Apa itu Soft Skill? Contoh & Cara Meningkatkan

Photo of author
Written By ngalup

Artikel ini telah diterbitkan oleh
Ngalup Collaborative Network.

Ketika melaksanakan profesi tertentu, soft skill adalah kapabilitas yang harus dipunyai oleh masing-masing individu saat menjalani kehidupan sehari-hari. Pasalnya, disiplin keilmuan yang bekaitan dengan jalinan hubungan yang terjadi antar sesama manusia ini, menjadi penyeimbang disiplin keilmuan lain, yaitu keilmuan utama saat melakoni sebuah tanggung jawab.

Sebab, kekinian, keterampilan kombinasi, yang terdiri dari hubungan yang terjalin antar sesama manusia dan ketangkasan utama paling banyak dicari. Dua bab ini juga saling melengkapi. Misalnya, ada seorang individu mampu menguasai ketangkasan ketika berkomunikasi, bisa melengkapi keterampilan teknis sebagai social media specialist. Kompetensi ini begitu krusial yang bertujuan membangun alur koordinasi supaya pekerjaan dan kewajiban selesai tepat waktu.

Dalam edisi kali ini, akan ditelaah lebih jauh terkait penjabaran komplit mengenai pengertian, contoh sampai tips untuk mengasah soft skill adalah sebagai berikut:

Apa Itu Soft Skill

soft skill adalah

Sebagaimana diuraikan pada paragraf di atas, pengertian soft skill yaitu kompetensi pada diri masing-masing individu. Hal ini kaitannya dengan hubungan dan koneksi yang baik antar sesamanya. Intinya, soft skill adalah 

Sebuah bentuk ketangkasan dan pengetahuan yang dimiliki. Seperti tangkas dalam berbicara, berkoordinasi,  menyesuaikan diri, personal serta kepribadian yang ramah hingga tingkat kepedulian sosial antar sesama.

Jika dijabarkan secara mendalam, soft skill adalah sebuah bentuk fondasi wawasan saat menjalin hubungan baik dan interaksi dengan sesama manusia. Hal ini biasa dilakukan dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Tak hanya itu, dalam konteks ini, juga terdapat rasa empati dan simpati bagi sesama.

Seperti uraian yang ada, kemampuan terpendam tersebut tak terlihat rupa serta cenderung tak kasat mata. Meski demikian, keterampilan tersebut sangat diperhitungkan saat menjajaki profesi pada industri maupun organisasi. Sebab, ini karunia yang dipunyai sejak lahir. 

Meski bawaan sejak lahir, bukan berarti keterampilan interpersonal ini tidak bisa dipelajari lebih lanjut. Keahlian tersebut bisa dipertajam melalui latihan yang cukup rutin. Misalnya, berbincang, menumbuhkan rasa empati dan sejenisnya.

Pengertian Soft Skill Menurut Para Ahli

Setelah penjelasan singkat pada paragraf di atas, akan lebih jelas lagi jika memahami pengertian soft skill menurut para ahli. Mereka mempunyai pendapat masing-masing mengenai keahlian ini. Ini merupakan uraian pemahaman mengenai soft skill adalah:

  1. Widhiarso

Berdasarkan opini pakar satu ini, soft skill adalah serangkaian kemampuan atau bentuk keahlian yang terdapat pada masing-masing individu. Tujuannya, yakni untuk memberikan pengaruh terhadap manusia lainnya. Cara tersebut berkaitan dengan yang dilakukan oleh manusia agar bisa menyesuaikan diri dan menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. 

Pakar ini juga menyebut bahwa keterampilan tersebut juga cenderung tak kasat mata. Bahkan, juga bertautan dengan afeksi dan kepedulian sosial yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendapat Widhiarso ini disampaikan pada tahun 2009.

  1. Elfindri dan Kawan-Kawan

Berdasarkan perspektif ahli Elfindri dan kawan-kawan, soft skill adalah disiplin ilmu pada masing-masing pribadi untuk menjalin interaksi bersama manusia lain pada kehidupan sehari-hari. Bahkan, hubungan tersebut diperluas hingga hubungan dengan yang Maha Esa.

Jalinan hubungan yang dimaksud adalah interaksi, gaya bicara, menjalin hubungan yang baik antar sesama manusia, baik bagi individu maupun perkumpulan atau organisasi. Termasuk, memiliki adab dan budi pekerti yang luhur. Serta menjunjung tinggi sikap yang baik dan meningkatkan sisi kerohanian. 

Pendapat ini dikemukakan pada tahun 2011.

  1. Yuliani

Berdasarkan pandangan pakar ini, soft skill adalah keahlian seseorang dalam menjalin hubungan dan relasi yang baik, utamanya dalam hal komunikasi. Secara rinci, pada bagian ini, juga termasuk keahlian untuk bersepakat dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.

Tak hanya itu, keterampilan ini juga melatih untuk memikirkan metode yang akan dilakukan dalam membentuk kelompok hingga membujuk orang lain. Serta, mengutarakan gagasan yang ada pada pemikirannya masing-masing. Pendapat ini dikemukakan pada tahun 2012.

  1. Aprinto 

Pada tahun 2014, pakar ini mengutarakan pendapatnya. Menurut dia, soft skill adalah ketangkasan yang dimiliki oleh individu untuk menjalin hubungan atau pergaulan di tengah-tengah komunitas, Seiring berjalannya waktu, ketangkasan ini bisa ditingkatkan. Misalnya, melakukan kesepakatan, koordinasi, membuat solusi dalam permasalahan dan sejenisnya.

  1. Wayani dan Purwoastuti 

Kedua pakar ini mengemukakan perspektif mengenai keterampilan non teknis pada tahun 2015. Berdasarkan pandangan keduanya, soft skill adalah perilaku dalam diri pribadi yang memberikan dampak bagi lingkungannya. Utamanya, saat menjalin hubungan sesama manusia.

Tujuannya, disiplin ilmu non teknis ini untuk pengembangan diri dan karir seseorang. Meski tak kasat mata, ini adalah keterampilan krusial yang wajib dimiliki oleh masing-masing individu. 

Baca juga: Inilah Skill yang Harus Dikuasai Digital Marketing Specialist

Contoh Soft Skill

contoh soft skill

Sesuai penjabaran singkat yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat rangkaian contoh soft skill yang kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, apalagi saat turun langsung ke dunia industri. Pada bagian ini, akan menjabarkan terkait contoh soft skill adalah: 

1. Pemberi Komando

Salah satu contoh soft skill adalah pemberi komando atau pucuk pimpinan dalam sebuah organisasi maupun industri. Seorang individu yang memiliki kemampuan dasar kepemimpinan, biasanya merupakan orang yang rendah hati, pandai mengelola tim dan memberikan kontribusi nyata pada suatu perubahan.

Saat sudah mulai diasah dan terbiasa, kemampuan untuk menjadi pemimpin pada sebuah industri maupun organisasi bisa diketahui melalui cara mereka meredam adanya permasalahan yang terjadi. Serta, memberikan arahan dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pegawai yang terlibat dalam pekerjaan. 

2. Koneksi

Berikutnya, contoh lain soft skill adalah koneksi atau komunikasi yang terjalin saat berada di dalam tim maupun organisasi. Kemampuan ini di antaranya adalah berbicara di depan umum, kompromi, mendengar, bercerita hingga menyampaikan materi dengan tepat.

Keterampilan ini harus dimiliki oleh masing-masing individu sebagai dasar untuk mengutarakan gagasan dan opini. Sekaligus, mempermudah untuk berkoordinasi dan memahami maksud dan keinginan orang lain.

3. Kolaborasi Tim

Selanjutnya, contoh soft skill adalah membentuk kolaborasi yang baik antar anggota tim. Mereka mampu membuat wadah atau kolam untuk tumbuh dan berkembang bersama. Sehingga, tak sekadar memberikan perintah untuk bekerja. 


Keterampilan ini juga meliputi menumbuhkan kepercayaan dalam anggota tim atau pegawai serta menerima gagasan dan opini orang lain. Dalam mengemban tugas ini, juga bisa membantu untuk menyelesaikan pekerjaan agar lebih optimal. 

 4. Membagi Waktu

Contoh lain soft skill adalah mengelola waktu dengan tepat saat melakukan tugas maupun pekerjaan Bagaimana dalam satu hari, list pekerjaan sudah harus bisa selesai tepat waktu. Cara ini juga termasuk mengelola irama kerja agar seimbang dengan kehidupan pribadi 

5. Inovatif

Selanjutnya, contoh lain dalam soft skill adalah berpikir maju ke depan. Ini melatih individu untuk mengembangkan inovasi dan selalu berkreasi. Sebab, harus tetap mengikuti perubahan yang serba cepat. Sehingga, contoh ini beriringan dengan kemampuan seseorang untuk riset dan menganalisa suatu permasalahan yang bisa diselesaikan. Sebab, orang-orang dengan tipe ini memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi. 

6. Menyesuaikan Diri dan Memiliki Kepedulian

Berikutnya, contoh soft skill adalah memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dan memiliki kepedulian terhadap sesama. Sehingga, bisa lebih luwes dalam melakukan pekerjaan dan bisa saling menyesuaikan dengan kebutuhan industri.

Termasuk, juga memupuk simpati dan empati terhadap sesama anggota tim agar terjalin koneksi yang baik dan membangun tenggang rasa antar sesama.

7. Adab dan Kredibilitas

Selanjutnya, contoh soft skill adalah menjaga kredibilitas dan menjunjung tinggi adab dalam melakukan tugas dan pekerjaan. Tak hanya itu, pada bagian ini, seorang individu juga dituntut untuk mampu mewujudkan suasana kerja yang sehat. Sehingga, tim yang terlibat merasa betah.

Sekaligus, pada bagian ini, seseorang juga harus memiliki perilaku yang baik untuk menghindari adanya potensi terjadinya suatu permasalahan dalam kelompok. Sehingga, bisa menjadi pribadi yang dapat dipercaya dan diandalkan dalam kondisi apapun.

Baca juga: Berkarir Sebagai Generalist atau Specialist? Cari Tau Solusinya Disini!

Perbedaan Soft Skill dan Hard Skill

Saat pembahasan terkait keterampilan non teknis, tentunya juga terdapat kemampuan teknis. Sebagian orang masih belum memahami secara rinci terkait perbedaan soft skill dan hard skill. Pada bagian ini, akan menguraikan secara rinci terkait perbedaan keterampilan teknis dan soft skill adalah:

1. Hard Skill

Sesuai dengan judulnya, kemampuan teknis atau hard skill ini merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dari hasil penyuluhan maupun mencari ilmu di bidang akademik maupun non akademik. Keahlian ini bisa diketahui dan ditakar oleh orang lain.

Meski demikian, keahlian ini bisa didapat secara otodidak atau belajar mandiri. Biasanya, untuk mengasah keterampilan ini, perlu adanya penyuluhan lanjutan. Serta, tak jarang dilakukan tes sebagai bentuk pembuktian bahwa sudah memiliki keterampilan yang cukup mumpuni. Hal ini bisa ditandai dengan adanya penghargaan atau sertifikasi bagi suatu profesi tertentu.

Biasanya, keterampilan ini diperoleh berdasarkan kemampuan dan kecerdasan intelektual yang dimiliki seseorang, Bahkan, keterampilan ini juga berguna untuk menunjang suatu pekerjaan agar bisa segera selesai. 

Adapun sampel atau contoh hard skill dalam kehidupan sehari-hari cukup bervariasi. Biasanya, disesuaikan dengan kesempatan bekerja yang bisa disesuaikan. Misalnya, penulis yang mengemban tugas sebagai content writer, copywriter maupun hal lain yang berkaitan dengan digital marketing. 

Contoh lainnya adalah keahlian yang dimiliki berkaitan dengan teknologi, misalnya web developer, cloud computing, ui/ux design dan sejenisnya.

2. Soft Skill

Berdasarkan penjabaran pada bagian sebelumnya, soft skill merupakan keterampilan non teknis. Biasanya, sudah merupakan potensi alami yang terdapat dalam diri seseorang. Meski demikian, bakat tersebut bisa diasah seiring berkembangnya waktu. Termasuk, juga bisa turut berkembang saat melakoni sebuah profesi.

Keterampilan ini wajib dimiliki agar lebih mudah memahami orang lain dan menjalin koneksi yang baik. Kemudian, juga mampu memunculkan semangat dalam diri untuk mengejar ambisi. Sesuai yang sudah disebutkan, contohnya keluwesan berinteraksi, berpikir kritis, memecahkan masalah dan sebagainya. 

Meski demikian, kedua keterampilan ini saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain. Keterampilan ini adalah penyeimbang hard skill. Sebab, sesuai pengertiannya, orang-orang yang sudah menguasai hard skill yang baik, belum tentu memiliki soft skill yang baik pula.

Sebagai contoh, orang yang memiliki kemampuan teknis sebagai web developer kurang berkomunikasi yang baik dengan tim. Hasilnya, pekerjaan menjadi terhambat dan tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Apalagi, ia juga kurang memiliki etika yang baik dalam bekerja, tim akan menjadi tidak respek dan juga menciptakan suasana kerja tidak nyaman.

Begitu juga yang terjadi jika soft skill tidak dikuasai dengan baik. Ketika pelamar kerja memiliki keterampilan teknis yang mumpuni, namun tidak tahu cara berkomunikasi yang baik. Sehingga, berpotensi lamaran kerja ditolak.

Cara Meningkatkan Soft Skill

cara meningkatkan soft skill

Seiring berkembangnya waktu, ada beragam cara meningkatkan soft skill. Pada kehidupan sehari-hari, bisa berlatih untuk berbicara, mendengarkan dan saling terkoneksi dengan orang lain. Ini melatih kemampuan untuk berbicara dan menghadapi orang lain dengan karakternya masing-masing.

Termasuk, juga mengikuti pelatihan untuk meningkatkan keterampilan. Ikuti pelatihan yang menyediakan mentor atau praktisi. Hal ini perlu diikuti, apalagi jika terdapat interaksi secara langsung. Sehingga, bisa berdiskusi lebih lanjut dengan pakarnya.

Salah satu pelatihan yang bisa diikuti untuk meningkatkan kemampuan non teknis yaitu Moklet Youth Digitalent (MYD). Ini merupakan program penegmbangan kompetensi dan peningkatan kualitas bagi talenta di tingkat SMK. Dalam hal ini, Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co), memberikan pembekalan, baik berupa soft skill dan hard skill yang akan dibutuhkan untuk menghadapi dunia industri. 

Program ini berbeda dengan lainnya, yaitu memberikan pengalaman nyata dalam sebuah perusahaan agar bisa menghasilkan lulusan SMK berkualitas dan terserap di dunia industri. Sebab, peserta bisa melakukan praktik dan berkonsultasi langsung dengan para praktisi yang bertindak sebagai mentor. 

Contohnya, pada sesi general class, peserta yang mengikuti kelas akan diajarkan cara untuk meningkatkan soft skull. Misalnya, cara berkomunikasi, bagaimana menjadi pemimpin yang baik, cara berpikir kritis hingga cara melakukan wawancara kerja yang tepat.

Kemudian, pada bagian paralel class, peserta bisa memilih materi sesuai dengan potensi yang dimiliki. Tujuannya, untuk mempertajam hard skill yang dimiliki. Misalnya, social media strategist, dev ops, ui/ux designer dan masih banyak lagi.

Pelatihan karir ini tak didapatkan pada sekolah formal biasa. Namun, merupakan penyuluhan tambahan untuk mempertajam keterampilan. Tujuannya, untuk meningkatkan rasa percaya diri hingga mampu terserap dunia kerja dengan cepat. Program ini merupakan langkah konkrit yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk memberikan kesempatan kepada muridnya agar berkembang. 

Sesuai dengan fokus yang dilakukan Ngalup.co terhadap siswa SMK, program ini bisa dimanfaatkan untuk meraih pekerjaan yang diinginkan. Utamanya, pada era digital seperti saat ini, yang membutuhkan kombinasi keterampilan. 

Tips Memasukkan Soft Skill ke Dalam CV

Saat menyusun keterangan riwayat hidup atau curriculum vitae (CV) tidak boleh sembarangan. Ada sederet tips memasukkan soft skill ke dalam CV agar mudah terbaca oleh penerima kerja. Sehingga, bisa dipertimbangkan dengan baik.

Memasukkan soft skill ke dalam CV bisa menjadi cara yang baik untuk menunjukkan keahlian di luar keterampilan teknis atau pengalaman kerja. Berikut adalah beberapa tips untuk memasukkan soft skill ke dalam CV:

  1. Kenali Soft Skill yang Relevan

Pertimbangkan jenis pekerjaan yang dilamar dan identifikasi soft skill yang paling relevan. Misalnya, jika melamar pekerjaan dalam pemasaran, soft skill yang relevan dapat mencakup kemampuan komunikasi yang baik, kemampuan bekerja sama, atau kreativitas.

  1. Gunakan Contoh Konkret

Alih-alih hanya mencantumkan soft skill, gunakan contoh konkret untuk menunjukkan bagaimana soft skill digunakan dalam pekerjaan sebelumnya. Misalnya,memiliki kemampuan komunikasi yang baik karena telah berhasil memimpin presentasi besar di depan klien atau tim proyek.

  1. Gunakan Istilah yang Tepat

Pilih istilah yang tepat dan jangan menggunakannya terlalu umum. Misalnya, memiliki “kemampuan interpersonal yang baik”, ini bisa terlalu umum dan kurang spesifik. Sebaliknya, pelamar kerja dapat menggunakan istilah seperti “kemampuan membangun hubungan yang kuat dengan klien” atau “kemampuan mengelola konflik dengan baik”.

  1. Cantumkan Dalam Bagian yang Tepat

Soft skill dapat disertakan dalam bagian ringkasan profil, di bawah pengalaman kerja yang relevan, atau dalam bagian keterampilan. Pastikan untuk menempatkan soft skill di tempat yang tepat. Sehingga mudah ditemukan oleh perekrut.

  1. Jangan Terlalu Berlebihan

Terakhir, pastikan untuk tidak terlalu berlebihan dengan soft skill. Jangan mencantumkan terlalu banyak soft skill sehingga CV terlihat terlalu dipenuhi atau kurang fokus pada keterampilan teknis dan pengalaman kerja. Pilihlah soft skill yang paling relevan dan terbaik untuk menunjukkan keahlian kepada perekrut.

Masih banyak bentuk pelatihan hard skill dan soft skill adalah pada Ngalup.co. Kegiatan ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing stakeholder dengan sasaran masing-masing. Mau tahu program lain dari kami? Cek website kami, yah!