Storytelling social media merupakan teknik ampuh dalam marketing agar konten yang kamu buat sesuai dengan audiens.
Storytelling sangat tepat untuk marketing karena memicu audiens untuk berhenti sejenak menyimak konten yang telah kamu buat.
Reach bisa meningkat, audiens pun bisa lebih kenal dengan brand kamu, bahkan mampu membangun relationship dengan pelanggan yang potensial.
Cerita yang kamu kemas di sosial media akan selalu tentang bagaimana bisnismu akan diingat oleh audiens. Jadi, sangat penting memahami storytelling baik dari penerapan hingga cara pembuatannya.
Penerapan Storytelling di Media Sosial
Penerapan storytelling di media sosial sendiri punya cara dan pendekatan yang berbeda-beda. Tapi, hampir setiap cara yang diberlakukan memang meningkatkan keterlibatan dan bisa membangun hubungan emosional dengan setiap audiens.
1. Cerita Mengenai Produk atau Jasa
Dalam penerapan ini, tekniknya yakni menceritakan proses atau asal-usul, serta nilai yang ada dalam produk maupun layanan bisnismu.
Contoh pendekatannya bisa seperti cerita mengenai pengembangan produk, cerita dari para pelanggan yang kamu kemas ulang, cerita dari karyawan seperti brand IKEA, dan masih banyak lagi.
Berbagai elemen tersebut membuat storytelling menjadi senjata ampuh mengenalkan produk maupun jasa dengan cara berbeda dan memancing audiens segera bergerak.
2. Konten Buatan Pengguna
Sering juga dapat sebutan sebagai User-Generated Content (UGC), ini adalah bentuk penerapan storytelling social media. Konten ini bukan kamu lagi yang membuat, tapi pelanggan atau pengguna merek kamu.
Baik itu foto, ulasan, video, maupun testimoni yang menceritakan pengalaman konsumen atas produk maupun layanan.
Di konteks storytelling, UGC ini bisa menambah kredibilitas bisnis karena mampu menampilkan sudut pandang yang lebih riil dan berasal dari konsumen. Bukan karena bikinan tim marketing dari bisnismu.
3. Penggunaan Visual dan Audio dengan Kualitas Tinggi
Bercerita, bukan selalu soal teks yang lirih dan menyentuh. Tapi, kamu juga bisa melihat banyak brand yang menggunakan visual dan audio dengan kualitas yang tinggi dalam storytellingnya.
Bahkan penggunaan elemen ini juga menjadi strategi penting agar pengalaman audiens bisa lebih berkesan.
Penggunaannya gambar dan video tajam serta jelas, membuat pesan yang ingin kamu katakan bisa tersampaikan dengan lebih cepat dan kuat daripada teks.
Visual yang berkualitas, mampu menarik perhatian audiens serta meningkatkan profesionalisme dari konten.
4. Serial Konten dan Carousel
Sepertinya, contoh storytelling social media yang paling populer adalah serial konten dan carousel. Brand kamu bisa menyampaikan cerita yang lebih mendalam, runut, dan lebih lengkap.
Format ini begitu populer terutama dalam Instagram dan Facebook yang cukup efektif untuk meningkatkan metrik interaksi. Adanya carousel atau serial konten bisa membuat audiens mau menggeser tiap slide.
Narasi pada carousel yang punya alur atau berurutan, bisa menunjukkan sesuatu secara perlahan dan bertahap.
5. Hashtag Khusus untuk Storytelling
Penerapan storytelling social media juga dapat teramati dalam pemakaian hashtag.
Dengan hastag, brand kamu bisa menciptakan komunitas yang mampu mengajak audiens agar mau terlibat aktif untuk cerita-cerita mereka.
Hashtag khusus seperti, #MyCrocsEra dari Crocs, atau #ShareACoke milik Coca-Cola menjadi contoh sukses dari penerapan storytelling dalam media sosial.
Penerapannya memang berhasil untuk meningkatkan berbagai metrik dalam pengukuran kinerja sosial media. Bisa semakin maksimal jika kamu pakai Social Media Expert Plan by Ngalup!
Biar nggak dikira omong doang, MinLup juga menyediakan cara-cara terbaik untuk bikin konten storytelling social media. Mau tahu? Begini caranya:
1. Bangun Struktur Naratif tapi Sederhana
Pertama, coba bangunlah struktur naratif yang tetap sederhana. Bagaimana caranya? Banyak teknik yang bisa kamu coba. Misalnya:
- Struktur Star-Chain-Hook: kata salah satu ulasan di Medium, metode ini bisa jadi struktur simpel tapi cukup persuasif untuk storytelling dan content writing.
- Gunakan Pola Dasar Tiga Babak: berisi pengenalan, konfrontasi, penyelesaian yang bisa membantumu menyampaikan pesan ringkas dan secara langsung. Bisa memulainya dengan latar bangun konflik atau masalah.
- Teknik ‘In Medias Res’; laman Cooler Insights menjelaskan salah satu formula bernama ‘In Medias Res’. Kamu bisa memulai cerita di tengah aksi atau pada titik paling menarik untuk ditampilkan pada bagian pertama.
Dengan ini, maka storytelling dari brand kamu tidak akan membosankan dan mampu memicu ketertarikan dari audiens membaca lebih lanjut.
2. Memperhatikan Emosi dan Kebutuhan Audiens
Pemahaman yang menyeluruh mengenai emosi dan kebutuhan audiens menjadi poin penting lain dalam penerapan storytelling social media. Ada laman yang menyebut jika brand bisa lebih terhubung dengan audiens dengan ini.
Akhirnya, loyalitas dari audiens bertambah, bahkan mungkin yang telah menggunakan produk dan layanan kamu tidak akan keberatan untuk juga membagikannya.
Kamu bisa menggunakan cerita yang mampu menggugah emosi dengan memakai cerita inspiratif, nostalgia, maupun humor. Jadi, bukan cuma cerita seperti curhat biasa. Tapi, juga cerita yang punya nilai emosional.
3. Pakai Hashtag
Manfaat menerapkan storytelling di social media bisa makin optimal kalau pakai hashtag.
Pakai hashtag itu bisa membantu brandmu buat menyatukan percakapan dan bikin cerita lebih gampang buat audiens temukan.
Tak hanya itu, adanya hashtag storytelling social media juga mampu memperluas reach dan interaksi.
Penggunaan hashtag seperti #ShareACoke atau #JustDoIt milik Nike, bisa membuat brand memberi identitas yang unik dan mengajak setiap audiens itu ikut terlibat.
Penggunaannya juga berguna agar cerita konsumen bisa terkumpul dalam ‘satu tempat’. Bisa juga membuat galeri konten berbasis komunitas yang akan memperkaya pengalaman dari audiens dengan brand yang kamu bangun.
4. Membawa Audiens ke ‘Balik Layar’
Ingin yang lebih baik? Cobalah cara satu ini, yakni dengan membawa audiens ke ‘balik layar’.
Brand hadir harusnya memang begini karena audiens juga ingin tahu bagaimana suatu produk maupun layanan bisa terbentuk.
Tujuan utamanya adalah menampilkan sisi personal dan yang tak terlihat atas suatu brand.
Contoh saja, seperti cara pembuatan produk, bagaimana tim dalam brand bekerja sama, bahkan sampai keseharian dari karyawan.
Cara ini bisa membuat brand menampilkan elemen-elemen manusiawi serta autentik yang jarang nampak dalam konten marketing pada umumnya.
5. Posting Rutin
Paling penting lainnya ada memosting setiap storytelling yang kamu sudah kamu bangun.
Tak ingin postingan kamu kacau dan tak terjadwal? Tenang, ada Template Social Media Plan by Ngalup yang bisa jadi andalan.
Fiturnya lengkap, plus template yang tersedia cukup bervariasi dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan kamu.
FAQ
Kenapa storytelling penting?
Storytelling penting karena ini adalah elemen yang mampu membangun keterkaitan emosional serta membuat pesan brand lebih mudah tersampaikan ke audiens.
Apakah semua brand harus pakai storytelling?
Tidak semua, tapi dalam cukup banyak kasus memang storytelling sudah terbukti efektif dalam peningkatan keterlibatan audiens.
Bagaimana mengukur keberhasilan storytelling?
Bisa dengan mengukur engagement metrics, sentiment analysis, CTR, UGC, dan retensi atau kunjungan ulang.