Apa itu Bisnis B2B? Karakteristik, Strategi dan Contohnya

Photo of author
Written By ngalup

Artikel ini telah diterbitkan oleh
Ngalup Collaborative Network.

0
()

Berdasarkan karakteristik industri, skema B2B adalah akronim dari business to business. Pemahaman tersebut artinya terdapat kesepakatan antar pelaku bidang usaha yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh ringkas, sebuah industri yang bergerak di bidang busana atau fesyen, menjalin kongsi atau kolaborasi dengan industri di bidang pemasaran digital.

Kolaborasi yang terjalin tersebut dilakukan oleh perusahaan fesyen agar produknya mampu melakukan pemasaran melalui platform digital. Sementara, dari sisi industri pemasaran digital, tak hanya mendapat keuntungan berupa dana, namun juga tambahan portofolio yang mentereng bagi bidang usaha yang digeluti. 

Pada catatan kaki kini, akan menguraikan lebih lengkap mengenai pengertian, pemahaman, cara kerja, contoh dan strategi B2B adalah:

Apa Itu B2B

b2b adalah

Berdasarkan deskripsi singkat pada paragraf sebelumnya, pengertian B2B merujuk pada adanya kesepakatan yang terjalin antar pelaku industri. Sebagaimana telah dijabarkan, B2B adalah teknik kesepakatan bagi dua bidang usaha, bahkan lebih untuk mendapatkan laba. 

Skema transaksi ini terjadi antara kedua belah pihak usaha. Tujuannya, menjawab kebutuhan industri lain. Serta, saling menopang kemajuan industri yang tengah dijalankan. Tak hanya itu, juga agar sama-sema mendapatkan laba.

Meski demikian, industri yang bergerak di bidang B2B adalah bidang usaha yang memiliki sasaran konsumen yang tak sama dengan industri lainnya. Pada umumnya, industri jenis ini menyediakan benda dasar yang belum diolah.

Kemudian, ditawarkan kepada industri yang siap mengolah barang jadi. Tak sedikit jari jenis industri ini melibatkan agen, pedagang dan sejenisnya.

Cara Kerja Perusahaan B2B 

Sesuai dengan pemahaman sebelumnya, terdapat sederet cara kerja perusahaan B2B. Pada bagian ini, harus melibatkan pemahaman yang mendalam tentang segmen pasar mereka, penawaran harga yang kompetitif, pemasaran yang tepat sasaran, serta dukungan konsumen spesifik.

Berikut merupakan karakteristik bidang B2B, di antaranya:

1. Mencari Informasi

Pertama, cara kerja perusahaan B2B adalah melacak informasi dan melakukan observasi menyeluruh terkait industri yang ingin diajak berkolaborasi. Kedua unit bidang usaha tersebut semestinya saling mengenal. Sebab, kesepakatan yang terjalin berdasarkan koneksi yang terjalin indah antara keduanya.

2. Permohonan 

Kedua, cara kerja dalam bidang usaha B2B adalah mengajukan permohonan. Skema ini dilakukan jika masing-masing industri merasa cocok dan saling tertarik untuk melakukan kolaborasi. Permohonan ini dikirimkan kepada industri yang ingin diajak untuk saling terkoneksi sebagai bentuk formal.

Biasanya, ini dilakukan untuk melakukan penawaran bahan mentah yang dimiliki agar melalui proses produksi hingga dicetak menjadi barang siap pakai. 

3. Kesepakatan

Berikutnya, cara kerja perusahaan B2B adalah melakukan musyawarah dan kesepakatan antar industri. Adanya musyawarah dan kesepakatan tersebut terjalin jika sudah mendapatkan penawaran yang saling menguntungkan. Setelah proses ini, kedua belah pihak biasanya menandatangani berkas kesepakatan atau kontrak sebagai tanda jadi kolaborasi. 

4. Kongsi

Setelah bersepakat, proses terakhir dalam kesepakatan B2B adalah menjalin kongsi atau kerjasama antar industri. Industri yang memiliki barang mentah mengirim barang sesuai dengan jumlah dan harga yang telah disepakati. Kemudian, akan dilakukan proses pada industri barang jadi. Sehingga, nantinya, barang yang sudah selesai diolah siap digunakan.

5. Pembagian Pasar

Perusahaan B2B mencari pelanggan di pembagian yang lebih spesifik dan terfokus. Mereka mungkin mengkhususkan diri dalam industri tertentu atau menawarkan solusi khusus untuk kebutuhan bisnis.

6. Penjualan

Perusahaan B2B biasanya memiliki siklus penjualan yang lebih panjang daripada perusahaan B2C. Penjualan B2B sering melibatkan proposal, negosiasi, dan kontrak yang rumit.

7. Pemasaran

Pemasaran B2B melibatkan strategi yang berbeda dari B2C. Perusahaan B2B cenderung menggunakan pemasaran berbasis data dan analitik untuk mengidentifikasi prospek pelanggan yang paling cocok. Mereka juga sering melakukan pemasaran langsung dan pameran dagang untuk menjangkau calon pelanggan.

8. Harga

Perusahaan B2B biasanya menawarkan harga yang lebih tinggi karena produk atau layanan yang lebih condong bersifat kompleks dan istimewa. Biaya yang diterapkan bisa jadi lebih mahal. Karena perusahaan B2B sering menawarkan layanan dan dukungan tambahan kepada konsumen.

9. Dukungan Konsumen

Bidang industri B2B sering memberikan dukungan pelanggan. Jadi, lebih istimewa dibandingkan perusahaan B2C. Hal ini mungkin termasuk dukungan teknis, pelatihan, dan konsultasi.

10. Kerjasama 

Perusahaan B2B sering kali melakukan kerja sama bisnis dengan pelanggan mereka. Ini mungkin termasuk kemitraan jangka panjang, kerjasama dalam pengembangan produk, dan program penghargaan untuk pelanggan yang setia.

Perbedaan B2B dan B2C

perbedaan B2B dan B2C

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, B2B adalah skema kolaborasi antara business to business. Sedangkan, B2C merupakan jalinan hubungan atau koneksi antara business to customer. Berikut adalah penjabaran mengenai perbedaan B2B dan B2C, yaitu: 

1. Metode Membentuk Citra

Perbedaan pertama, yaitu metode yang dilakukan untuk membentuk citra dan reputasi industri pada khalayak. Teknik yang dilakukan oleh B2B adalah menempatkan posisi produk yang dimiliki kepada konsumen. Sehingga, terus diingat.

Tak hanya itu, industri yang bergerak di bidang ini turut diminta untuk menjalin relasi antar sesama pelaku industri. Salah satunya, membuat program menarik secara khusus.

Sementara, industri bidang B2C, metode yang digunakan dalam membentuk citra adalah menampilkan pesan. Salah satunya menggunakan copywriting yang cukup nendang agar diingat konsumennya. 

2. Pelanggan 

Berdasarkan definisinya, kedua jenis ini sangat terlihat memiliki jenis pelanggan yang berbeda. Pengguna B2B adalah jajaran pengambil keputusan dalam sebuah industri. Misalnya, pada tingkatan jabatan manajer. Sebaliknya, pada perusahaan B2C, yang menjadi pelanggan adalah pengguna langsung. Artinya, orang yang menjadi pengguna akhir sebuah produk. 

3. Relasi Pelanggan

Mengatur alur komunikasi dan hubungan dengan konsumen juga tak sama dengan skema B2C. Sesuai dengan sasarannya, B2B adalah industri dengan pelanggan yang berasal dari jajaran manajer. Sehingga, membutuhkan pendekatan khusus bersifat personal. Tujuannya, agar pelanggan tertarik dan bersedia melakukan kolaborasi dalam waktu yang cukup panjang.

Sedangkan, pada industri yang bergerak di bidang B2C, relasi yang dijalin dengan pelanggan hanya bersifat transaksional. Mereka hanya berpikir bagaimana caranya agar pelanggan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan sebanyak mungkin.

4. Menulis Teks Untuk Promosi

Berikutnya, perbedaan terdapat pada teknik penulisan untuk kebutuhan promosi. Sesuai sasarannya, industri B2B adalah orang-orang yang sudah memahami terkait proses dan kepastian dalam sebuah industri yang diambil. Sehingga, penggunaan teks yang dipilih untuk kepentingan promosi lebih bersifat professional. 

Sementara, pada B2C, lebih terlihat santai, mengikuti tren dan menggetarkan hati, sesuai dengan sasaran pelanggan. 

5. Sasaran Pasar

Sesuai dengan pergerakan industri, B2B adalah jenis organisasi yang memiliki sasaran pasar lebih spesifik. Sehingga, berbeda dengan sasaran pasar lainnya. Tak hanya itu, B2B juga bertujuan mendapatkan perolehan prospek dalam industri. Umumnya, mereka menggunakan teknik analisis data menggunakan tools pemasaran digital. 

Sementara, pada industri B2C, memiliki sasaran pasar yang lebih luas. Sehingga, akan menyusun teknik pemasaran mulai dari tahap membangun kesadaran hingga jumlah penjualan yang didapatkan.

6. Layanan

Tak hanya dari jenisnya, kedua industri ini turut memiliki perbedaan dalam bidang layanan. B2B adalah industri yang menyediakan pelayanan lebih fleksibel. Sebab, mengikuti kebutuhan konsumen. Sedangkan pada industri B2C, menyediakan jasa atau produk tersendiri. Ini nantinya akan dijual kepada konsumennya.

7. Biaya

B2B adalah bidang usaha dengan biaya yang sedikit lebih mahal. Sebab, mereka menawarkan layanan spesifik serta cenderung lebih sempit karena menyesuaikan kebutuhan klien. Sedangkan B2C. lantaran memiliki pelanggan yang lebih luas, biaya yang dibanderol lebih murah.

Karakteristik B2B

karakteristik B2B

Jika disesuaikan dengan uraian singkat di atas, terdapat karakteristik B2B. Pada bagian ini, akan menjelaskan secara menyeluruh mengenai keunikan dan ciri-ciri B2B adalah sebagai berikut:

1. Nilai Kesepakatan

Salah satu keunikan pada industri B2B adalah nilai kesepakatan yang cenderung lebih besar. Sebab, biasanya, industri yang menjadi mitra melakukan pembelian dalam jumlah yang cukup banyak. Ini dilakukan untuk deretan industri yang melakukan produksi skala besar.

2. Metode Pemasaran Penuh Informasi

Selanjutnya, keunikan dari industri B2B adalah membuat metode pemasaran yang penuh dengan informasi bermanfaat. Hal ini dilakukan lantaran yang menjadi mitra adalah unit usaha lain. Sehingga, mereka membutuhkan keterangan yang menyeluruh dan jelas terkait produk dan jasa yang akan berkolaborasi. 

Terkait hal ini, industri yang bergerang di bidang ini akan menyesuaikan kualitas dan biaya yang diberikan.

3. Relasi Berkepanjangan

Selanjutnya, menjalin kemitraan yang berkepanjangan. Sebab, dalam proses kesepakatan yang dilakukan dengan mitra cukup lama dan berliku. Sehingga, dalam hal ini, masing-masing industri harus menjalin kemitraan dan relasi berkepanjangan.

Hal ini sangat penting untuk menjaga stabilitas ritme industri. Sehingga, proses produksi yang dilakukan bisa berjalan dengan lancar. 

4. Memutuskan Dengan Bijaksana

Berikutnya, keunikan lainnya adalah memutuskan untuk menjalin kemitraan dengan bijaksana. Sebab, hal ini menyangkut berbagai bagian yang berpengaruh di dalam maupun luar industri. Sebab, diperlukan banyak kepala untuk memberikan keputusan.

Sebab, terdapat banyak jenjang dalam menentukan langkah atau keputusan. Seperti riset, spesifikasi, observasi, peninjauan hingga evaluasi. Sehingga harus berhati-hati dan banyak pertimbangan. Dalam menentukan keputusan besar, jangan sampai menimbulkan kerugian. 

5. Saling Memahami Antar Industri

Industri yang menjalin hubungan dan kemitraan yang baik, harus saling memahami dengan rajin menjalin komunikasi dan koordinasi. Sehingga, bisa terjalin hubungan yang baik dan kepercayaan. Sebab, telah saling mengenal kinerja satu sama lain.

6. Mementingkan Laba

Dalam membangun industri di bidang B2B, industri lebih mementingkan keuntungan atas penanaman modal yang telah dikeluarkan. Mereka akan melakukan penghitungan secara menyeluruh agar mendapat keuntungan yang diinginkan. Jika di tengah jalan nanti terjadi kerugian, biasanya industri tidak melanjutkan perjanjian kerjasama. 

7. Pasar Global

Dalam membangun industri di bidang B2B, industri lebih mementingkan keuntungan atas penanaman modal yang telah dikeluarkan. Mereka akan melakukan penghitungan secara menyeluruh agar mendapat keuntungan yang diinginkan. Jika di tengah jalan nanti terjadi kerugian, biasanya industri tidak melanjutkan perjanjian kerjasama. 

8. Fokus Keperluan Antar Bidang Usaha

Bagi industri yang bergerak di bidang B2B, akan berdasar pada keperluan antar bidang usaha. Mereka tak akan bersinggungan langsung dengan pelanggan. Sebab, substansi bidang usaha yang diangkat tak sama. Sehingga, produk atau jasa yang ditawarkan diarahkan untuk keuntungan bidang usaha. Jadi, nilai transaksi dan relasi yang didapat bisa lebih banyak.

Layanan B2B

Layanan B2B merupakan fasilitas bidang usaha yang menyediakan deretan komoditas dari industri barang mentah bagi industri pengolahan barang jadi. Artinya, layanan B2B tidak ditujukan bagi pelanggan terakhir, melainkan bagi organisasi.

Dimana organisasi yang menjalin kolaborasi tersebut memerlukan solusi demi menjalankan bisnis mereka. Misalnya, pelayanan pengiriman, keuangan serta penyedia bahan mentah.

Bagi industri yang menyediakan pelayanan di bidang B2B, industri yang bertindak sebagai konsumen menyediakan persyaratan yang lebih rumit dan cenderung lebih detail dibandingkan konsumen biasa.

Sebab itu, mereka harus mempunyai wawasan dan keahlian mumpuni. Tujuannya, agar solusi yang diberikan bagi pelanggan bisa tepat sasaran. 

Layanan B2B juga bisa diterapkan melalui platform B2B e-commerce. Ini memudahkan industri untuk melakukan jalinan keakraban dengan konsumen. Serta, bisa negosiasi dan bersepakat melalui platform digital.

Strategi B2B

strategi B2B

Jika disesuaikan dengan uraian singkat di atas, setiap bidang usaha memiliki metode tersendiri agar berkembang. Terdapat macam-macam strategi B2B yang biasa ditemukan dalam industri secara umum, meliputi:

1. Membangun Koneksi

Bagi industri ini, koneksi dengan klien maupun konsumen bisa memberikan manfaat yang cukup signifikan bagi kemajuan dan pengembangan usaha. Sehingga, tidak berhenti di satu titik saja. Maka dari itu, bidang usaha yang bertanggung jawab atas skema ini, harus bisa memberikan pelayanan dan servis yang baik agar pelanggan tidak kecewa.

2. Fokus Kualitas Produk

Saat membangun dan merancang sebuah barang atau produk, harus betul-betul dipikirkan secara matang. Sebab, ini ada korelasinya dengan kepercayaan yang diberikan oleh konsumen. Tujuannya, tak hanya sebagai pembeli setia, namun juga mempererat tali silaturahmi di bidang usaha. Sehingga, saat pembuatan barang ini, perlu dipikirkan kualitasnya.

3. Layanan Berkualitas

Tak hanya memikirkan kualitas barang yang dihasilkan, pelayanan yang diberikan juga menjadi salah satu faktor krusial. Jika memiliki produk atau barang kualitas tinggi, namun pelayanan yang diberikan buruk, bisa berpengaruh terhadap turunnya kepercayaan pelanggan. Secara otomatis, juga turut berpengaruh terhadap pendapatan.

4. Mengoptimalkan Prosedur

Mengambil langkah pasti dalam industri ini, harus betul-betul memikirkan kebutuhan industri. Misalnya, memaksimalkan tenaga yang ada dan meminimalisir anggaran untuk menghasilkan produk. Sehingga, butuh kebijaksanaan dalam mengelola anggaran dan sistem operasional pada sebuah industri agar berjalan dengan lancar.

5. Kesadaran Merek

Hampir setiap industri memikirkan betul-betul bagaimana cara agar barang maupun layanan yang diberikan bisa dikenal dan diterima oleh konsumen. Caranya, dengan melakukan pemasaran yang masif, baik dengan cara konvensional maupun digital. Termasuk, menjalin relasi pemasaran dengan media. 

6. Berjejaring

Dalam industri manapun, saat ini tak lepas dari pengaruh jejaring. Cara ini bisa membuka kesempatan dan peluang baru bagi sebuah industri. Baik peluang untuk memperluas potensi pemasaran hingga perluasan bisnis. 

7. Mengawasi Kompetitor

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melihat gerak-gerik dari kompetitor. Tujuannya, agar industri yang b=dibangun tetap mengikuti tren pasar dan belajar dari pengalaman industri lain. Sehingga, meminimalisir terjadinya kesalahan. Serta, hasil riset yang akurat juga bisa memberikan kontribusi terhadap kemajuan industri. 

8. Menjaga Kecepatan Inovasi

Salah satu kunci sukses dalam bidang usaha B2B yaitu inovasi. Mereka harus siap dengan adanya transformasi zaman dan menyesuaikan dengan layanan mereka. Sehingga, bisnis bisa tetap bertahan di tengah berbagai gempuran.

Contoh Penerapan B2B oleh Ngalup.co

Pada bagian ini, akan menguraikan lebih jauh terkait contoh B2B. Dalam membangun bidang usaha untuk memutar roda perekonomian, tak sedikit perusahaan yang melakukan kolaborasi untuk sama-sama mendapatkan keuntungan. Kekinian, sudah jarang ditemukan persaingan bisnis tak sehat, melainkan justru saling melengkapi.

Seperti yang dilakukan Ngalup Collaborative Network (Ngalup.co) dengan salah satu industri perawatan kecantikan, yakni KF Skin. Sebagai penggerak ekosistem dan mendukung kemajuan sebuah bisnis, Ngalup.co memenuhi permintaan pihak KF Skin melalui program In House Training.

Dalam program tersebut, karyawan KF Skin diberi pelatihan berupa digital marketing, copywriting dan sejenisnya. Tujuannya, untuk menunjang pemasaran bisnis KF Skin di bidang digital. Tentunya, dari pelatihan ini, diharapkan mampu mendekatkan KF Skin dengan calon pelanggannya dan mendapatkan keuntungan jika pelanggan melakukan pembelian. 

Pelatihan tersebut diikuti oleh puluhan karyawan KF Skin selama empat hari di kawasan Lamongan, tempat usaha ini bernaung. Pelatihan diberikan oleh para mentor yang sudah ahli di bidangnya. Tak sekadar mendapatkan ilmu berupa materi, namun peserta juga melakukan praktik secara langsung.

Tingkatkan Kemampuan Strategi Bisnis Bareng Ngalup.co

ngalup collaboration

Lebih jauh, mengenai hal ini, Ngalup.co memiliki sederet program dan kegiatan menarik mengenai kebutuhan In House Training bagi perusahaan yang membutuhkan. Tema yang diberikan merupakan digital marketing hingga disesuaikan dengan permintaan klien.

Sederet pelatihan tersebut tidak hanya berlaku bagi korporat, melainkan juga siswa/siswi SMK, pencari kerja hingga penyuluhan peningkatan kemampuan bagi pekerja baru maupun yang berpindah karir.

Segera buat Kolaborasi Bareng Ngalup.co untuk tingkatkan kemampuan karyawan perusahaan.

Penjabaran di atas merupakan pengertian hingga contoh B2B adalah. Jika ingin tahu terkait program dan artikel menarik lainnya, cek selalu website kami, yah!

Apakah Konten ini Bermanfaat untukmu?

Berikan Rating untuk Konten ini

Average rating / 5. Vote count: