Tidak dapat dipungkiri, seiring perkembangan zaman yang semakin digital, kerja di startup merupakan hal yang lagi hype saat ini. Apakah kamu salah satunya yang juga memiliki impian bekerja di situ? Kalau iya, alangkah baiknya kamu pahami dulu pembahasan berikut ini supaya kamu memperoleh gambaran yang lebih jelas :
Perbedaan Kerja di Startup dan Corporate
Sebenarnya kerja startup adalah sama saja dengan bekerja dalam perusahaan formal pada umumnya. Terdapat sistem manajemen yang mengatur setiap karyawan dari posisi atas sampai bawah tanpa terkecuali. Operasionalnya pun kurang lebih berlangsung 8 jam seperti perusahaan-perusahaan lainnya.
Meskipun demikian, masih ada aspek-aspek penting yang membedakan Startup dengan Corporate begitu nyata. Aspek-aspek pembeda tersebut dapat kamu lihat dalam tabel berikut yang MinLup rangkum dari prosple :
Aspek Pembeda | Kerja di Startup | Kerja di Perusahaan Konvensional |
Sumber Pendanaan | Berasal dari pendirinya langsung yang kemudian apabila startup mengalami perkembangan, akan mulai mencari para investor | Saat masih awal terbentuk, dana juga berasal dari pendiri perusahaannya sendiri. Selanjutnya apabila perusahaan sudah mulai kuat, pendanaan diambil dari keuntungan yang sudah dihasilkan |
Prioritas Usaha | Lebih kepada bagaimana mengembangkan taraf usaha dan segmen pasar sebesar-besarnya lewat berbagai macam inovasi. Jadi bisa dibilang pada fase ini startup sedang membakar uang karena fokus utamanya bukan pada laba. | Sedari awal berdiri sudah mengutamakan mengeruk laba sebanyak mungkin. |
Hubungan Antara Pihak Manajemen dengan Karyawan | Terjalin secara terbuka sehingga dapat timbul komunikasi yang sehat secara 2 arah. | Dengan sistem rantai komando yang masih dibatasi oleh birokrasi, komunikasi yang dibangun tidak seleluasa dalam startup. |
Kerja di Startup Jurusan Apa ?
Kalau kamu berasal dari jurusan-jurusan ini maka peluangmu kerja di startup semakin besar karena memang banyak dicari. Jurusan-jurusan apa sajakah itu? Ini pemaparannya menurut kumparan :
1. Manajemen
Dalam fakultas manajemen yang membahas seluk-beluk tentang bagaimana mengatur aktivitas bisnis, sudah tentu dibutuhkan dalam sistem kerja di startup. Dengan taraf perusahaan yang masih berkembang sangat membutuhkan karyawan yang tahu bagaimana menata alur kerja perusahaan secara sistematis.
2. IT ( Information and Technology )
Mayoritas startup itu pada dasarnya pasti memakai teknologi dalam kegiatan operasionalnya. Bukan hanya untuk promosi tapi juga sebagai produk utama yang mereka jual. Jadi kegiatan yang mereka lakukan tidak akan jauh-jauh dari pembuatan suatu sistem operasi dari awal sampai akhir.
Tidak mengherankan jadinya kalau orang yang memiliki pengetahuan soal IT sangat krusial karena segala sesuatunya berhubungan dengan coding.
3. Desain Komunikasi Visual (DKV)
Pada masa di mana pemasaran pun sudah melibatkan digital, website menjadi salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam kerja di startup. Untuk itu website harus dibuat dengan desain yang bagus tapi tetap simple. Jadi selain eye-catching juga lebih mudah dioperasikan oleh audiens untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.
Adanya kebutuhan website dengan kualifikasi semacam itu yang membuat jurusan DKV turut berperan besar bagi perkembangan startup. Merekalah yang lebih tahu bagaimana berkomunikasi secara kreatif lewat visual yang dibuat.
4. Komunikasi
Konsep utama yang dikaji dalam jurusan komunikasi adalah bagaimana memberikan suatu informasi secara verbal maupun tertulis dengan efektif. Maksud dari efektif di sini akan memberikan kesan bagi pendengar / pembaca sehingga dapat tertanam dengan kuat dalam ingatan mereka.
Konsep tersebut sangat penting untuk kamu aplikasikan di startup terutama saat menyebarluaskan brand awareness maupun mempromosikan produk. Jika kedua hal itu mampu menciptakan kesan yang positif bagi audiens, peluang mereka mencari tahu lebih lanjut juga akan lebih besar.
5. Akuntansi
Masalah keuangan / finansial merupakan aspek terpenting karena yang menggerakkan segala kegiatan utama dan pendukung yang perusahaan laksanakan. Bukan masalah jumlah tapi bagaimana mengelolanya. Mau sebanyak apapun modal kalau pengelolaannya payah, ujungnya akan terbuang sia-sia.
Di sinilah jurusan akuntansi hadir pada sistem kerja di startup untuk membantu perusahaan melakukan pengelolaan terhadap keuangannya dengan rapi dan transparan.
Suka Duka Kerja di Startup
Jangan sampai nanti kalau ternyata kamu berhasil kerja di startup, kamu jadi mengalami banyak kekecewaan karena ekspektasi tidak sesuai realita. Maka dari itu supaya kamu dapat mempertimbangkan dengan lebih matang, MinLup berikan berbagai poin plus dan minus cara kerja di startup yang bersumber dari Glints
Kelebihan Kerja di Startup
1. Mempelajari Berbagai Hal yang Benar-Benar Baru
Salah satu budaya kerja startup yang kemungkinan besar akan kamu jumpai adalah kamu bisa saja harus menangani suatu bidang yang benar-benar baru. Jauh menyimpang dari job desk yang seharusnya kamu lakukan. Hal yang biasa terjadi pada startup yang masih belum terlalu besar dan sistemnya masih belum kokoh terbentuk.
Ini bisa menjadi salah satu kelebihan kalau kamu menyikapinya sebagai tantangan untuk mengembangkan kemampuanmu lebih lagi.
2. Waktu Kerja yang Fleksibel
Salah satu faktor utama yang menjadi alasan kerja di startup bagi milenial dan gen -z adalah jam kerja yang bisa kamu atur sendiri. Meskipun kantornya sendiri berlangsung 8 jam seperti perusahaan pada umumnya, sistem kerja yang berlangsung sangat fleksibel.
Kamu tidak harus masuk kantor pagi-pagi dan bisa mengerjakan tanggung jawabmu di mana pun dan kapanpun selama masih memenuhi deadline. Dengan begitu suasana kerja akan lebih menyenangkan karena tidak terpaku di satu titik saja.
3. Lingkungan Kantor yang Menyenangkan
Kalau kamu melihat berita-berita tentang kerja di startup, sedikit banyak akan menyaksikan kalau vibe kerjanya terasa santai. Mulai dari karyawan yang tidak wajib memakai jas dan dasi sampai kantor yang didesain selayaknya kafe untuk nongkrong.
4. Ruang Untuk Kreativitas Berinovasi yang Terbuka Lebar
Kalau kamu baca lagi pada perbedaan startup dan perusahaan konvensional tertulis bahwa tujuan utama startup adalah mengembangkan perusahaan. Dengan demikian membutuhkan banyak sekali inovasi untuk mampu meraih tujuan tersebut.
Bagi kamu yang suka berpikir kreatif untuk menemukan ide-ide yang segar, startup merupakan tempat yang sangat cocok. Kamu akan mendapatkan keleluasaan lebih di sini, tidak seperti perusahaan konvensional yang lebih banyak batasannya.
Kekurangan Kerja di Startup
1. Stabilitas Perusahaan yang Masih Belum Kuat
Fokus utama startup bukanlah keuntungan padahal di sisi lain salah satu faktor yang menentukan stabil tidaknya perusahaan adalah dari kondisi finansial. Kondisi yang mengakibatkan 90% startup gulung tikar karena tidak mampu bertahan dalam rentang waktu 3 tahun berdasarkan artikel Berkeley.
Peluang bangkrut tersebut akan semakin tinggi apabila para founder startup tidak berhasil melobi investor agar bersedia memberikan suntikan dana. Walaupun mungkin ide bisnis yang mereka tawarkan menarik, investor masih ragu dengan prospek startup itu untuk jangka panjangnya.
2. Bisa Mengerjakan Berbagai Hal Dalam Waktu yang hampir Bersamaan
Walaupun multitasking itu kurang baik untuk dilakukan dalam pekerjaan namun kamu harus siap dengan itu apabila nanti kerja di startup. Seperti yang sudah disebutkan pada poin plus bahwa dalam startup, kamu bisa saja akan menangani pekerjaan yang di luar bidangmu.
Pekerjaan di luar bidang tersebut biasanya merupakan tugas tambahan di luar tugas utama dalam posisi yang kamu lamar sebenarnya. Peristiwa semacam ini terjadi pada startup yang masih belum memiliki banyak sumber daya. Akibatnya karyawan yang ada dimanfaatkan untuk cover beban pekerjaan yang lain.
Beban pekerjaan yang bertambah berpotensi meningkatkan stres yang berujung burnout jika berkepanjangan.
3. Nominal Gaji yang Belum Tentu Sesuai Keinginan
Jangan sampai karena melihat startup yang seolah sedang diagung-agungkan saat ini, kamu menganggap gajinya yang akan kamu terima pasti besar.
Pada realitanya pun tidak jauh berbeda dengan perusahaan konvensional. Tidak mungkin kamu mengharapkan gaji langsung 2 digit saat bergabung dalam startup yang baru berdiri. Kamu baru bisa memperoleh gaji yang besar dalam startup yang sudah berstatus unicorn atau decacorn.
Di samping itu nominal gaji juga bergantung pada posisi/jabatan yang kamu masuki. Startup yang masih tergolong hijau sekalipun umumnya akan lebih berani menggaji tinggi untuk posisi yang berkaitan langsung dengan produk digital yang dijual. Contohnya posisi seperti : full-stack developer, frontend developer, hingga product manager
4. Mahir Mengatur Waktu
Waktu yang fleksibel saat kerja di startup hanya terasa menyenangkan kalau beban kerjanya memang masih sedikit. Tidak berlaku kalau kamu sudah mulai memperoleh banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan deadline yang mepet.
Kalau rata-rata karyawan perusahaan konvensional pulang kerja jam 5 sore maka di startup belum tentu. Selain banyak rapat yang harus kamu ikuti bersama divisimu, masih ada tugas tambahan yang juga tidak boleh kamu abaikan begitu saja.
Jadi meskipun kamu dapat kerja dari manapun dan kapanpun, beban kerjanya sewaktu-waktu mampu melebihi perusahaan konvensional. Itulah mengapa sebagai tips kerja di startup , fleksibilitas yang ada justru membuat kamu harus semakin disiplin menata kegiatan kerjamu.
5. Adaptif Dalam Segala Perubahan Kondisi
Lingkungan kerja startup khususnya yang bergerak di bidang teknologi lebih dinamis daripada perusahaan konvensional. Teknologi yang dapat dengan cepat berubah tentu wajib disikapi dengan perubahan yang perusahaan lakukan untuk menyesuaikan dengan itu.
Sekali saja berlambat-lambat maka produk perusahaan bisa saja sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pasar yang paling up to date. Lama kelamaan akan ditinggalkan kalau sudah demikian.
Sifat teknologi yang seperti itu mengharuskan karyawan yang berada dalam naungan startup pun mampu beradaptasi dengan cepat dalam segala kondisi.
Kemampuan ini terasa semakin krusial karena dalam startup lebih mudah terjadi perubahan pada struktur organisasi. Kamu tidak usah kaget kalau melihatnya karena model bisnis startup memang dapat berubah sewaktu-waktu.
Kalau kamu tipe orang yang cenderung susah lepas dari zona nyaman maka bekerja di startup sudah pasti akan memberikan shock therapy tersendiri.
Bagaimana? Setelah melihat beberapa poin minus kerja di startup apakah kamu masih tertarik berkarir di sini? Kalau memang masih berminat maka jangan merasa takut dengan tantangan yang kemungkinan akan kamu hadapi.
Mulai persiapkan diri mulai sekarang belajar skill yang dibutuhkan seperti kemampuan beradaptasi, problem solving, dan kreativitas. Jangan lupa untuk ikuti terus update artikel terbaru dari Ngalup seputar dunia kerja, startup dan produktivitas.