Bagi Anda yang saat ini sedang mencari lowongan kerja sedikit banyak pasti sering melihat istilah soft ataupun hard skill. Apakah Anda sudah mengerti konsep dari soft ataupun hard skill adalah seperti apa?
Kedua hal tersebut penting untuk Anda pahami karena menyangkut spesifikasi yang HRD inginkan .saat menyeleksi seorang karyawan. Bagaimana dapat tergabung dalam perusahaan yang Anda idam-idamkan jika tidak mengerti maksud spesifikasinya ? Oleh karena itu mari pelajari konsep soft skill dan hard skill ini secara lebih dalam.
Pengertian Hard Skill
Definisi dari hard skill adalah kompetensi yang menjadi pondasi utama supaya dapat melakukan suatu bidang pekerjaan dengan baik. Dengan demikian tentunya Anda harus memiliki pengetahuan yang mendalam baik itu secara teoretis maupun aplikatif dari bidang pekerjaan itu.
Oleh karena membutuhkan pengetahuan itulah maka biasanya Anda harus mengikuti pendidikan dan pelatihan formal di suatu lembaga. Nantinya lembaga tersebut akan memberikan Anda sertifikat apabila Anda berhasil lulus dari ujian.
Nantinya sertifikat tersebut yang akan dapat Anda gunakan sebagai bukti valid untuk melamar pekerjaan di posisi tertentu. Tentu saja HRD akan jauh lebih percaya bahwa Anda sungguh menguasai ilmu dari posisi yang Anda lamar jika ada bukti nyatanya.
Namun perlu Anda garis bawahi ada kata “biasanya” untuk memperoleh hard skill adalah melalui pendidikan dan pelatihan formal.
Pada kenyataannya tidak selalu demikian karena tidak sedikit juga orang memiliki suatu hard skill dengan mempelajarinya sendiri /otodidak. Apalagi kini segala informasi bisa jauh lebih mudah dan gratis untuk Anda cari lewat google.
Akan tetapi dengan cara belajar seperti ini, effort yang Anda perlu keluarkan akan semakin banyak. Misalnya effort untuk mencari apa saja materi-materi yang relevan dari hard skill yang ingin Anda pelajari. Berbeda dari belajar lewat lembaga yang kurikulumnya sudah mereka susun secara rapi, Anda tinggal terima jadi.
Selain itu juga effort untuk menyusun portofolio untuk melamar perusahaan. Mau tidak mau, Anda harus mempersiapkan dan membuat secara mandiri. Sementara lewat lembaga, selain dapat sertifikat, ada juga yang memberikan penugasan proyek yang dapat Anda jadikan portofolio.
Contoh Hard Skill
Melihat penjelasan hard skill adalah demikian supaya Anda mendapatkan penggambaran yang lebih jelas, berikut pemaparan contoh kasusnya :
- Misalkan perusahaan membutuhkan karyawan yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik. Supaya memenuhi kualifikasi itu Anda harus memiliki sertifikat seperti nilai TOEFL maupun IELTS yang bagus.
- Anda ingin melamar pekerjaan yang ada kaitannya dalam penyusunan suatu website seperti design, writer, SEO, dsb. Dengan demikian penting bagi Anda untuk juga menyertakan berkas seperti :
- Sample desain ataupun tulisan yang Anda lakukan pada website milik Anda sendiri.
- Untuk bidang SEO maka perlu memberikan bukti bahwa Anda familiar dengan itools untuk riset kata kunci.
- Ingin diterima pada perusahaan yang sedang membutuhkan content creator? Tentu saja tampilkan contoh video yang sudah pernah Anda buat. Tunjukkan mulai dari kemampuan Anda membawakan konten dan juga kemampuan untuk mengedit video.
- Perusahaan yang membuka lowongan social media strategist pasti membutuhkan bukti Anda sudah mengerti cara menganalisis algoritma dan performa konten.
- Perusahaan farmasi yang membutuhkan tenaga apoteker pasti menyuruh pelamar untuk melampirkan sertifikat pelatihannya.
Apa Itu Soft Skill
Kalau definisi hard skill adalah seperti pembahasan di atas lantas bagaimana dengan soft skill?
Jadi soft skill merupakan suatu kemampuan yang secara umum tidak dapat Anda peroleh lewat lembaga pelatihan dan pendidikan manapun. Konsekuensinya Anda harus belajar sendiri lewat pengalaman untuk memperoleh dan meningkatkannya.
Secara spesifik, soft skill akan berhubungan dengan bagaimana kemampuan untuk membawa diri dalam berinteraksi dengan orang lain khususnya dalam dunia kerja.
Berdasarkan definisi itu bisa dibilang soft skill juga tidak kalah pentingnya dari hard skill. Mengapa demikian? Kepintaran Anda akan jadi percuma apabila Anda tidak bisa menjaga hubungan baik dengan dengan rekan-rekan kerja.
Ingat bahwa Anda hanyalah manusia biasa sehingga tidak mungkin akan melakukan semuanya sendiri dan pasti akan butuh bantuan suatu saat.
Mengacu pada uraian di atas apakah berarti mutlak Anda hanya bisa belajar soft skill dari pengalaman? Tidak dapat dipungkiri kalau mempelajari sesuatu hanya lewat pengalaman akan lebih sulit daripada bila ada panduannya.
Tenang saja, Anda tidak perlu berkecil hati. Ada banyak buku-buku panduan tentang character development khususnya mengenai cara bersosialisasi dengan tepat. Di samping itu banyak juga kelas dan seminar yang mengadakan pelatihan mengenai soft skill
Akan tetapi meskipun sudah ada bantuan pelatihan, ujung-ujungnya juga akan kembali kepada jam terbang. Pelatihan hard skill adalah jauh lebih mudah dikuasai selama logika Anda mampu untuk mengikuti. Cukup dengan itu, tidak mustahil Anda melatih kemampuan ini sendirian.
Hal tersebut tidak akan terjadi pada soft skill. Bila Anda mau belajar bersosialisasi maka sudah pasti Anda harus membiasakan diri untuk berbicara dengan orang lain secara teratur. Sudah jelas mengandalkan logika saja tidak akan cukup karena Anda juga harus paham aspek-aspek lain seperti empati, inisiatif, gaya bahasa, dsb.
Contoh Soft Skill
Cara Anda berinteraksi akan mempengaruhi bagaimana orang lain akan menaruh rasa hormat. Maka dari itu, inilah beberapa contoh soft skill yang penting untuk Anda pelajari :
1. Komunikasi
Komunikasi di sini berlaku secara luas, tidak hanya verbal tapi juga nonverbal. Tidak hanya saat di depan umum namun juga pada keseharian.
Aspek ini sangat penting bukan hanya untuk memudahkan Anda berbaur dalam pergaulan sosial tapi juga akan berguna untuk urusan yang lebih serius. Misalnya untuk bernegosiasi urusan bisnis, menangani konflik dengan rekan kerja, meyakinkan konsumen, dll.
2. Membaca Watak dan Body Language Lawan Bicara
Masih banyak pemikiran yang keliru bahwa pandai berkomunikasi sama dengan harus pandai lip service. Padahal esensi komunikasi tidak terletak pada banyaknya kata tapi seberapa efektif kata yang dilontarkan untuk membuat lawan bicara memahami maksud Anda.
Dalam mewujudkan keefektifan itulah Anda perlu memiliki skill membaca watak dan bahasa tubuh.
Setiap orang memiliki wataknya sendiri-sendiri sehingga cara berkomunikasinya juga variatif. Ada orang yang suka diajak basa-basi, ada juga yang straight to the point. Bila ingin komunikasi berjalan efektif maka Anda juga harus menyesuaikan.
Begitu pula halnya dengan bahasa tubuh karena seringkali informasi yang keluar dari mulut dan gerak tubuh jauh berbeda. Dengan memahami ini, Anda akan lebih mudah memahami timing yang tepat kapan harus bicara dan kapan harus mendengarkan.
Jadi misalnya lawan bicara Anda terlihat murung, Anda akan peka untuk menjadi tempat curhatnya. Baru setelah unek-uneknya keluar, komunikasi pun akan jadi lebih cair.
Kemampuan membaca bahasa tubuh juga akan sangat bermanfaat dalam melakukan negosiasi.
3. Critical Thinking
Berpikir kritis berbicara tentang bagaimana Anda memproses suatu informasi apakah sudah sesuai logika, tidak serta merta menelannya mentah-mentah. Jadi bila menerima perintah dari atasan yang sekiranya kurang tepat, Anda dapat memberikan sanggahan.
Di samping itu berpikir kritis juga penting supaya Anda menjadi makin teliti dengan keadaan. Menangkap suatu permasalahan yang sebelumnya tidak ada yang menyadari sekaligus mengerti cara memberikan solusi yang tepat sasaran.
4. Manajemen Waktu
Waktu adalah uang yang tidak akan pernah bisa Anda kembalikan lagi jumlahnya seperti semula karena sudah menyangkut masa hidup. Dengan demikian tidak menghargai waktu sama saja tidak menghargai masa hidup.
Lalu apa kaitannya soft skill dengan menghargai waktu? Dari bagaimana kemampuan Anda membuat perencanaan yang matang agar dalam jangka waktu tertentu benar-benar menghasilkan sesuatu yang produktif. Memahami dengan baik apa yang benar-benar menjadi prioritas dan berkomitmen di situ.
Perbedaan Hard Skill dan Soft Skill
Dari penjabaran panjang lebar definisinya maka soft skill dan hard skill adalah dapat dibedakan dari berbagai parameter ini :
1. Cara Memperoleh dan Meningkatkan
Anda dapat mengembangkan hard skill adalah dengan rajin mengikuti berbagai pelatihan dan pendidikan secara bertahap. Mulai dari yang awalnya tidak tahu apa-apa sampai bisa memahami konsep-konsep teknis yang kompleks.
Sementara meskipun soft skill sendiri sebenarnya sudah ada bantuan pelatihannya tapi tidak akan bisa dirumuskan secara teoretis seperti hard skill. Seperti contoh skill bersosialisasi itu perlakuannya pada tiap orang situasional. Jadi untuk melatihnya mau tidak mau Anda harus memperbanyak pengalaman dalam berinteraksi.
2. Objektivitas Penilaian
Mengukur hard skill adalah dapat dilakukan secara objektif karena panduannya jelas mengenai materi apa saja yang harus Anda kuasai. Jadi untuk penilaian tinggal melihat saja seberapa pandai Anda menerapkan suatu teori pada studi kasus tertentu. Tidak heran akhirnya hard skill dapat tercantum dengan angka.
Sementara penilaian semacam itu tidak akan bisa terjadi pada soft skill. Misalnya dalam cara berkomunikasi segala sesuatunya bersifat relatif tergantung situasi dan kondisi.
Bisa jadi di suatu hari Anda berbicara kepada seseorang dengan ceplas-ceplos tanpa masalah karena memang ia sedang baik moodnya. Namun kemudian di lain hari, orang yang sama jadi kurang berkenan dengan gaya bicara Anda karena ia sedang banyak pikiran.
3. Bagaimana HRD menilainya
Bagi HRD menilai hard skill adalah lebih mudah daripada soft skill. Untuk menilai yang pertama cukup mengecek CV beserta sertifikat yang Anda lampirkan. Apakah pengalaman dan kemampuan hard skill yang Anda punya sesuai dengan standar dan kebutuhan perusahaan?
Sedangkan untuk menilai soft skill, HRD harus melihat langsung dari attitude yang Anda tunjukkan saat sesi wawancara atau bisa juga lewat tes psikologi.
4. Visibiltas/ Keberwujudannya
Orang yang memang kompetensinya bagus dari segi hard skill adalah tidak hanya dari nilai tapi memang orang lain pun dapat melihat. Contoh paling mudahnya hard skill dalam bermusik, akan terlihat jelas dari bagaimana kemerduannya saat menyanyi ataupun seberapa pandai memainkan instrumen.
Begitu pula dengan orang yang memiliki kemampuan mekanik, ia selalu berhasil memperbaiki mesin yang rusak.
Sementara keberwujudan soft skill lebih sulit terdeteksi. Dampaknya akan baru terdeteksi setelah beberapa saat. Misalnya seseorang yang memiliki soft skill kepemimpinan.
Pada awalnya dampak tidak akan terasa sebab masih dalam proses koordinasi dan persiapan. Baru saat memasuki fase eksekusi suatu pekerjaan akan terlihat bagaimana kualitas soft skill tersebut.
Cara Meningkatkan Hard Skill
1. Selektiflah Memilih Training
Jika ingin mengembangkan hard skill adalah mutlak hukumnya ikut pelatihan dan pendidikan. Apalagi sekarang dengan adanya aplikasi untuk bertatap muka secara online, mengikuti pelatihan jadi makin mudah.
Namun dengan kemudahan itu membawa konsekuensi pelatihan jadi makin banyak berseliweran. Anda jadi harus pandai-pandai dalam menentukan lembaga mana yang akan menjadi tempat mengenyam pelatihan.
Bayangkan sudah mengeluarkan biaya mahal-mahal ternyata cuma abal-abal. Pasti menyesal bukan telah tertipu headline cetar-cetar?
Supaya tidak sampai terjadi maka berikut tips untuk memilih :
a. Cari Tahu Latar Belakang Pengajarnya
Sebagus apapun materi hard skill adalah tidak akan pernah optimal kalo pengajarnya kurang kompeten.
Oleh karena itu, dalam memilih training, Anda harus cari tau dulu kualitas gurunya seperti apa. Liat dulu latar belakang, pengalaman, dan prestasi apa saja yang udah pernah ia ukir.
b. Cari Tahu Kualitas Materinya
Materi-materi hard skill adalah hal yang tidak kalah penting. Anda harus riset juga soal seperti apa adalah yang akan diajarkan.
Pastikan bukan hanya materi yang dangkal, cuma sekedar tutorial. Training yang bagus juga harus mengajarkan bagaimana cara optimasi dan evaluasi.
c. Cek Pada Testimoni Dari Orang-Orang yang Sudah Pernah Gabung
Terakhir cara untuk kroscek kualitas kursus hard skill adalah melihat testimoni alumni-alumni yang pernah ikut baik. Bisa Anda cek di media sosial atau website.
2. Berlatih Secara Konsisten
Beberapa dari Anda mungkin pernah mendengar kutipan dari Malcolm Gladwell tentang bagaimana cara menjadi seorang ahli. Ia menyatakan bahwa Anda harus menghabiskan 10.000 jam terlebih dahulu untuk mempelajari suatu bidang supaya dapat menjadi ahli.
Hal itu menyatakan bahwa mencapai penguasaan yang tinggi dari hard skill adalah harus konsisten dan tekun. Percuma saja Anda mengikuti banyak pelatihan hard skill tapi setelah selesai ilmunya tidak Anda latih sama sekali. Tidak akan mungkin kemahiran Anda meningkat kalau kondisinya begitu.
Dalam menjaga konsistensi itulah, Anda perlu membuat jadwal dan berkomitmen sampai menjadi sebuah kebiasaan.
3. Proaktif Meminta Pendapat Dari yang Sudah Ahli dan Berpengalaman
Orang yang memiliki passion akan selalu berusaha menjadi pribadi yang lebih baik sehingga justru akan senang bila ada yang mengoreksinya.
Jadi jangan pasif dalam mengikuti training hard skill. Proaktif lah bertanya pada teman sekelas maupun mentor yang mengajarkan. Kritik dan saran dari mereka akan membuat Anda akan mendapatkan gambaran yang jelas apa yang masih kurang dan bagaimana memperbaikinya.
Di sinilah kemampuan hard skill adalah akan terasah lebih efektif.
Tips Mencantumkan Hard Skill Dalam CV
Jangan sembarangan mencantumkan hard skill yang Anda miliki. Sebelum itu, ada hal yang harus Anda perhatikan :
1. Perhatikan Ketentuan Lowongan Kerjanya
Pastikan jenis hard skill yang akan Anda masukkan sudah sesuai dengan ketentuan dari iklan lowongan. Semisal dalam iklan menyebutkan pelamar harus memiliki kemampuan video editing. Baru selanjutnya Anda tulis skill dan berkas yang sesuai untuk menjadi bukti bahwa memang Anda menguasai kemampuan itu.
2. Deskripsikan Sedetail-Detailnya
Mengapa mencantumkan pengalaman latihan hard skill adalah harus detail. Sudah tentu supaya HRD memperoleh gambaran yang juga semakin jelas tentang pelatihan yang pernah Anda ikuti.
Pada dasarnya HRD memang suka informasi yang detail karena memberi penilaian lebih mudah karena tahu apa saja yang sudah Anda pelajari. Di samping itu tentu saja dari penjabaran itu, mereka akan menilai Anda benar-benar memahami materinya. Perbedaan soft skill dan hard skill adalah terlihat jelas jadi jangan salah lagi membedakannya.