjadinya koneksi yang lebih kuat.
Penggunaan cerita dalam strategi marketing, akan menambahkan elemen manusia pada konten. Elemen ini bisa berbentuk emosi pada suatu cerita.
Kisah-kisah yang menyentuh, pemilihan karakter yang sesuai, bisa meningkatkan tingkat oksitoksin yang ada dalam otak. Inilah yang akhirnya memunculkan empati.
Dengan empati yang kamu peroleh dari pelanggan, mereka akan peduli pada apa yang ingin brandmu capai.
2. Bikin Brand Lebih Menonjol
Terlepas dari faktor kualitas produk, promosi juga memegang peranan penting untuk membuat produk jadi lebih menonjol.
Satu hal yang bisa tercapai dengan teknik marketing ini, bisa bikin brand kamu jauh lebih menonjol.
3. Pelanggan Makin Cinta
Yup, emang nggak bisnis banget bahasanya. Tapi, ini adalah arti lain dari peningkatan loyalitas.
Loyalitas pelanggan bukan barang murah yang bisa kamu peroleh dengan gampangnya. Sulit dapet, sulit juga menjaganya.
Membagikan kisah-kisah emosional nan menyentuh, lengkap dengan narasi unik yang bikin cerita jadi syahdu, akan memikat pelanggan dan membuat produkmu membekas di benak mereka.
Saat produk sudah ada dalam pikiran pelanggan, bukan tidak mungkin jika mereka selalu memilih produkmu over another product dari brand lain.
Contoh Storytelling Marketing
Membayangkan suatu storytelling marketing yang bagus mungkin bakal susah. Maka, jauh lebih baik untuk langsung melihat contohnya:
1. Patagonia
Pertama ada Patagonia. Mereka memberikan contoh yang begitu bagus dari story telling. Dengan cerita-cerita yang menarik, Patagonia berhasil mencapai puncak industri yang begitu kompetitif.
Alih-alih membuat karakter fiktif, mereka mengisahkan cerita dari kehidupan para pelanggannya saat berada di alam terbuka.
Mereka banyak memposting cerita dalam bentuk video dari pelanggan yang menggunakan brand Patagonia ketika di alam terbuka.
2. Humor IKEA untuk Mempromosikan Produk
Content storytelling marketing lain yang cukup menarik adalah milik IKEA. Di Singapura, mereka memakai humor dan kata-kata yang lucu pada video.
Tujuannya mengilustrasikan solusi untuk penyimpanan serta furnitur yang praktis. Coba deh, search di YouTube dengan keyword “Improve Your Private Life IKEA.”
Dalam video ini, ada suami dan istri yang berdebat mengenai kamar tidur. Akhirnya, datanglah lemari pakaian Pax IKEA, Laci Malm, dan berbagai interior dari IKEA.
3. Kisah Nyata dari Brand Dove
Udah tahu brand Dove? Mereka juga memberikan contoh storytelling marketing yang begitu epik dengan mempopulerkan gagasan pelanggan.
Dove banyak memperlihatkan wanita, tapi saat ini juga menampilkan sosok pria yang menjadi ayah di dalam videonya.
Dove menggunakannya untuk memasarkan produk Men+Care yang menampilkan ada seorang pria yang berkumpul lagi dengan keluarga, tepat pada Hari Ayah. Sebelumnya, pria tersebut menceritakan sukarnya berada jauh dari keluarganya cukup lama.
Ini video dari kisah nyata, loh! Pembuatannya memanfaatkan Operation Homefront yang membuat personel militer, bisa kembali bersatu bersama dengan keluarganya di acara-acara tertentu.
4. Kebahagiaan dalam Sekaleng Coca-Cola
Perusahaan soda ternama satu ini, punya AR Campaign yang begitu menarik. Mereka mengangkat kisah ketika ada seorang pelanggan yang mengarahkan kamera pada sekaleng Cola.
Setelah itu, suasana jadi begitu hidup, ada yang memainkan drum, mengoper bola, hingga melakukan foto bersama.
Pada campaign satu ini, Coca Cola ingin menjelaskan bahwa ada kaitan antara produknya dengan hal-hal menyenangkan lagi membahagiakan.
5. Bebek Kecil Disney
Sudah pasti tak lepas dari cerita unik, Disney adalah jagonya untuk bikin storytelling marketing. Sangat kreatif dan begitu menarik, contohnya dalam The Little Duck.
Mereka mengisahkan ada anak kecil yang menjumpai komik ‘Donald Duck’ yang merupakan karakter buatan Disney dan si Anak Bebek, menjadikannya idola.
Namun, cuaca memburuk dan ia harus pulang, komiknya harus ia tinggal pergi. Mereka harus menanti malam yang dingin, sampai matahari terbit. Akhirnya, mereka pun sampai di Disneyland lengkap dengan sambutan dari Donald Duck.
Hal yang ingin mereka sampaikan dalam video ini adalah semangat juga suka cita dari seorang anak yang berkunjung ke Disneyland, ibarat suatu mimpi lama yang akhirnya teruwujud.
Cara Membuat Storytelling dalam Marketing
Memberikan informasi tentang cara bikin storytelling marketing dalam satu kesempatan, sepertinya bakal kurang. Hanya saja, ada garis besar untuk cara pembuatannya. Begini:
- Mengenali audiens dan tahu apa yang mereka butuhkan dari produkmu.
- Narasi unik is a must buat menanamkan citra merk, membuatnya mencolok, dan bikin penasaran.
- Memakai kisah yang emosional.
- Ada ‘nilai’ dalam cerita.
- Ceritanya mudah untuk dipahami.
- Jangan lupa visualisasi.
Tekniknya banyak, hal yang harus kamu persiapkan untuk pembuatan cerita dalam marketing juga bervariasi. Namun, informasi MinLup yang ada di atas, bisa jadi gerbang pembukamu untuk memahami storytelling marketing.